Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia menjelaskan mengenai perbedaan yang menyebabkan pabrikan Jepang kini tertinggal dari pabrikan Eropa.
Jika berkaca pada MotoGP tahun lalu, dalam hal kemenangan pabrikan Jepang cukup tertinggal.
Yamaha bersama Fabio Quartararo hanya meraih tiga kemenangan, yang membuatnya harus puas menjadi runner-up juara dunia.
Sementara itu, Suzuki bersama Alex Rins hanya membubuhkan dua kemenangan tahun lalu.
Pabrikan Jepang lain yaitu Honda yang dikenal garang, bahkan tidak mampu mencetak kemenangan.
Jika dibandingkan dengan pabrikan Eropa tentunya sangat jomplang, di mana Ducati mengemas 12 kemenangan, KTM dua dan Aprilia satu.
Bagnaia yang tahun lalu merasakan dampak dari perkembangan pabrikan Eropa, dengan meraih gelar juara untuk pertama kalinya.
Membeberkan ada perbedaan mendasar yang membuat pabrikan Eropa, lebih maju dibandingkan pabrikan Jepang.
Pabrikan Eropa seperti Ducati lebih berani dalam berinovasi, dan memberi kesempatan pembalap untuk mencoba hasil inovasi tersebut dengan segera.
Baca Juga: Honda Rekrut Mantan Bos Suzuki Bukan untuk Kembangkan Motor
"Orang Eropa pasti memiliki cara berbeda untuk bekerja," ucap Bagnaia dikutip BolaSport.com dari Crash.
"Begitu mereka memiliki hal-hal baru, mereka membiarkan kami mencobanya."
"Bagi orang Jepang di masa lalu, ini sulit. Saya tidak tahu persisnya pendekatan Yamaha atau Honda sekarang.
"Tapi saya yakin dengan pendekatan orang Eropa, perkembangannya lebih cepat."
Juara dunia tahun lalu itu mengatakan bahwa keberanian pabrikan melakukan inovasi sangat disukainya.
Pasalnya, dia bisa mencoba hal-hal baru pada motor yang terkadang itu belum terpikirkan oleh pabrikan lain.
"Kami mencoba banyak hal segera setelah kami memilikinya, tetapi juga lebih mudah teralihkan," ucap Bagnaia.
"Jadi pendekatannya berbeda. Saya menyukainya sejujurnya, karena ketika sesuatu sudah siap untuk dicoba, saya suka mencobanya."
"Tapi ini adalah perbedaan terbesar antara kami dan pabrikan Jepang menurut saya."
Baca Juga: Janji untuk Quartararo, Pembalap Penguji Berharap Masalah Motor Bisa Teratasi pada Tes Pramusim
Meski tahun lalu pabrikan Jepang babak belur jika dibandingkan dengan pabrikan Eropa.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sejauh ini penguasa gelar juara dunia masih pabrikan Jepang.
Sejak era 1950-an Honda tercatat sudah mengoleksi 21 gelar juara dunia, disusul oleh MV Agusta dan Yamaha masing-masing 18 gelar.
Meski begitu, Bagnaia memperingatkan pabrikan Jepang bahwa Ducati akan terus meningkat.
"Sejujurnya ya, saya juga mengharapkan performa yang lebih dari kami," ucap Bagnaia mengakhiri.
Baca Juga: Bos Ducati Ungkap PR Besar bagi Francesco Bagnaia pada MotoGP 2023