Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Hasil manis didapat skuad bulu tangkis Indonesia dari Manama. Menempatkan tiga wakil ke partai final, para pemain pelapis sukses merebut dua gelar juara dari turnamen Alsharif Group Bahrain International Challenge 2022.
Pada kejuaraan yang berlangsung di The Bahrain Keraleeya Samajam, Manama, Bahrain, 29 November-4 Desember itu, dua gelar dipersembahkan oleh Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto (ganda putri) dan Muhammad Rayhan Nur Fadillah/Rahmat Hidayat (ganda putra).
Sementara itu, Ester Nurumi Tri Wardoyo menjadi runner-up setelah dikalahkan Pitchamon Opatniputh (Thailand), 17-21, 16-21.
Lanny/Ribka berhasil merebut mahkota juara usai menaklukkan unggulan pertama, Treesa Jolly/Gayatri Gopichand Pullela (India), dengan skor 21-18, 21-16.
Baca Juga: Undian BWF World Tour Finals 2022 Digelar Malam Ini, Penentuan Lawan Wakil Indonesia
"Alhamdulillah bisa juara di Bahrain. Semoga gelar ini bisa menambah rasa percaya diri saya bersama Lanny untuk bersaing di level yang lebih tinggi lagi," kata Ribka dilansir BolaSport.com dari PBSI.
"Hasil ini juga menjadi modal untuk mendapatkan prestasi yang lebih banyak lagi ke depannya," ucap Ribka.
"Kunci kemenangan kami saling percaya dengan kemampuan partner di lapangan. Komunikasi juga terus dijalin dengan saling mengingatkan kalau masing-masing ada yang panik. Di laga itu saya lebih bermain nothing to lose karena rangking lawan juga jauh di atas," aku Lanny.
Kemenangan ini merupakan gelar kedua bagi Lanny/Ribka sejak mulai dipasangkan pada Vietnam Open, September 2022. Sebelumnya, mereka menjadi juara pada Indonesia International Challenge di Malang, Oktober kemarin.
Menurut pelatih ganda putri, Prasetyo Restu Basuki, pada awal permainan Lanny/Ribka masih belum nyaman, terutama Lanny yang terlihat masih tegang.
Namun, Ribka sebagai pemain yang lebih senior terus mampu membimbing. Setelah interval gim pertama, permainan Lanny/Ribka juga masih dalam kondisi tertekan dan tertinggal hingga skor 13-18.
Dalam posisi tertinggal, Prasetyo pun memberi arahan agar anak didiknya menganti pola permainan. Yaitu dengan pola bertahan lebih dahulu dan apabila ada kesempatan baru menyerang balik.
"Setelah itu, saya meminta mereka mengganti pola permainan dengan bertahan dulu, baru balik serang. Dari pola seperti itu, Lanny/Ribka malah banyak mendapat poin terus hingga memenangi gim pertama," tutur Prasetyo.
Pada gim kedua, karena strategi dan kelemahan lawan sudah diketahui, Lanny/Ribka pun bisa mengantisipasinya dengan baik. Mereka pun terus memimpin hingga skor 17-12. Meski lawan sempat mengejar sampai 17-16, Lanny/Ribka tetap bermain lebih tenang dan penuh percaya diri.
"Poinnya sudah di angka tua, saya suruh mereka lebih banyak menyerang dan menekan lawan. Mereka pun terus mendapat poin hingga akhirnya juara dengan skor 21-16," ujar Prasetyo.
Satu gelar lagi didapat oleh Rayhan/Rahmat. Mereka di partai terakhir mengalahkan unggulan kedua dari Thailand, Chaloempon Charoenkitamorn/Nanthakarn Yordphaisong, dengan skor 21-13, 21-17.
Menurut Rahmat, kunci kemenangan yang mengantarkannya naik podium juara adalah berkat pola permainan dan strategi yang lebih menyerang. Selain itu, keduanya terus berupaya mengurangi kesalahan sendiri.
"Pastinya saya dan Rayhan senang bisa juara di Bahrain. Kuncinya, kami bermain lebih banyak menyerang dan menekan terus. Juga dengan banyak bermain bola bola kecil. Selain itu, kami mencoba untuk mengurangi mati-mati atau kesalahan sendiri," kata Rahmat.
Khusus bagi Rahmat, ini merupakan titel kampiun keempat. Sebelumnya, bersama Pramudya Kusumawardana, dia meraih dua titel pada Indonesia International Challenge dan Indonesia Masters Super 100 yang semuanya berlangsung di Malang, Oktober kemarin.
"Sukses bersama Rayhan ini pasti akan menjadi modal saya ke depan untuk lebih berprestasi lagi. Saya merasa senang bisa meraih gelar juara dengan partner yang berbeda dan sekaligus bisa membuktikan layak bersaing di level atas," tutur Rahmat.
"Kemenangan Rayhan/Rahmat karena mereka tampil yakin dan penuh percaya diri sejak awal. Keduanya juga bemain lepas tanpa beban," kata pelatih ganda putra, Thomas Indratjaya.
"Selain itu, variasi arah bolanya lebih terarah, terutama dengan permainan bola-bola pendek sehingga lawan banyak mengangkat bola dan itu dimanfaatkan Rayhan/Rahmat untuk menyerang," ucap Thomas.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2022 - Ekspektasi Juara untuk Tunggal dan Ganda Putra Indonesia