Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Madura United melayangkan kritikan keras terhadap tim medis panitia penyelenggara pertandingan Liga 1 2022/2023 dalam menangani insiden Ricki Ariansyah.
Ricki Ariansyah mengalami kolaps dalam laga Madura United kontra PSIS Semaranng di Stadion Jatidiri, Selasa (7/3/2023).
Insiden terjadi ketika Ricki berhasil mencetak gol kedua Madura United pada menit 90+2'.
Menerima umpan lambung Lulinha, pemain berusia 25 tahun itu terbang untuk menyambar bola.
Baca Juga: Indra Sjafri Tak Buru-buru Panggil Pemain Liga 1 untuk Gabung TC Timnas U-22 Indonesia Gelombang II
Bola tandukan Ricki ternyata berhasil masuk ke gawang PSIS yang dijaga Rey Redondo.
Namun saat menyundul bola, wajah eks Persita Tangerang itu terkena kaki pemain PSIS Semarang.
Tepat setelah merobek jala lawan, dirinya langsung tergeletak dan tak sadarkan diri.
Tim medis Madura United langsung bergerak cepat memberikan pertolongan.
Kondisi pemain berusia 25 tahun itu kini sudah berangsur membaik setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
"Mewakili tim, kami memberi apresiasi dan respect sangat tinggi pada pemain-pemain PSIS Semarang yang waktu kejadian langsung bereaksi," kata caretaker Madura United, Rakhmad Basuki.
"Kami melihat dari bench banyak sekali pemain PSIS langsung bereaksi ketika pemain kami mengalami insiden itu," tambahnya.
Rakhmad Basuki juga mengapresiasi tim medis PSIS yang turut berperan dalam menolong Ricki.
Di samping itu, ia mengaku sangat kecewa terhadap tim medis yang disediakan panitia penyelenggara.
Menurut dia, tim medis panpel terkesan kurang tanggap merespons insiden yang berbaya tersebut.
Terlebih, peralatan medis yang dibawa tim medis panpel tidak terlalu lengkap.
"Saya mengritisi tim medis yang lambat dan terkesan ada beberapa peralatan yang tidak lengkap."
"Untung gerak cepat tim medis kami dan gerak cepat bantuan tim medis PSIS Semarang, akhirnya insiden itu tidak sampai berdampak lebih parah lagi," pungkasnya.
Rakhmad memastikan bahwa Ricki Aryansah sudah sadarkan diri dan bisa berbicara.
Kendati demikian, sanpa pemain masih memerlukan observasi lebih lanjut dengan dilakukan CT Scan dan Rontgen.
Senadang dengan Rakhmad Basuki, pemain Madura United, Lee Yoo-joon juga melontarkan kekecewaannya terhadap tim medis panpel.
Gelandan naturalisasi asal Korea Selatan itu mendesak agar PSSI lebih memperhatikan keselamatan para pesepakbola.
"PSSI harus punya regulasi terkait keadaan darurat (Emergency) untuk pemain," tulis Lee Yoo-joon.
"Seperti kejadian tadi, ambulans ada tapi perlengkapan medsi untuk hal-hal darurat tidak ready. Bahkan, sekedar oksigen saja tidak ada."
"Tolong hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan itu diutamakan. Jangan hanya bicara naturalisasi saja. Tapi tim medis tidak terstandar sama sekali," lanjut eks Bhayangkara FC itu.