Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Persija Jakarta memberi respons isu terkait pemanggilan sembilan pemainnya ke pemusatan latihan timnas U-20 Indonesia.
Seperti diketahui, Shin Tae-yong selaku pelatih timnas U-20 Indonesia memanggil 30 pemain ke pemusatan latihan jangka panjang sebelum Piala Asia U-20 2023.
TC ini rencananya mulai bergulir pada awal Februari mendatang.
Dalam daftar proyeksi pemain yang akan tampil di Piala Asia U-20 2023, Persija Jakarta jadi tim yang paling banyak mengirim pemain.
Tercatat ada sembilan pemain muda tim Macan Kemayoran yang bergabung dalam skuad yang ada sementara.
Yakni Achmad Maulana, Alfriyanto Nico, Cahya Supriadi, Doni Tri Pamungkas, Frengky Missa, Ginanjar Wahyu, Muhammad Ferarri, Resa Aditya, dan Barnabas Sobor.
Ada dua pemain Teuku Razza dan Rayhan Putra yang sempat dipanggil saat TC di Turki dan Spanyol tapi tidak dipanggil lagi.
Tentu, pemanggilan ini memicu kontroversi di kalangan pencinta sepak bola Indonesia, khususnya fans Persija Jakarta.
Pasalnya, pemanggilan sembialn pemain tersebut datang saat yang bersamaan dengan kondisi Persija Jakarta yang masih bersaing di trek perburuan gelar Liga 1 2022-2023.
Persija Jakarta saat ini duduk di posisi kedua klasemen sementara Liga 1 2022-2023 dengan catatan 41 poin, terpaut satu angka dari Persib Bandung.
Baca Juga: Persebaya Surabaya vs Borneo FC - Aji Santoso Sudah Siapkan Duet Baru Temani Bek Timnas Indonesia
Kondisi tersebut membuat Persija Jakarta buka suara dihadapan awak media pada Selasa (31/1/2023).
Persija Jakarta secara prinsip tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk perkembangan pemain itu sendiri dan sepak bola Indonesia secara umum.
"Bahwa pada prinsipnya Persija Jakarta berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk perkembangan pemain itu sendiri, kedua untuk sepak bola Indonesia secara umum," ujar Wakil Presiden Persija Jakarta, Ganesha Putra saat diwawancarai awak media termasuk BolaSport.com.
"Ini yang harus diketahui, karena Persija adalah foundernya PSSI tahun 1930. Jadi, kita tidak mungkin mengkhianati PSSI, kita mau yang terbaik untuk PSSI, kita mau yang terbaik untuk sepak bola Indonesia,"
"Itu yang perlu digarisbawahi. Apa yang terbaik bagi sepak bola Indonesia? Bagaimana caranya? Apakah dengan TC jangka panjang yang selama ini berlangsung atau kita punya inovasi-inovasi yang mungkin lebih sering dilakukan oleh negara yang sepak bolanya sudah maju," ujarnya.
Persija Jakarta juga meminta agar seluruh pihak yang bertanggung jawab di dunia sepak bola Indonesia untuk duduk bersama merumuskan solusi.
Yang pasti, Persija Jakarta meminta agar pihak yang bertanggung jawab memperbaiki sepak bola Indonesia tidak mengorbankan perkembangan pemain itu sendiri.
Karena itu, Persija Jakarta meminta adanya sinergi antara program timnas Indonesia dengan klub itu sendiri.
"Jadi ini saya pikir penting sekali semua paham bahwa Persija adalah pendiri PSSI yang komit terhadap kemajuan sepak bola Indonesia, tetapi kita perlu untuk duduk bersama merumuskan caranya gimana yang terbaik," ujar Ganesha Putra.
"Jangan sampai kita mengatasnamakan yang terbaik untuk sepak bola Indonesia, tetapi akhirnya mengorbankan pemain, mengorbankan banyak elemen-elemen yang ada di dalam ekosistem sepak bola Indonesia itu sendiri."
"Itu yang paling penting, satu-satunya solusi seperti yang sudah disampaikah adalah harus ada komunikasi yang lebih baik, koordinasi yang lebih baik."
"Konsolidasi satu sama lain, saya pikir sinergi program akan berjalan lebih optimal hasilnya kalau bersinergi baik mensinkronisasikan antara program timnas dengan program klub," ujarnya.