Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra dunia pernah memiliki rivalitas "panas" antara Lee Chong Wei (Malaysia) dan Lin Dan (China).
Persaingan mereka tidak hanya terjadi pada turnamen mayor, bahkan hingga turnamen yang saat itu masih disebut superseries.
Namun saat ini, akankah ada rivalitas seperti Lin Dan dan Lee Chong Wei pada All England Open 2023?
Sebagian besar percaya itu akan sangat mustahil untuk saat ini atau bahkan terjadi dalam waktu dekat.
Sejak 2004-2018, salah satu atau keduanya Lin Dan dan Lee Chong Wei bertanding pada 14 dari 15 final turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu.
Lin Dan sempat dominan sejak 2004 sebelum Chong Wei naik sebagai salah satu lawan yang pantas untuk pemain berjulukan Super Dan.
Secara keseluruhan, Lin Dan memiliki lebih banyak gelar dengan enam gelar, sementara Chong Wei mengukir namanya dalam empat gelar.
Lee bisa lebih dominan pada 2015-2016, tetapi pelanggaran doping membuatnya dilarang bertanding selama delapan bulan.
Untuk saat ini, Viktor Axelsen (Denmark) tampaknya lebih konsisten dibandingkan pemain lainnya pada nomor tunggal putra.
Baca Juga: Update Peringkat BWF - Praveen/Melati Naik 5 Tingkat, Rinov/Pitha Digeser Ganda Campuran China
Juara bertahan itu ingin memenangkan gelar All England ketiganya, setelah juga dia memenangkan trofi juara pada edisi 2020.
Akan membosankan jika satu pemain terus mendominasi, tetapi beberapa orang mengatakan bahwa itu juga akan menciptakan kegembiraan karena yang lain menggunakan pemain Denmark berusia 29 tahun itu sebagai tolok ukur dan akan berusaha sekuat tenaga.
Lagi pula, usia juga mengejar Axelsen dalam permainan yang menuntut fisik.
Kemenangan luar biasa Kunlavut Vitidsarn (Thailand) atas Axelsen pada India Open telah membangkitkan hasratnya untuk meraih lebih banyak lagi gelar juara.
Lee mengakui bahwa tidak ada rivalitas seru dari unggal putra saat ini.
"Kunlavut memiliki potensi untuk memberi Viktor pertarungan lebih teratur. Itulah satu-satunya nama yang dapat saya pikirkan sejauh ini," kata Lee dilansir BolaSport.com dari The Star.
Lee memenangkan gelar All England pertamanya pada 2010.
"Namun untuk saat ini, saya tidak melihat ada dua atau tiga pemain tunggal yang dominan."
Mantan pemain, James Selvaraj juga memiliki pendapat yang sama.
"Saya tidak melihat ada dua pemain yang mendominasi All England sekarang seperti yang dilakukan Chong Wei dan Lin Dan selama masa mereka sebagai pemain," ucap Selvaraj.
"Viktor adalah pemain paling konsisten saat ini dan saya yakin hanya dia yang bisa mendominasi turnamen," ujar Selvaraj.
"Ada beberapa bintang baru lainnya seperti Kodai Naraoka (Jepang), Kunlavut dan Lakshya Sen (India) yang mencoba menantangnya, tetapi mereka masih kurang konsisten."
"Pemenang dan pemain independen, Lee Zii Jia juga memiliki segalanya untuk sukses, tetapi tidak memiliki tim yang mampu untuk membantunya," aku Selvaraj.
Baca Juga: All England Open 2023 - 1 Kekurangan di Tengah Debut Manis Rehan/Lisa
Ini berbeda pada sektor tunggal putri karena ada persaingan yang tajam di antara Akane Yamaguchi (Jepang), An Se-young (Korea Selatan).
Selain itu, ada Tai Tzu-ying (Taiwan), Chen Yufei dan He Bingjiao (China), dan Pusarla Venkata Sindhu (India) yang membuatnya menarik.
"Saya yakin Yamaguchi dan Se-young bisa mendominasi dan menciptakan rivalitas yang kuat di tunggal putri karena mereka telah mencapai banyak final bersama tahun ini," kata Selvaraj.
Duo ini mencapai final Malaysia, India, dan German OPen ahun ini.
Yamaguchi menang di Malaysia dan German Open, sementara An keluar sebagai pemenang pada India Open.