Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Dalam beberapa musim terakhir KTM menjadi penonton kesuksesan pabrikan lainnya.Tahun ini pabrikan asal Mattighofen, Austria, ingin menjadi pembeda.
Peta persaingan pada MotoGP sedang berada di level yang terbilang sengit.
Pemandangan tidak biasa pun hadir ketika hampir semua pembalap dan bahkan pabrikan memiliki peluang untuk finis di tangga podium atau bahkan menang..
KTM adalah salah satunya. Mereka telah konsisten meraih kemenangan di setiap musimnya sejak pecah telur pada balapan MotoGP Republik Ceska musim 2020.
Akan tetapi, dalam perburuan gelar, pabrikan yang melakoni musim debut pada 2017 ini seringkali tidak diperhitungkan karena satu alasan yaitu mereka tak cukup konsisten.
Keberhasilan tim pabrikan Red Bull KTM menjadi runner-up kejuaraan tim MotoGP musim 2022 pun tertutupi penampilan mereka yang naik turun.
"Dengan MotoGP saat ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi," kata pembalap Red Bull KTM, Brad Binder, dalam peluncuran tim pada Kamis (26/1/2023), dikutip dari Crash.
"Kita mungkin bersaing untuk podium di satu seri tetapi tertinggal dua detik pada akhir lomba ketika bersaing untuk posisi kelima atau keenam."
Binder merasa persaingan yang ketat menghadirkan antusiasme bagi penggemar maupun pembalap.
Baca Juga: Bangkitkan Nomor 1 di MotoGP Jadi Penghormatan Francesco Bagnaia untuk Para Juara
Meski demikian, bukan berarti pembalap asal Afrika Selatan tersebut puas dengan situasi yang dihadapinya sekarang.
"Musim lalu kami mengalami kesulitan besar dan untuk bisa finis di peringkat enam pada klasemen akhir adalah hal yang hebat," tambah Binder.
"Akan tetapi, bukan berarti ini adalah posisi yang saya inginkan. Saya selalu ingin bersaing dengan pembalap lainnya dan saya di sini untuk mengejar gelar juara."
Tekad untuk merengkuh gelar juga digaungkan Francesco Guidotti selaku Manajer Tim.
Optimisme Guidotti akan hasil bagus pada musim depan bertambah karena kehadiran Jack Miller sebagai pembalap anyar.
Miller membawa pengalaman sebagai mantan pembalap Honda dan Ducati. Thriller punya catatan kemenangan bersama kedua pabrikan top ini.
"Dari sudut pandang teknis, penting bagi kami untuk memiliki pembalap dengan pengalaman berbeda," papar Guidotti.
"Salah satu batasan kami tahun lalu adalah keempat pembalap hanya punya pengalaman dengan motor kami sehingga untuk mengembangkannya sedikit sulit."
"Ini sebuah proyek baru dan kami punya beberapa pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh pembalap berbeda dengan pengalaman berbeda di MotoGP."
Baca Juga: Bakal Tunggangi Motor Terkuat Alex Marquez Tak Mau Remehkan Marc Marquez
Guidotti sendiri cukup percaya diri dengan potensi motor KTM RC16. Menurutnya, KTM sebenarnya tidak terpaut terlalu jauh dengan rival.
Dinukil dari Motorsport Magazine, tahun lalu RC16 dibangun dari aerodinamika untuk mengejar downforce alias gaya tekan ke bawah yang dihasilkan aliran udara.
Downforce berguna untuk meningkatkan grip saat berbelok.
Musim lalu titik ini menjadi kelemahan KTM ketika pembalap mereka berbelok dengan radius yang lebih lebar sehingga terlambat dalam berakselerasi.
Fakta semua kemenangan KTM terjadi dalam balapan dengan kondisi basah yaitu GP Indonesia dan GP Thailand menjadi salah satu buktinya.
Dalam pengembangannya KTM bekerja sama dengan Red Bull Racing, tim Formula 1, di mana aerodinamika memiliki peran besar.
KTM juga mencari pengetahuan dari dalam MotoGP. Contohnya adalah dengan membajak Fabio Stelarcchini dari Ducati sebagai Direktur Teknik mulai 2022.
Stelarcchini merupakan mantan tangan kanan General Manager Ducati, Gigi Dall'Igna, yang mendorong pengembangan aero di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir.
KTM juga membajak teknisi Ducati lain dengan rekrutan teranyar adalah kepala kru, Alberto Giribuola dan Christian Pupulin.
Baca Juga: Bubarnya Suzuki Jadi Berkah, Honda Rekrut Bos Baru pada MotoGP 2023
Tentunya ada harga yang yang harus dibayar dari teknologi ini yaitu kecepatan yang berkurang karena efek drag.
Keseimbangan antara downforce dan drag inilah masalah yang sedang dicari solusinya.
Aero masih menjadi fokus KTM saat tes terakhir di Valencia pada November lalu selain menguji sasis dan ekor baru.
Mereka mencoba fairing berkonsep ground effect yang disinyalir untuk mendapatkan downforce saat motor dalam posisi miring di tikungan.
"Dulu aerodinamika tidak terlalu penting, okelah penting tetapi hanya berhubungan dengan top speed," kata Guidotti.
"Dalam 4-5 tahun terakhir, kita telah menjelajahi teknologi ini dan menemukan bahwa ini juga penting untuk kemampuan berkendara."
Guidotti membeberkan bahwa nantinya perubahan pada motor RC16 tidak akan signifkan melainkan lanjutan dari motor musim lalu.
Baca Juga: Yamaha Ingin Menebus Dosa dengan Cara Agresif