Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Hong Kong keturunan Indonesia, Wong Wing Ki Vincent, akan segera memulai babak baru sebagai pelatih.
Wong Wing Ki Vincent merupakan salah satu pemain keturunan Indonesia yang bertanding bagi negara lain.
Kedua orang tua mantan pemain peringkat 10 besar dunia ini berasal dari Indonesia. Ayah Wong dari Sumedang sementara ibunya lahir di Surabaya.
Koneksi Indonesia tak hanya didapat pemain yang akrab disapa Vincent.
Wong juga pernah berlatih di bawah arahan dua sosok pelatih legendaris yang pernah mencetak pemain-pemain tunggal terbaik tanah air.
Dua pelatih tersebut adalah Mulyo Handoyo dan Tang Hsien Hu.
Mulyo Handoyo merupakan pelatih favorit Taufik Hidayat dengan medali emas Olimpiade Athena 2004 menjadi buah kerja keras dari keduanya.
Sementara Tang Hsien Hu merupakan pelatih pencetak medali Olimpiade di China di mana Lin Dan merupakan salah satu anak didiknya.
Di Indonesia sendiri Tang Hsien Hu lebih dikenal sebagai Tong Sin Fu. Ya, kita membicarakan sosok di balik generasi emas tunggal putra Indonesia pada tahun 1990an.
Baca Juga: Raja Bulu Tangkis Viktor Axelsen Undang Pemain Indonesia Latihan Bersama, Bukan Anthony atau Jonatan
Tong Sin Fu pernah melatih di pelatnas pada 1987 hingga 1998 sebelum menetap di China karena kesulitan mengurus berkas kewarganegaraan Indonesia.
Salah satu hasil tangan dingin pria kelahiran Lampung ini adalah catatan medali emas-perak-perunggu dari pemain tunggal putra Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992.
Saat itu Alan Budikusuma meraih medali emas setelah mengalahkan rekan senegara, Ardy Wiranata di babak final.
Sementara medali perunggu diraih Hermawan Susanto bersama pemain kenamaan Denmark, Thomas Stuer-Lauridsen.
"Kisah saya cukup menarik karena saya tidak pernah hanya mengikuti satu pelatih saja," ucap Wong, dikutip BolaSport.com dari BWF Badminton.
"Ketika masih muda saya menghabiskan banyak waktu untuk berlatih di Indonesia. Saya berlatih dengan pelatih yang mengajari Taufik Hidayat dan Marcus Fernaldi Gideon."
"Orang tua saya memiliki hubungan dengan dengan orang tua Marcus. Sementara ayah saya memiliki koneksi dengan pelatih Lin Dan, Tang Hsien Hu."
"Tang adalah orang yang paling menginspirasi saya. Saya biasa menghabiskan dua sampai tiga minggu bersamanya sebelum mengikuti turnamen besar."
"Asosiasi Bulu Tangkis Hong Kong mendukung saya. Mereka mengizinkan saya pergi ke tempat lain untuk berlatih."
Wong sedang mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan baru sebagai pelatih.
Walau belum resmi pensiun, Wong membangun bisnis WWK Club yang menyediakan program latihan tingkat tinggi kepada 60 pemain amatir.
Wong tak hanya mengambil ilmu dari pelatih-pelatih top tetapi juga sesama pemain.
Kesempatan berharga didapat Wong ketika diundang sebagai tamu dalam salah satu tur pemain nomor satu, Viktor Axelsen (Denmark), di Markham, Kanada, beberapa waktu lalu.
Wong mengaku terkesan melihat transformasi Axelsen hingga menjadi pemain yang sangat sulit dikalahkan.
Tahun ini dominasi Axelsen sangat terasa dengaan mengoleksi sembilan gelar termasuk dari event besar yaitu All England, Indonesia Open, Kejuaraan Dunia, dan World Tour Finals.
Menurut Wong kesuksesan Axelsen tidak terlepas dari kekuatan mental dan teknik latihan yang efektif.
"Axelsen berubah. Saya telah bermain melawannya selama bertahun-tahun. Sekarang dia berbeda, terutama dalam kekuatan mental," ucap Wong.
"Dia tahu apa yang dia inginkan. Latihannya berdurasi singkat tetapi intensitasnya tinggi, itu sangat sulit."
"Perencanaan waktunya sangat bagus. Atlet biasanya menghabiskan waktu untuk berlatih tetapi tidak efisien, tetapi dia sangat bagus dalam hal ini."
"Saya mungkin akan keluar dari tim nasional tahun depan dan menjadi pemain profesional. Bermain dengannya telah menginspirasi saya."
Baca Juga: 2 Mode Hilang Saat Anthony Ginting Diberi Luka ke-11 oleh Viktor Axelsen