Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Empat fakta menarik pertandingan antara timnas Belanda melawan timnas Argentina di babak perempat final Piala Dunia 2022.
Duel klasik akan mempertemukan timnas Belanda melawan timnas Argentina di babak perempat final Piala Dunia 2022.
Pertandingan ini dijadwakan bakal berlangsung di Lusail Iconic Stadium, Jumat (9/12/2022) waktu setempat atau Sabtu dini hari pukul 02.00 WIB.
Beberapa hal melatarbelakangi mengapa duel dua negara beda benua ini disebut sebagai pertarungan klasik.
Pada awal-awal terselenggaranya Piala Dunia, timnas Belanda dan timnas Argentina kerap kali bertemu untuk saling mengalahkan.
Merangkum riwayat pertemuan timnas Belanda dan timnas Argentina, berikut beberapa fakta menarik yang mewarnai kedua tim, dikutip BolaSport.com dari laman resmi FIFA.
1. Riwayat pertemuan kedua tim
Belanda dan Argentina sudah berjumpa sebanyak lima kali, dengan pertemuan pertama terjadi pada edisi Piala Dunia 1974.
Belanda dan Argentina bertemu di babak penyisihan grup, di mana pertandingan dimenangkan oleh De Oranje.
Pasukan Belanda, yang kala itu diperkuat oleh Johan Cruijff, berhasil menang telak dengan skor 4-0.
Namun, kekalahan tersebut sukses dibalaskan oleh Diego Maradona cs dengan mempecundangi timnas Belanda di laga final edisi Piala Dunia 1978.
La Albiceleste menumbangkan Belanda dengan skor 3-1 dengan membutuhkan waktu 120 menit.
Pada edisi 1998, giliran timnas Belanda meraih kemenangan 2-1 yang mengantarkan mereka ke semifinal.
Berlanjut ke edisi 2006, kedua tim bermain imbang saat bertemu di babak penyisihan grup.
Terakhir, timnas Belanda dan timnas Argentina saling bentrok pada semifinal Piala Dunia 2014 yang berakhir dengan kemenangan Lionel Messi cs lewat babak adu penalti.
This will be the 6th WC meeting between Argentina and the Netherlands, including the 1978 final:
4-0 Netherlands-Arg 1974
— total Barça (@totalBarca) December 3, 2022
3-1 Arg-Netherlands 1978 (final)
2-1 Netherlands-Arg 1998 (quarters)
0-0 Arg-Netherlands 2006
0-0 Arg-Netherlands 2014 (semis: penalties for Argentina) pic.twitter.com/0ESX7TSujP
Baca Juga: PIALA DUNIA 2022 - Goncalo Ramos Buka Suara Usai Disebut Perebut Jatah Ronaldo
2. Adu tajam Memphis Depay dan Lionel Messi
Lini serang Belanda dan Argentina dihuni oleh pemain tajam yang mampu membuat perbedaan.
Depay, sejauh ini sudah mencetak 43 gol dari 85 penampilannya bersama Belanda sejak 2013 lalu.
Jumlah gol tersebut membuatnya berada di urutan kedua top scorer sepanjang masa Belanda, hanya kalah dari Robin van Persie yang menciptakan 50 gol.
¿Messi o Depay? ????????????????????
— Líbero (@diario_libero) December 4, 2022
Argentina y Países Bajos se enfrentarán en un partido con pronóstico reservado para definir su pase a las semifinales del Mundial.
➡️ https://t.co/FRi9V4mV2U pic.twitter.com/BeTKxD7X4F
Sedangkan Messi, dirinya yang sudah membela Argentina sejak 2005 silam sudah menghasilkan 94 gol dari 164 pertandingan.
Statistik keduanya tentu akan menjadikan sajian menarik siapa yang paling tajam dalam mengkreasi peluang untuk menciptakan assist maupun gol.
3. Duel taktik antara Louis van Gaal dan Lionel Scaloni
Van Gaal hingga saat ini masih belum terkalahkan dalam 19 laga bersama Belanda sejak ditunjuk kembali menjadi pelatih pada 2021 lalu.
Sementara Lionel Scaloni, dirinya datang dengan capaian rekor 36 laga tak terkalahkan ke Piala Dunia 2022.
Meski rekor tersebut putus ketika kalah dari Arab Saudi pada partai pertama babak grup, setelahnya Argentina mampu menang tiga kali beruntun.
Louis van Gaal is unbeaten as Netherlands manager since returning in 2021 (19 games).
He’s also never lost a World Cup match excluding shootouts.
Legend ???? pic.twitter.com/8wpA8AY14F
— B/R Football (@brfootball) December 3, 2022
Baca Juga: Masih Ditanya soal Cristiano Ronaldo, Respons Singkat Erik ten Hag: Dia Cuma Masa Lalu
4. Kemungkinan hasil imbang tanpa gol
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi dengan tanpa bisa menciptakan gol di waktu normal maupun perpanjangan waktu.
Pertama, saat 2006 lalu keduanya hanya bermain 0-0 di fase grup, sedangkan yang kedua pada 2014 Belanda dan Argentina harus mengakhiri laga dengan adu penalti.
Catatan ini bisa menjadi potensi terulangnya skor kacamata hingga penentuan pemenang harus dilakukan dengan babak tos-tosan.