Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Demi Chelsea, Graham Potter Diminta Kerasukan Tabiat Buruk Mourinho

By Sri Mulyati - Jumat, 17 Februari 2023 | 13:45 WIB
Pelatih Chelsea, Graham Potter, diminta kerasukan salah satu tabiat Jose Mourinho demi kepentingan klub. (PAUL ELLIS/AFP)

BOLASPORT.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter, diminta kerasukan tabiat buruk Jose Mourinho demi kebaikan klubnya.

Graham Potter mendapat saran untuk berkiblat ke Jose Mourinho demi kariernya.

Nasib Graham Potter di Chelsea tengah berada dalam status genting.

Chelsea hanya menang dua kali dalam 14 pertandingan terakhir di semua ajang.

Klub asal London Barat tersebut masih tertahan di peringkat ke-10 pada klasemen sementara Liga Inggris musim 2022-2023.

Performa mereka di kompetisi lain juga tidak kalah buruk dengan catatan di Premier League.

Potter harus menyaksikan anak asuhannya tersingkir dari dua piala domestik.

Yang terbaru, Thiago Silva dan kawan-kawan menelan kekalahan dari Borussia Dortmund pada laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

Baca Juga: Barcelona vs Man United - Raphinha Ngamuk, Tonjok Bangku Berkali-kali

Petinggi klub dinilai masih mendukung keberadaan Potter, setidaknya hingga akhir musim ini.

Namun, sang pelatih diminta segera berbenah, terutama mengenai sikapnya secara umum.

Mantan bek sayap kanan Chelsea, Glen Johnson, merasa Potter perlu lebih ekspresif dalam menunjukkan emosi.

"Potter memang pria yang tenang dan penuh perhitungan, jadi DNA-nya tidak menggebu-gebu," kata Johnson seperti dilansir BolaSport.com dari Metro.

"Saya rasa ia perlu sedikit menunjukkan kesombongan dan berjalan dengan percaya diri," ucap Johnson menambahkan.

Johnson lalu mencontohkan mantan pelatih Chelsea yang saat ini melatih AS Roma, Jose Mourinho.

Mourinho terkenal dengan sifat arogan dan tidak malu-malu menunjukkan emosi yang menggebu-gebu.

Baca Juga: Diimbangi Man United, Xavi Justru Beri Penghormatan ke Ten Hag

Menurut Johnson, sikap pelatih yang demikian ikut memengaruhi perilaku pemain.

Para pemain bisa lebih menghormati pelatih dan keputusan yang ia buat.

Meski begitu, arogansi dan kepercayaan diri juga bergantung kepada sikap masing-masing pelatih.

Tidak semua pelatih mau menunjukkan dua sikap tersebut secara terbuka.

Saran Johnson jelas bukan satu-satunya solusi yang diambil oleh Potter saat ini.

Sebagai pelatih, Potter tentu sudah memahami metode yang tepat untuk menyampaikan taktiknya.

Akan tetapi, metode pilihan sang nakhoda terbukti belum memberikan hasil hingga saat ini.

Oleh karena itu, Potter dituntut untuk tidak malu dalam mengintrospeksi diri sendiri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P