Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kehadiran Marc Marquez memberikan dampak yang luar biasa, dia bagaikan pedang bermata dua bagi timnya Repsol Honda.
Tidak dapat dipungkiri bahwa satu dekade terakhir nama Honda semakin besar berkat berbagai prestasi yang dicatatkan oleh Marc Marquez.
Rekor demi rekor berhasil dicetak Marquez sejak direkrut oleh Honda pada tahun 2013.
Dominasi Marc Marquez bersama Honda seolah sulit dibendung hingga musim 2019.
Tidak hanya pembalap dari tim lain yang kesulitan mengikuti gaya balap Baby Alien, bahkan rekan satu timnya seperti Dani Pedrosa juga kesulitan.
Selain Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo juga tidak bisa mengimbangi performa kuat Marc Marquez yang menjadi tandemnya pada musim 2019.
Rentetan penampilan buruk pada musim tersebut membuat Por Fuera memutuskan untuk pensiun dari ajang MotoGP.
Tahun ini juga tidak jauh berbeda, Pol Espargaro dan dua pembalap lain di tim satelit Honda Alex Marquez dan Takaaki Nakagami masih belum sekompetitif Marc Marquez.
Baca Juga: Tak Dianggap di Honda, Adik Marc Marquez Terkejut dengan Perhatian Bos Ducati
Stefan Bradl yang menjadi pembalap penguji bagi Honda akhirnya buka suara perihal fenomena ini.
Menurutnya keberadaan Marquez di Honda bagaikan pedang bermata dua yang artinya memberikan keuntungan sekaligus kerugian bagi tim.
Kondisi ini dipastikan akan berlanjut pada MotoGP 2023 mendatang mengingat peraih delapan gelar juara dunia itu masih menjadi andalan.
"Memiliki talenta luar biasa seperti Marc Márquez dalam tim adalah berkah sekaligus kutukan," ucap Bradl dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
Ada beberapa alasan yang membuat Bradl memiliki penilaian tersebut.
Salah satunya Bradl menilai jika Marquez meraih kemenangan maka dia akan mengatakan itu berkat dirinya.
Akan tetapi, pada saat dia mengalami kegagalan di dalam balapan, maka yang akan menjadi kambing hitam adalah Honda karena tak mampu menyediakan motor kompetitif.
"Tidak mudah bagi manajer tim dan manajer Honda, saya pernah membaca bahwa bos KTM Stefan Pierer sama sekali tidak ingin mempekerjakan Marquez," ucap Bradl.
"Jika dia menang, itu karena pembalap. Dan kalau dia kalah, itu karena motor demikian alasannya."
Baca Juga: Rival Lama Valentino Rossi Akui Marc Marquez Terkuat Sepanjang Sejarah MotoGP
Tentu kondisi seperti ini tidak akan mudah ditangani, jika salah penanganan maka garasi Honda akan memanas.
Bradl mengatakan masih tergantungnya Honda pada Marquez akan memberikan tekanan tersendiri bagi Joan Mir yang akan menemani Marquez musim depan.
Pasalnya Mir harus rela jika Honda lebih mengutamakan Marquez yang merupakan pembalap nomor satu di Honda.
"Situasi seperti itu tidak mudah ditangani. Itu sama di Formula 1," ucap Bradl.
"Di Red Bull Racing Anda memiliki pembalap nomor satu seperti Max Verstappen, Sergio Perez harus berbaris di belakangnya. Begitu pula dengan Repsol-Honda."
"Pengemudi kedua harus terlebih dahulu membuktikan posisinya, dan jika hasilnya tidak langsung di mana mereka menginginkannya, yang berarti terus naik podium, maka tekanannya meningkat."
Baca Juga: Marc Marquez Tak Bisa Ubah Gaya Balap, Honda Wajib Berbenah untuk MotoGP 2023