Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - One Pride MMA Fight Night 66 berlangsung dengan meriah di GOR Sritex, Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (11/2/2023) malam.
Sorakan penonton membahana ketika petarung tuan rumah, Angga "The Hitman" Yudha berhasil mempertahankan gelar juara kelas ringan melalui pertarungan yang dramatis.
Angga menghadapi perlawanan sengit dari jagoan asal Bengkulu, Deni Daffa, dalam duel yang berlangsung selama empat ronde.
Kedua petarung bergantian mendominasi satu sama lain.
Angga awalnya memimpin dengan sejumlah takedown sukses. Akan tetapi, tidak mudah baginya untuk mengendalikan Deni Daffa dengan gulat ataupun ground and pound.
Deni Daffa berulang kali lolos dari cengkeraman. The Destroyer menunjukkan daya tahan yang apik kendati staminanya coba dikuras Angga dengan permainan bawah.
Malahan Deni Daffa merepotkan Angga dengan tendangan lutut dan pukulannya. Dalam satu kesempatan tendangan ke arah kepala dari Deni membuat pelipis Angga bocor.
Wajah Angga penuh dengan luka. Pada ronde keempat, petarung dari sasana On Fire Solo ini sempat terjatuh karena sebuah pukulan dari Deni.
Meski demikian, pada momen kritis Angga justru menemukan peluang. Dengan cepat Angga mencekik leher Deni begitu menjatuhkannya. Kali ini Deni harus menyerah.
Baca Juga: Opsi Realistis Jeka Saragih di UFC, Turun 1 Tingkat ke Divisinya Petarung No 1 Volkanovski
Ratusan penonton di tribune yang terdiam akhirnya berteriak. Mereka merayakan kesuksesan Angga keluar dari lubang jarum.
Berbicara kepada BolaSport.com dan awak media lainnya setelah laga, Angga mengaku frustrasi saat pertandingan.
Angga tidak mengira Deni Daffa memiliki tenaga yang besar. Usia yang lebih muda dipandang Angga sebagai alasan lawan tampil lebih agresif saat laga.
Ketika dipukul hingga terjatuh pada ronde keempat Angga menyebut dirinya berada dalam mode pesawat. Hanya insting bertahan hidup yang membuatnya menolak untuk menyerah.
"Sebenarnya saya tadi itu seperti mode pesawat, jadi saya mengalir saja lah. Saya nggak tahu apa yang terjadi yang penting dia mukul, saya balas," terangnya.
"Saya bertahan hidup saja. Survival."
Bagi Angga, kemenangan ini memulihkan kepercayaan dirinya. Mental petarung berusia 34 tahun ini sempat jatuh karena tiga kekalahan beruntun yang dialami sebelumnya.
Rentetan hasil minor membuat kemampuan Angga diragukan meski masih menguasai kelas ringan One Pride MMA sejak mengalahkan kampiun sebelumnya, Jeka Saragih, pada 2020.
Ya, Angga merupakan 1 dari 3 petarung yang pernah mengalahkan sosok yang baru saja mendapatkan kontrak pertarungan dari ajang MMA terbesar di dunia, UFC.
Baca Juga: Gelagat Biasa Eko Roni Saputra Tantang Ranking 3 Kelas Terbang ONE Championship
Angga sejatinya juga tampil pada Road to UFC. Turun di kelas bulu, Angga sayangnya tersisih di perempat final karena kesulitan dalam menurunkan berat badan.
"Kemarin hampir 90 persen latihan saya adalah menurunkan berat badan," kata Angga memaparkan.
"Jadi saya benar-benar habis tenaganya di situ dan sampai sekarang efeknya masih ada."
Angga kini fokus dengan kariernya sendiri di One Pride MMA serta membantu rekan setimnya untuk unjuk gigi.
Meski demikian, dia tidak menutup pintu soal peluang mencoba menembus UFC lagi. "Kalau ada kesempatan, saya mau," ucapnya.
Duel Angga vs Deni Daffa bukan satu-satunya laga yang membius penonton. Dua laga lain di kartu utama dari event daerah pertama One Pride MMA ini juga spektakuler.
Di kelas bulu, Yudi Cahyadi menjadi juara baru setelah membuat juara bertahan, Aep Saepudin, menyerah melalui rear naked choke pada ronde pertama.
Adapun di laga terakhir petarung kelas jerami wanita, Anggie Mandagi, meraih kemenangan ketiga secara beruntun setelah mengalahkan Nurul Azizah dalam duel yang alot.
Anggie keluar sebagai pemenang melalui keputusan angka tipis atau split decision. Hasil ini mengantarkannya untuk menantang sang juara divisi yaitu Dwi Retno.
Baca Juga: Lokasi McGregor vs Chandler Dibocorkan Bos UFC, Laga Besar Menanti?
CEO One Pride MMA, Fransino Tirta, mengaku puas dengan jalannya acara bertajuk Local Pride #1 Solo ini karena antusiasme penonton yang besar.
Dukungan besar penonton saat Angga bertanding khususnya membuat Fransino terkesima. Inilah yang diharapkannya saat One Pride MMA menggelar hajatan di luar Jakarta.
"Luar biasa. Kita lihat tadi pendukung Angga sangat luar biasa," puji Fransino Tirta.
"Inilah yang ingin kita rasakan saat local hero, di sini Angga, dalam keadaan tertekan, saya rasa suara, dukungan, dan doa dari seluruh penonton yang membuat Angga tetap bertahan dan menang."
"Perasaan seperti ini, di mana seorang petarung berjuang mati-matian untuk menang," sambung legenda MMA Indonesia yang semasa berkarier sempat dilirik oleh UFC ini.
Ke depannya Fransino Tirta ingin membawa petarung-petarung juara dari One Pride MMA untuk bertanding di daerah asalnya seperti halnya Angga.
"Kita mengincar (event berikutnya) di Bandung, di Jogja, di Surabaya," papar Fransino.
"Kita mau memberikan kesempatan untuk para pencinta MMA di Indonesia untuk mendukung jagoannya di kampung halamannya sendiri secara live."
Baca Juga: Si Malaikat Maut Whittaker Beri Lampu Hijau soal Tantangan Khamzat Chimaev