Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar akan segera menyentuh kata tuntas.
Tersisa dua pertandingan saja yang akan dipentaskan dengan partai puncak tentu menjadi magnet tersendiri.
Duel antara juara bertahan Prancis kontra Argentina akan menjadi laga penutup dari seluruh peristiwa sepak bola yang hampir sebulan ini berlangsung di Qatar.
Untuk kali kedua dalam sejarah panjang Piala Dunia, sebuah putaran final turnamen sepak bola terbesar sejagad raya dimainkan di Benua Asia.
Sebelumnya pada Piala Dunia 2002, Korea Selatan dan Jepang menjadi tuan rumah bersama.
Satu benang merah yang menarik adalah menilik bagaimana kiprah dua finalis di Qatar saat melakoni putaran final Piala Dunia edisi pertama di Benua Asia dua puluh tahun silam.
Baca Juga: PIALA DUNIA 2022 - Lusail Iconic Stadium, Saksi Bisu Edisi Ketiga Perebutan Bintang Tiga
Timnas Prancis datang ke Asia dengan status juara bertahan.
Melakoni laga pembukaan Piala Dunia 2022 menghadapi Senegal, Marcel Desailly dkk. takluk 0-1.
Belakangan, penampilan timnas Prancis tak membaik pada dua laga berikutnya.
Tim Ayam Jantan tersingkir di babak penyisihan grup dengan predikat juru kunci tanpa mencetak satu gol pun di Benua Asia.
Setali tiga uang dengan Prancis, timnas Argentina juga mendapatkan malu saat mengikuti putaran final Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang.
Apabila Prancis memainkan tiga laga babak penyisihan grup di Korea Selatan, maka Juan Sebastian Veron dkk. saat itu melakoni semua laga penyisihan grup di Jepang.
Meraih kemenangan atas Nigeria pada laga pembuka, Tim Tango harus gigit jari usai kekalahan dari Inggris dan hasil imbang menghadapi Swedia di laga penutup hanya menempatkan Argentina di peringkat ketiga Grup F.
Serupa dengan Prancis, timnas Argentina juga angkat koper lebih cepat dari Piala Dunia pertama di Benua Asia.
Minggu, 18 Desember 2022, kenangan buruk dua puluh tahun silam akan menjadi senyum kebahagiaan entah bagi Argentina maupun untuk Prancis.
Mirip dengan situasi 20 tahun silam, Prancis datang ke Asia dengan status juara bertahan.
Kini Didier Deschamps membawa anak asuhnya ke babak final dengan misi mempertahankan gelar juara.
Prancis memang sedikit diunggulkan untuk keluar sebagai juara sekaligus menebus kenangan pahit di Korea Selatan dan Jepang.
Namun, mewujudkan hal tersebut bukanlah pekerjaan mudah.
Timnas Argentina boleh saja menderita kekalahan dari wakil Asia pada laga pembuka mereka di Qatar.
Laga final menghadapi Prancis akan menjadi kesempatan terbaik bagi Tim Tango untuk mereguk manisnya Benua Asia.