Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap tim Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo membantah status juara bertahan memberinya tekanan tambahan yang membuatnya gagal mempertahankan gelar.
Fabio Quartararo menjadi salah satu pembalap yang menjadi sorotan pada MotoGP 2022 berbekal torehan gelar juara dunia pada musim sebelumnya.
Kualitas sudah ditunjukkan Fabio Quartararo sejak awal musim.
Apalagi saat balapan memasuki kawasan Eropa, penampilan Quartararo semakin konsisten dan bisa menyelesaikan balapan demi balapan dengan naik podium.
Sayang sekali performanya mengalami penurunan pada paruh kedua musim 2022, beberapa hasil buruk menghampiri Quartararo.
Pembalap yang dijuluki El Diablo itu, hanya mampu dua kali naik podium yaitu pada MotoGP Austria dan MotoGP Malaysia di paruh kedua.
Disisi lain Quartararo mencatatkan tiga kali gagal meraih poin, catatan tersebut sekaligus membuatnya harus menelan pil pahit.
Quartararo arus merelakan gelar juara dunia menjadi milik Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), setelah di akhir musim tertinggal 17 poin.
Banyak yang berpendapat rentetan hasil buruk Quartararo pada paruh kedua, akibat dari tekanan sebagai juara bertahan.
Baca Juga: Bangkitnya Jiwa Cenayang Jorge Lorenzo, Ducati Bikin Merah MotoGP Sampai 5 Tahun Lagi
Akan tetapi, Quartararo langsung membantah anggapan tersebut, karena baginya status tersebut justru menjadi motivasi.
"Memang benar orang melihat saya berbeda, tetapi saya tidak merasakan tekanan ekstra," ucap Quartararo dikutip BolaSport.com dari GPOne.
"Juara dunia tahun 2021 justru menjadi sumber inspirasi bagi saya."
Dengan pengalamannya, pembalap asal Prancis tersebut merasa mampu menepis segala tekanan walau menyandang status juara bertahan.
"Saya mulai berkompetisi ketika saya masih sangat muda, sekitar usia tujuh tahun," ucap Quartararo.
"Hal tersebut membuat saya terbiasa dengan tekanan dalam kompetisi sejak dini."
"Sebagai seorang anak, ketakutan utama saya adalah tidak memiliki motor untuk balapan."
Lebih lanjut Quartararo juga menjelaskan dia sudah menyadari bahwa menjadi pembalap memiliki konsekuensi yang harus ditanggung.
"Saya tidak takut saat mengendarai motor, meskipun terkadang saya merasa takut saat kehilangan pegangan depan pada kecepatan hampir 400 km/jam," ucap Quartararo.
"Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, karena rasa takut menabrak dapat membuat Anda kehilangan seperseratus detik."
"Yang terpenting adalah tetap bersenang-senang, karena itulah cara saya memberikan yang terbaik."
Baca Juga: Level Murid Valentino Rossi Masih di Atas Marc Marquez dan Fabio Quartararo pada MotoGP 2023