Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - FIFA dikabarkan telah memberikan dana mencapai Rp 86 miliar untuk PSSI.
Kabar ini diungkapkan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Mantan Presiden Inter Milan itu menjelaskan bila uang tersebut diberikan FIFA untuk pengembangan sepak bola nasional.
Salah satunya yakni dalam pembangunan training camp.
Apa yang terjadi merupakan bentuk penerapan program FIFA yang bertajuk Forward 3.0.
Baca Juga: Dua Venue Piala Dunia U-20 2023 Bisa Dicoret, Erick Thohir Justru Singgung Peru
Dikutip dari antara, FIFA Forward adalah program yang bertujuan agar seluruh asosiasi anggotanya mampu meningkatkan kualitas persepakbolaan mereka.
Sehingga nantinya akan timbul persaingan ketat antara negara satu dengan yang lainnya.
FIFA Forward 3.0 diluncurkan FIFA pada awal tahun ini.
"FIFA mempunyai program 'Forward 3.0."
"Program itu mengharapkan kompetisi di negara termasuk pembinaan harus berjalan."
"Melalui program tersebut kita juga mendapatkan berkah membangun 'training camp' yang dibantu FIFA senilai 5,6 juta dola AS (sekitar Rp 86,5 miliar)," kata Erick Thohir, dilansir BolaSport.com dari Antara.
Lebih lanjut, dana yang ada bakal disalurkan ke Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI.
Baca Juga: Kalah 6 Laga Beruntun, PSS Sleman Berharap Tetap Didukung Suporter
Diharapkan, nantinya Asprov PSSI dapat menerapkan program pembinaan di wilayahnya masing-masing.
Pada akhirnya, FIFA akan memberikan penilaian terkait apa yang sudah dilakukan,
"Pembinaan yang mereka lakukan nanti dinilai oleh FIFA," ucap Erick.
Sementara itu, Erick Thohir sendiri memang gencar menggaungkan soal pengembangan sepak bola nasional dalam beberapa waktu terakhir.
Hal tersebut berlaku pula untuk pembinaan pemain.
Baca Juga: Kalah dari Borneo FC, Thomas Doll: Persija Jakarta Terus Mengulang Kesalahan di Laga Tandang
"Bahwa jangan juga naturalisasi jadi jalan singkat kemudian melepaskan pembinaan."
"Tetapi notabene yang namanya bangsa sebesar kita, kalau bicara sebuah kebangsaan, kita tidak boleh menutup mata terhadap diaspora kita."
"Tinggal pilihannya pembinaan harus berjalan ini harus kontekstual," kata Erick, pada Senin (6/3/2023) lalu.