Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Siti Fadia Silva Ramadhanti, bertekad untuk meningkatkan gaya permainannya usai mendapatkan kritikan karena dinilai mulai monoton.
Siti Fadia Silva Ramadhanti dan pasangannya, Apriyani Rahayu, belum mampu mendapatkan hasil yang diharapkan pada penampilannya di ajang BWF World Tour Finals 2022.
Apriyani/Fadia harus tersingkir pada fase grup walau mampu menunjukan performa yang cukup menjajikan usai meraih kemenangan pada pertandingan pertama atas wakil Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan.
Asa Apriyani/Fadia lolos ke semifinal BWF World Tour Finals 2022 sebenarnya terbuka lebar saat melakoni pertandingan kedua menghadapi wakil China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu.
Apalagi, Apriyani/Fadia memiliki rekor tiga kemenangan atas ganda putri China sebelum pertandingan tersebut.
Baca Juga: Ganda Putra Malaysia Harus Kalahkan Stres dan Tekanan untuk Bisa Mendominasi
Namun, juara Malaysia Open itu gagal memanfaatkan tersebut dan harus kalah lewat skor 14-21, 19-21.
Pada pertandingan terakhir fase grup, Apriyani/Fadia begitu kesulitan meladeni pasangan nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, hingga berujung dengan kekalahan lewat skor 16-21, 16-21.
Penampilan Apriyani/Fadia kemudian menjadi sorotan oleh Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky, yang menilai pola permainan mereka mudah terbaca lawan.
"Pola permainan Apriyani/Fadia sudah mulai terbaca lawan," ucap Rionny Mainaky, dilansir BolaSport.com dari laman resmi PBSI.
"Jadi, harus dicari variasi-variasi lain agar tidak monoton, defense-nya juga diperkuat," tuturnya menambahkan.
Lebih lanjut, Riony juga memiliki catatan khusus untuk Siti Fadia Silva Ramadhanti yang dinilai belum memiliki ketahanan yang mumpuni untuk reli panjang.
Dengan ketahanan yang mumpuni, Fadia diharapkan bisa mengimbangi permainan Apriyani seperti saat Apriyani bisa mengimbangi pasangan lamanya Greysia Polii.
"Terutama Fadia harus memiliki daya tahan untuk main lama, main reli-reli." ucap Riony Mainaky menjelaskan.
"Dulu Apriyani bisa mengimbangi Greysia (Polii) main seperti itu, sekarang Fadia harus imbangi Apriyani," tuturnya menambahkan.
Dengan itu, Fadia hanya ingin mencari penilaian positif dari hasil turnamen akhir tahun tersebut.
Fadia juga ingin mengambil pengalaman dari berbagai turnamen 2022 akan menjadi bahan evaluasi untuk mencari strategi anyar agar tidak mudah terbaca lawan.
"Harus menyiapkan pola permainan yang berbeda karena setiap musuh sudah sama-sama tahu," kata Fadia dikutip BolaSport.com dari Antara.
"Saya sudah tahu pola (ganda putri) Malaysia, China, atau Korea. Mereka juga sudah tahu pola saya, jadi harus lebih pintar saja di lapangan," tutur Fadia.
Baca Juga: Tampil Mengecewakan pada BWF World Tour Finals 2022, Apriyani/Fadia Petik Hikmahnya
Fadia juga terus menggali pengalaman dari Apriyani yang merupakan seniornya. Menurut Fadia, cara itu dilakukan agar dirinya tak terlalu terbebani menanggung target kemenangan, yang bisa mengganggu fokus permainan.
"Sempat ngobrol dengan Kak Apri, ya sudah kami main tanpa beban saja. Maksudnya, seperti tidak usah harus menang. Kalau maunya harus menang malah tidak maksimal. Jadi ya main dengan apa yang kami punya," ujarnya Fadia menjelaskan.
Berlaga di World Tour Finals untuk pertama kalinya memberikan pengalaman berharga bagi Fadia.
Fadia bertekad untuk meningkatkan gaya permainannya untuk menghadapi persaingan yang lebih sengit pada tahun depan.
Fadia memprediksi tingkat persaingan akan semakin sengit karena banyak ganda putri dunia yang naik peringkat dan menambah skill.
"Memang diminta untuk mengimbangi, karena alasannya untuk bermain pada top level ganda putri memang tidak mudah," ucap Fadia.
"Kita tidak bisa mematikan lawan dengan satu atau dua pukulan, jadi harus benar-benar siap fisik, mental, dan kompak," ujar Fadia.
Baca Juga: Tugas Pertama Nova Widianto dari Rexy Mainaky sebagai Pelatih Ganda Campuran Malaysia