Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Proliga 2023 Tak Digelar di DKI Jakarta, Begini Penjelasan PBVSI

By Muhamad Husein - Sabtu, 31 Desember 2022 | 07:40 WIB
(Di tengah) Direktur Utama Proliga, Hanny S. Surkatty, bersama para ofisial dari masing-masing klub yang mengikuti Proliga 2023. (PUTRI ANNISA/BOLASPORTCOM)

BOLASPORT.COM - Proliga 2023 yang akan berlangsung mulai tahun depan meninggalkan pertanyaan besar karena tidak menempatkan ibu kota, DKI Jakarta, sebagai salah satu tuan rumah dari delapan kota yang terpilih.

Kompetisi bola voli tertinggi bernama Proliga rencananya akan kembali bergulir mulai dari 5 Januari sampai 19 Maret 2023.

Sebanyak 14 tim yang terdiri dari delapan tim putra dan enam tim putri akan meramaikan persaingan dalam menjadi juara.

Dari seluruh peserta yang terdaftar Proliga, klub dari DKI Jakarta mendominasi dengan terdapat sembilan tim di dalamnya.

Namun begitu, Proliga pada musim depan tak menempatkan DKI Jakarta sebagai salah satu tuan rumah.

Baca Juga: Gebrakan Proliga, Video Challenge Jadi Teknologi Pertama Ajang Olahraga Indonesia

Delapan kota yang terpilih menjadi tuan rumah adalah Bandung, Purwokerto, Palembang, Gresik, Malang, Semarang, Solo, dan berakhir di Yogyakarta.

Ketua III Bidang Kompetisi PBVSI, Hanny S. Surkatty, menjelaskan kenapa DKI Jakarta tak menjadi opsi salah satu lokasi pertandingan Proliga.

Menurut Hanny, alasannya bukan karena kecilnya animo pencinta bola voli di ibukota, namun karena sarana olahraga yang kurang mencukupi.

"Proliga ini sudah dibilang 5-6 tahun di Jakarta. Kenapa? Karena pertama saya yakin peminatnya banyak," ujar Hanny saat konferensi pers Proliga 2023 di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (30/12/2022).

"Pasti penonton akan membludak, tetapi kondisi tempatnya yang tidak memungkinkan," lanjutnya.

Hanny yang juga merupakan Direktur Proliga itu melanjutkan dengan menyebut kota-kota yang terpilih memang layak menunjang kompetisi berjalan.

Sarana olahraga di sana dipastikan bisa didapatkan dengan harga terjangkau dibandingkan ibukota yang terlalu komersial.

"Setiap di daerah seperti Yogyakarta, Bandung, dan lainnya, fasilitas dikasih harga yang sangat bagus, memadai, sementara untuk tuan rumah ada profit," ucap Hanny.

"Tetapi di Jakarta, harganya sangat mahal, kapasitas sedikit, dan hal itu yang menyebabkan penyelenggara akan rugi," lanjutnya.

Dia pun sejatinya menyayangkan harga-harga sarana olahraga yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan Proliga tak bisa digelar di ibukota.

"Di Jakarta GOR-nya lebih bagus, tetapi olahraganya tak diprioritaskan. Jadi segi komersialnya saja. Padahal, bisa disubsidi silang. Kalau dilaksanakan, pasti akan banyak yang hadir," ujar Hanny.

"Kalau di Jakarta, jika bukan perusahaan besar yang membiayai, sebaiknya dibikin subsidi silang dengan komersial tinggi sedangkan olahraganya kecil."

Baca Juga: Proliga 2023 Segera Hadir dengan Teknologi Video Challenge

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P