Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Fabio Quartararo berhasil menciptakan legasinya di Yamaha. Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, melemparkan pujian kepada sang juara dunia.
Yamaha seolah mendapatkan jackpot ketika mantan tim satelit mereka yaitu Petronas SRT merekrut Fabio Quartararo pada MotoGP 2019.
Walau punya pencapaian hebat di kategori junior hingga membuat aturan batas usia pembalap diturunkan, Fabio Quartararo tak pernah benar-benar bersinar sepanjang kariernya di Moto3 dan Moto2.
Meski begitu, pembalap yang dijuluki El Diablo, alias Si Iblis, karena kecepatannya ini membuktikan bahwa talentanya yang di atas rata-rata memang nyata.
Pada musim debutnya Quartararo sudah mampu bersaing dengan Marc Marquez yang sedang mengalami puncak kejayaannya.
Diselingi performa yang naik turun pada 2020, Quartararo akhirnya mewujudkan impian terbesarnya sebagai pembalap yaitu menjuarai MotoGP pada 2021.
Keberhasilan Quartararo sekaligus memutus puasa gelar Yamaha yang berlangsung sejak 2016.
Tahun lalu pun Quartararo sudah begitu dekat untuik mempertahankan gelar juara.
Quartararo sempat mencetak keunggulan 91 poin atas rival terbesarnya, Francesco Bagnaia (Ducati), jelang paruh musim.
Baca Juga: Saat Marc Marquez Punya Kemampuan Paranormal yang Bikin Teknisi Honda Takjub
Sayangnya, ketertinggalan Yamaha dalam top speed dan akselerasi menggerogoti performa Quartararo pada paruh musim kedua.
Kendati demikian, Quartararo masih mendapat pujian besar karena menjadi satu-satunya pembalap motor Yamaha yang mampu bersaing di depan.
Ketika Quartararo finis sebagai runner-up kejuaraan, pembalap Yamaha berikutnya di tabel klasemen akhir berada di urutan ke-19 yaitu rekan setimnya sendiri, Franco Morbidelli.
Catatan Quartararo ini kemudian disandingkan dengan pembalap-pembalap hebat yang pernah menjadi pembeda pada MotoGP.
Sebut saja Marc Marquez yang "menggendong" Honda sendirian dengan mencetak semua kemenangan pabrikan Sayap Emas ini pada 2019-2021.
Tarik mundur ke belakang ada Casey Stoner yang membukukan 20 dari 21 kemenangan milik Ducati sepanjang tahun 2007 hingga 2009.
Adapun Yamaha pernah punya Valentino Rossi. The Doctor menjadi satu-satunya pembalap Yamaha yang berhasil menang selama empat musim pada 2004-2007.
Lin Jarvis pun melihat Quartararo berada di grup pembalap dengan kemampuan luar biasa sebagaimana halnya Rossi, Stoner, dan Marquez.
"Selalu ada talenta yang luar biasa dan berbeda, saya akan langsung berkata bahwa sudah jelas Fabio adalah salah satu di antara mereka," kata Lin Jarvis, dikutip dari Crash.net.
Baca Juga: Tim Milik Valentino Rossi Optimistis Bisa Raih Kemenangan pada MotoGP
"Dia adalah pembalap yang memiliki sesuatu yang berbeda, beberapa 'plus alpha' (sesuatu yang spesial)."
Jarvis tak hanya mengapresiasi keunggulan Quartararo saat balapan saja.
Pria yang sudah menangani tim pabrikan Yamaha di MotoGP sejak 1999 ini mengingatkan kelebihan lain yang dimiliki Quartararo sebagai seorang manusia pada umumnya.
"Saya akan bilang Fabio adalah pembalap yang hebat di dalam dan di luar lintasan," kata Lin Jarvis seperti dikutip dari Crash.net.
"Di luar lintasan, kita tidak boleh lupa."
"Beberapa pembalap memiliki kemampuan untuk menyatukan orang-orang di sekeliling mereka, untuk bekerja sebagai tim, dan mewujudkan banyak hal."
Kemampuan Quartararo dalam membangun grup yang solid mengingatkan Jarvis akan Rossi.
Rossi terkenal karena jarang mengganti anggota krunya.
Susunan mekaniknya hampir tidak berubah sejak pertama kali mentas di kelas utama pada 2000 hingga jelang pensiun pada 2021.
Baca Juga: Saat Mir Bersanding dengan Rossi dan Marquez dalam Seragam Repsol Honda
"Rossi adalah contoh yang hebat soal itu, dan juga Marquez, menurut saya," tambah Jarvis.
"Jika Anda melihat rombongan Marc di dalam HRC, mereka sangat dekat dan erat. Tentunya Fabio memilikinya. Dia orang yang hebat bersama kru dan timnya."
"Mereka memiliki rasa saling percaya satu sama lain. Jadi mereka bekerja untuk tujuan yang sama dan kemudian menggunakan kemampuan berkendaranya yang unik."
"Itu adalah sesuatu yang spesial."
Baca Juga: Pantas Saja Gagal, Pembalap Penguji Ungkap Alasan Kenapa Rossi Tak Semahir Stoner di Ducati