Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Raphinha meminta maaf atas gestur memukul-mukul bangku cadangan saat sedang kesal, tetapi Xavi Hernandez justru maklum.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, leg pertama babak play-off babak 16 besar Liga Europa menyajikan laga big match.
Raksasa Spanyol, Barcelona, menjamu tim elite Liga Inggris, Manchester United, di Camp Nou, Kamis (16/2/2023) atau Jumat dini hari WIB.
Blaugrana dan Setan Merah bermain imbang 2-2, dengan tiga gol tercipta dalam tempo sembilan menit di babak kedua.
Tandukan Marcos Alonso pada menit ke-50 membawa tuan rumah memimpin lebih dulu.
Kegembiraan publik Camp Nou hanya berlangsung dua menit.
Marcus Rashford membuat kedudukan imbang pada menit ke-52.
Manchester United bahkan berbalik unggul pada menit ke-59 setelah bek Barcelona, Jules Kounde, mencetak gol bunuh diri.
Baca Juga: Makna di Balik Posisi Tak Lazim Wout Weghorst Saat Lawan Barcelona
Raphinha muncul menyelamatkan muka timnya pada menit ke-76.
Golnya membuat skor seri 2-2 dan menggagalkan kemenangan skuad Erik ten Hag.
Namun, satu momen sempat mencuri perhatian dari pinggir lapangan.
Pada menit ke-83, pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, menarik keluar pemain berusia 26 tahun itu dan menggantikannya dengan Ferran Torres.
Keputusan sang pelatih membuat pemain yang direkrut dari Leeds United itu kesal.
Raphinha pun tidak menutupi perasaannya.
Pemain asal Brasil itu meluapkan emosinya dengan memukul-mukul kursi di hadapannya saat dia sudah duduk di bangku cadangan.
Baca Juga: Hasil Seri Lawan Barcelona Terasa seperti Kekalahan Bagi Man United
Bek senior Barcelona, Jordi Alba, turun tangan menenangkan rekan setimnya.
Kemarahan Raphinha toh tidak berlangsung lama.
Dia meminta maaf atas gesturnya saat ditarik keluar.
“Saya ingin meminta maaf kepada semua orang secara terbuka; kepada pelatih, kepada Ferran Torres, dan semua suporter,” kata pencetak tujuh gol Barcelona musim ini, dikutip BolaSport.com dari ESPN.
“Semua pemain ingin tampil dan membantu tim."
"Situasi semacam ini bisa membuat setiap pesepak bola hilang kendali. Setiap atlet adalah manusia biasa.”
“Saya membuat kesalahan dan karena itu saya minta maaf,” ujar Raphinha mengakhiri.