Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Nottingham Forest 1977-1978: Taklukkan Kasta Tertinggi dan Diperkuat Mantan Pelatih Timnas Indonesia

By Ivan Rahardianto - Senin, 2 Januari 2023 | 15:00 WIB
(TWITTER.COM/ RAULMTNEZ_88)

Larry Lloyd adalah tandem ideal untuk Burns, jika Burns sangat berteknik, Lloyd adalah bek dengan tipikal keras dan tanpa kompromi.

Di bek sayap, ada pemain muda yang menjanjikan, Viv Anderson, yang berkembang menjadi salah satu full-back terbaik Inggris dan pemain kulit hitam pertama yang bermain untuk timnas Inggris.

Baca Juga: Gol Cerdik di Bawah Hujan, Rashford Setara Raja Manchester United

Ditambah dengan bek sayap bagus namun kurang mendapatkan perhatian, yaitu Collin Barret.

Archie Gemmill yang seharusnya sudah melewati masa terbaiknya, diangkut dari Derby County  dan dalam waktu yang singkat menjadi pemain yang vital di lini tengah Nottingham Forest. Ia cepat, ngotot, dan kompetitif.

Pemain lama seperti John Robertson yang telah berada di Nottingham Forest selama bertahun-tahun, tetapi kelebihan berat badan, tidak sehat, dan tidak mampu mengularkan kemampuan terbaiknya.

Setelah Clough datang, Robertson menjadi pemain sayap kiri yang paling cerdas dan kreatif di Inggris Raya.

Clough juga menggunakan pemain yang sudah lama bekerja dengannya, yakni John McGovern yang pernah bekerja sama dengan Clough di Hartlepools United, Derby County, dan Leeds United.

McGovern sang gelandang underrated itu bermain sangat konsisten di lini tengah Nottingham Forest. David Needham yang datang dariQueens Park Rangers adalah bek yang bisa mengumpan dengan akurat saat di-pressing lawan.

Martin O'Neill, si gelandang cerdas, berkembang menjadi pemain yang bagus setelah melewati masa-masa sulitnya.

Ian Bowyer, yang bergabung dari Leyton Orient FC, adalah gelandang pekerja keras dan serba bisa.

Di depan, Peter Withe, pemain yang di kemudian hari sempat melatih timnas Indonesia, adalah salah satu pembelian terbaik Nottingham Forest dan menjadi pemain yang diandalkan oleh Clough untuk mencetak gol. Hasilnya, 19 gol ia lesakkan ke gawang lawan.

Terakhir, jangan lupakan peran Taylor, sang asisten Brian Clough.

Baca Juga: Man United vs Nottingham Forest - Ditempatkan di Posisi Tak Normal, Luke Shaw Trending Topic

Cloguh sangat percaya pada kemampuan Taylor dalam urusan melihat potensi pemain.

Peter Taylor punya kriteria dalam membeli atau melihat potensi pemain.

Pertama, Taylor tidak terlalu mempedulikan kecepatan pemain. Baginya, kecepatan adalah atribut nomor dua pada pemain bola.

Pasalnya, Taylor sering melihat pemain yang punya kecepatan seperti cahaya, tetpi tidak mampu menghasilkan apapun untuk tim dan tidak bisa mengumpan dengan baik.

Oleh karena itu, Taylor lebih menghargai pemain yang lambat, sebab mereka mampu mengumpan dan mengontrol dengan baik.

Kedua, intelejensi atau kecerdasan pemain sangat penting dalam penilaian Taylor.

Ketiga, Taylor tidak mencari pemain yang punya tipikal bermain agresif.

Bagi Taylor, pemain yang terlalu keras saat bermain bisa mencelakai pemain lawan dan merugikan timnya sendiri

Penutup

Kombinasi pemain underrated, pelatih cerdas yang bermulut besar, dan sang asisten yang punya intuisi tajam dalam memilih pemain adalah modal Nottingham Forest menguasai jagat persepakbolan Inggris di dekade 70an.

Mereka menjuarai Liga Inggris 1978 dan kompetisi European Cup selama 2 tahun berturut-turut, mengalahkan Malmo pada 1979 dan Hamburg-nya Kevin Keegan 1980. Sebuah golden era.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P