Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Mooney VR46, Luca Marini, memberikan analisisnya tentang perubaha format akhir pekan lomba pada MotoGP 2023.
Salah satu sorotan utama pada MotoGP musim ini masih seputar format baru yaitu penambahan sprint atau lomba berdurasi singkat.
Musim ini pembalap akan berlomba dua kali saat sprint pada hari Sabtu dan lomba grand prix seperti biasanya pada Minggu.
Dari sana muncul polemik tentang kompensasi yang akan didapatkan pembalap karena risiko ekstra dari balapan yang lebih banyak.
Seperti diketahui, pengumuman sprint terjadi ketika sebagian besar pembalap telah meneken kontrak dengan tim yang mereka bela.
Sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Moto.it, Marini tidak menampik kurangnya dukungan finansial pada MotoGP.
"(Bonus sprint) adalah masalah besar. Karena kami tidak meraih pendapatan yang cukup besar menurut saya dan setiap tahun lebih buruk bagi pembalap," ungkap Marini.
"Akan tetapi, ini adalah masalah tim dan bukan cuma di kelas MotoGP melainkan juga di kelas Moto2 dan Moto3."
"Kami butuh sedikit ruang untuk bernapas, mengakhiri musim dengan margin yang cukup dan tanpa risiko mengakhiri musim dengan motor yang rusak."
"Poin terakhir bukan kasus di MotoGP tetapi di Moto2 dan Moto3."
"Kami butuh lebih banyak dukungan dari Dorna, dari partner, tetapi cara terbaik memang meningkatkan aspek pertunjukan untuk penggemar, untuk mendapatkan lebih banyak uang."
Marini pada dasarnya tidak menolak sprint. Meski begitu, adik Valentino Rossi merasa ada hal-hal lain yang harus disesuaikan.
Salah satunya adalah pengurangan durasi lomba.
Pembalap berusia 25 tahun itu mempertimbangkan kelelahan fisik dan mental pembalap karena akan melakoni 42 balapan dalam semusim.
Meski sprint adalah balapan singkat dan mengambil waktu latihan bebas, tekanan saat lomba tetap saja berbeda dengan saat latihan bebas.
"Pembalap MotoGP itu seperti bekerja selama 365 hari dalam setahun, ada banyak tekanan yang dirasakan," kata Marini.
"Kami akan mencoba untuk meminta agar jumlah lap pada beberapa seri dikurangi meski saya sendiri tidak masalah karena siap dan merasa nyaman dengan motor saya."
"Tetapi untuk pembalap lain, itu bisa jadi masalah."
Baca Juga: Bezzecchi Ungkap Alasan Aprilia Akan Jadi Rival Terkuat Ducati pada MotoGP 2023
"Coba lihat di WorldSBK, di sana ada tiga balapan tapi balapan terlama memuat 20 lap bukan 27 lap (seperti MotoGP) di mana 7 lap terakhir terasa panjang dan berat."
"Untuk alasan ini, kami akan meminta pengurangan jumlah lap, karena kami paham bahwa poin terpenting kompetisi kami adalah memiliki balapan yang lebih menghibur."
Marini juga menambahkan bahwa MotoGP tidak bisa mengharapkan pertumbuhan penonton dengan hanya menambah balapan.
Sisi aksi dalam lomba juga perlu diperbaiki. Marini berpendapat bahwa dengan regulasi teknis saat ini, sulit bagi pembalap untuk menyalip.
Padahal aksi salip-menyalip menjadi ciri khas MotoGP.
"(Soal sprint) mungkin nantinya kami hanya seperti 15 pembalap yang berjejer selama 10 lap, mencoba untuk melakukan sesuatu tapi pada akhirnya gagal," ujar Marini kepada The-Race.
"Pada akhirnya ini bukan pertunjukkan yang bagus."
Baca Juga: Kehebatan Rossi Belum Luntur, Diakui Langsung oleh Sang Murid