Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengembangan motor baru KTM pada MotoGP mencuri perhatian dengan keterlibatan juru aerodinamika dari F1.
Aerodinamika telah menjadi salah satu aspek yang krusial pada MotoGP.
Sejak Ducati membawa teknologi winglet pada 2015, pengembangan aerodinamika menjadi makin krusial di MotoGP.
Dengan aerodinamika, pabrikan bisa melakukan eksperimen dengan geometri dari motor mereka untuk mendapatkan peningkatan dalam akselerasi, kecepatan, hingga grip.
Tampilan motor MotoGP yang tadinya "polos" menjadi rumit layaknya mobil F1 dengan komponen-komponen ekstra di segala sisi.
KTM menjadi salah satu pabrikan yang serius mengembangkan aerodinamika.
Sumber daya mereka bertambah setelah mendapat tenaga baru dari sister team mereka di F1 yaitu Red Bull Racing.
Pembatasan bujet di F1 menyebabkan perpindahan sejumlah teknisi dari Red Bull Racing ke Red Bull Advanced Technologies.
Manajer Tim KTM MotoGP, Francesco Guidotti, menantikan hasil dari pengembangan aerodinamika untuk menatap musim depan,
Baca Juga: Pol Espargaro: Tak Miliki Pencapaian di Honda Itu Hal Menyakitkan
"Ini adalah kemitraan bisnis dan kami mungkin berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat," ucap Guidotti, dikutip BolaSport.com dari Crash.net.
"Kami harus sedikit meningkatkan sisi aerodinamika motor. Ini salah satu aspek yang belum dieksplorasi dunia motor hingga beberapa tahun yang lalu."
"Jadi tentunya ada ruang untuk peningkatan di sana dan kesepakatan dengan Red Bull Technologies bisa membantu kami."
Guidotti berharap purwarupa dari aerodinamika baru akan siap untuk diuji coba saat tes pramusim digelar pada Februari 2023 di Sepang, Malaysia.
Sebagai informasi, setiap pembalap hanya bisa melakukan pergantian aerodinamika sebanyak satu kali saja selama satu musim.
Tentunya, konsep aerodinamika di F1 dan MotoGP memiliki perbedaan.
Motor MotoGP bergerak lebih dinamis sehingga ada perbedaan antara ketika motor berada dalam posisi tegak dengan saat dimiringkan di tikungan.
Selain itu ride-height device, peranti yang mengubah ketinggian motor untuk mencegah wheelie (terangkatnya roda depan saat berakselerasi), menghadirkan variabel lain untuk dipertimbangkan.
"Bukan hanya untuk mencegah wheelie, aerodinamika memengaruhi segalanya sekarang," ucap Guidotti lagi.
Baca Juga: Informasi A1: Tim Valentino Rossi Bakal Jadi Tim Satelit Yamaha pada MotoGP 2024
"Apalagi dengan adanya perangkat pengatur ketinggian dan efisiensi dari aerodinamika saat ketinggian motor berubah."
KTM bukan pabrikan pertama yang mengambil pengetahuan aerodinamika dari F1.
Aprilia lebih dahulu melakukannya sejak CEO mereka sekarang, Massimo Rivola, eks direktur olahraga Ferrari, bergabung pada 2019.
Rivola membawa beberapa teknisi dengan latar belakang ajang balap jet darat tersebut.
Salah satu eksperimen Aprilia yang berhasil mencuri perhatian adalah sayap pada bagian buritan dan pemanfaatan ground effect melalui fairing samping.
Baca Juga: Saran dari Pengamat, Marc Marquez Bikin Honda Maju Kena Mundur Kena?