Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar segera memasuki fase terakhir.
Partai pamungkas alias laga final akan menyajikan duel timnas Argentina dan timnas Prancis, Minggu (18/12/2022) di Lusail.
Selaku juara bertahan, timnas Prancis lebih diunggulkan untuk kembali menjadi juara.
Sementara itu timnas Argentina yang merupakan salah satu favorit juga sedang dalam kepercayaan tinggi untuk bisa kembali menjadi kampiun.
Datang ke Qatar, Tim Tango membawa rekor tak terkalahkan dalam 36 pertandingan sebelumnya.
Rekor fantastis Argentina akhirnya terhenti di tangan Arab Saudi yang secara mengejutkan menumbangkan juara Copa America 2021 itu dengan skor 2-1 dalam pertandingan pertama babak penyisihan grup.
Baca Juga: PIALA DUNIA 2022 - Tak Mau Kecolongan, Emiliano Martinez Waspadai Kylian Mbappe
Setelahnya, banyak pencinta sepak bola yang masih yakin bahwa Lionel Messi dkk. akan bangkit meski tak sedikit yang khawatir bahwa Tim Tango akan lebih cepat angkat koper dari Qatar.
Template Spanyol di Piala Dunia 2010 menjadi sesuatu yang diangkat para penggemar bagi Argentina.
Pada Piala Dunia di Benua Afrika yang digelar 12 tahun silam, Spanyol merupakan tim favorit.
Datang dengan status juara Piala Eropa 2008, Tim Matador secara mengejutkan kalah dari Swiss di laga perdana babak penyisihan grup.
Kekalahan itu ternyata melecut semangat Iker Casillas dkk. untuk tampil lebih baik.
Hasilnya Spanyol lolos ke babak gugur dan terus melangkah hingga selanjutnya merengkuh trofi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Kini, template tersebut seperti sedang bekerja untuk Argentina.
Usai kalah dari Arab Saudi pada laga pertama, pasukan Lionel Scaloni bangkit.
Efektivitas permainan yang ditunjang dengan kekompakan di antara pemain serta penampilan mengagumkan Lionel Messi telah membawa Argentina menapaki babak final.
Baca Juga: Lionel Messi Akui Siap Beraksi saat Argentina Vs Prancis di Final Piala Dunia 2022
Namun, sebuah bayangan kelam juga menghantui La Albiceleste.
Bayangan hitam itu terkuak dari perjalanan Tim Tango pada Piala Dunia 1990.
Pada gelaran Piala Dunia di Italia, Argentina juga datang sebagai favorit juara.
Dipimpin oleh Diego Maradona, yang merupakan salah satu pemain terbesar yang pernah ada, plus status juara bertahan, dunia dikagetkan dengan kekalahan Argentina dari Kamerun di Stadion San Siro, Milan, pada laga pembuka Piala Dunia 1990.
Pasukan Carlos Bilardo memang berhasil bangkit setelahnya.
Argentina berhasil mengalahkan Uni Soviet dan menahan Rumania untuk lolos ke babak gugur.
Setelahnya, langkah Argentina pun seperti tak terbendung.
Diego Maradona dkk. memulangkan Brasil, menyingkirkan Yugoslavia, dan memupus harapan Italia untuk memastikan satu tempat di babak final menjadi milik Argentina.
Belakangan, tangis Diego Maradona pada akhir babak final Piala Dunia 1990 yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, menjadi pemandangan menyedihkan bagi rakyat Argentina.
Eksekusi Andreas Brehme dari titik penalti menjadi gol kemenangan bagi Jerman Barat dan membuyarkan harapan Argentina merebut gelar ketiga di ajang Piala Dunia.
Template Argentina di Piala Dunia 1990 kini menghantui Lionel Messi dkk.
Argentina sudah merasakan getir pahitnya kekalahan mengejutkan pada laga perdana mereka di Qatar.
Kejamnya Lusail Iconic Stadium bisa hadir kembali bagi Argentina saat bermain di final.
Sekali lagi, sejarah selalu punya cara untuk kembali hadir.