Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bos Ducati Sudah Memprediksi Betapa Repotnya Sprint Race pada MotoGP 2023

By Nestri Y - Sabtu, 18 Februari 2023 | 15:00 WIB
Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, di sela-sela berlangsungnya MotoGP Spanyol di Sirkuit Jerez, Spanyol, Mei 2022. (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Manajer Tim Ducati, Davide Tardozzi, menyambut baik rencana sprint race pada MotoGP 2023. Hanya saja, ada satu catatan darinya.

Seperti diberitakan sebelumnya, setiap seri balap pada MotoGP musim 2023 akan memuat dua balapan.

Dua balapan itu adalah sprint race (secara resmi disebut MotoGP Sprint) pada hari Sabtu dan grand prix race, balapan biasanya, pada hari Minggu.

Sprint race berlangsung dengan setengah durasi dari balapan hari Minggu. Poin kejuaraan yang diperebutkan juga setengah nilainya dari poin balapan utama.

Format dua balapan dalam satu akhir pekan lomba tidak pernah terjadi sebelumnya sejak edisi pertama kejuaraan dunia balap motor pada 1949.

Namun, hasrat untuk meningkatkan animo penggemar menjadi latar belakang terciptanya sesi yang terinspirasi dari Formula 1 ini.

Sprint race tidak hanya berdampak kepada pembalap, tetapi juga kru yang harus mengubah manajemen waktu mereka.

Simulasi akhir pekan lomba dengan sprint race pun dilakukan jauh-jauh hari agar bisa siap sejak balapan pertama. Ducati adalah salah satunya.

"Kami menjalankan banyak simulasi untuk meningkatkan pemahaman kami tentang cara terbaik mengelola sprint race," tutur Davide Tardozzi, dikutip dari Speedweek.

Baca Juga: Komitmen RNF Aprilia Sulap Pembalap Buangan KTM Jadi Fabio Quartararo 2.0

"Kami sudah mensimulasikan itu, kami mengevaluasi data dan jadwal yang diperlukan."

"Seperti yang kita semua tahu, kami harus mengganti tangki lalu menyesuaikan ini dan itu. Ada banyak sekali hal yang perlu dianalisis," tambahnya.

Tardozzi sendiri antusias dengan gagasan sprint race walau tim dan pembalap harus menghadapi tantangan untuk merubah mental dan cara kerja.

Malahan Tardozzi merasa bahwa sprint race akan menunjukkan siapa sebenarnya sang juara sejati pada MotoGP.

"Ya, tekanannya berbeda, tetapi tekanannya bisa dikendalikan. Ini adalah bagian dari pekerjaan untuk menghadapi tekanan," terang Tardozzi.

"Seorang juara tahu bagaimana menghadapinya, dan ketika tekanannya bertambah dengan format baru ini, akan kelihatan siapa pembalap juara sebenarnya."

Bukan berarti Tardozzi tidak memiliki kritik soal sprint race.

Mantan pembalap ini menyoroti bagaimana sprint race dihadirkan di semua seri. Tahun ini MotoGP akan menghelat 21 seri, terbanyak dari musim-musim sebelumnya.

Artinya, dalam setahun pembalap MotoGP bisa menjalani 42 balapan.

Baca Juga: Sudah Selesai 'Rahasia-rahasiaan', Tim Valentino Rossi Umumkan Tanggal Rilis Tim untuk MotoGP 2023

Masalah ini memang cukup mengundang kontroversi.

Jika dibandingkan dengan World Superbike yang menggelar 3 balapan di setiap akhir pekan, ajang balap motor produksi massal ini hanya menggelar 12 lomba di setiap musim.

Formula 1? Hanya ada 6 seri dari total 23 seri balap di F1 tahun ini yang memuat sprint race di dalamnya.

Sprint race di F1 juga menentukan posisi start pada balapan hari Minggu. Adapun di MotoGP posisi start saat sprint race dan balapan utama ditentukan oleh kualifikasi.

"Di sisi lain, menurut saya, kurang tepat juga rasanya kalau langsung mengadakan 21 balapan dan 21 sprint pada tahun pertama," ujar Tardozzi.

"Seharusnya sprint diterapkan pada setengah seri dalam satu musim saja .... Saya suka balapan tetapi pastinya saya harus menderita untuk melalui 21 balapan dan 21 sprint."

Beda Poin Sprint dan Lomba MotoGP 2023

Posisi Finis Poin Sprint Poin Lomba GP
1 12 25
2 9 20
3 7 16
4 6 13
5 5 11
6 4 10
7 3 9
8 2 8
9 1 7
10   6
11   5
12   4
13   3
14   2
15   1
     

Baca Juga: Derita Yamaha Jadi Tim Sebatang Kara pada MotoGP 2023 Mulai Terasa

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P