Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Polemik terkait pemanggilan pemain ke timnas Indonesia dan bentroknya jadwal Liga 1 2022-2023 membuat salah satu tim yakni Persija Jakarta merasa dirugikan.
Sebab sebanyak 12 pemain dipanggil ke timnas Indonesia.
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong ta hanya memanggil pemain timnas Indonesia senior saja yang bakal mempersiapkan FIFA Matchday periode Maret 2023.
Tetapi, juru taktik asal Korea Selatan itu juga memanggil pemain muda yakni timnas U-20 Indonesia secara bersamaan.
Dengan begitu, pemain Persija Jakarta yang dipanggil ke timnas Indonesia pun tak hanya dalam hitungan jari saja.
Sebanyak 12 pemain Macan Kemayoran dipastikan bergabung dalam pemusatan latihan (TC) timnas U-20 Indonesia dan timnas senior.
Terdapat enam pemain yang dipanggil ke timnas senior yakni Riko Simanjuntak, Hansamu Yama, Syahrian Abimanyu, Witan Sulaeman, Muhammad Ferarri dan Dony Tri Pamungkas.
Untuk dua nama terakhir juga masuk dalam daftar delapan pemain Persija yang juga dipanggil ke timnas U-20 Indonesia.
Pemain timnas U-20 Indonesia lainnya yakni ada Cahya Supriadi, Frengky Missa, Alfriyanto Nico, Achmad Maulana Syarif, Resa Aditya, dan Ginanjar Wahyu.
Situasi ini tentu saja membuat manajemen dan pelatih Persija pusing, karena saat pemain dipanggil ke timnas Indonesia.
Kompetisi Liga 1 2022-2023 tetap berlanjut, bahkan saat laga FIFA Matchday yang seharusnya kompetisi berhenti.
Liga 1 justru tetap bergulir dan Persija dijadwalkan bakal menghadapi Persita Tangerang pada 28 Maret 2023.
Sementara untuk FIFA Matchday periode Maret berlangsung pada 20 hingga 28 Maret 2023.
Ditambah lagi pemain timnas Indonesia bakal menjalani pertandingan melawan Burundi tepat pada tanggal 28 Maret 2023.
Baca Juga: Lagi! Persija Sumbang Pemain Terbanyak ke TC Timnas U-20 Indonesia
Dengan begitu, bisa dipastikan Persija tak akan tampil dengan kekuatan penuh karena para pemainnya sudah diminta kumpul pada 20 Maret mendatang.
“Kami sudah menerima dua surat dan juga ada satu komunikasi lisan, di mana surat yang pertama akan memanggil enam pemain kita ke timnas senior dari tanggal 20-29 Maret 2023,” ujar Ganesha kepada awak media.
“Kemudian surat yang kedua memanggil enam pemain plus dua yang ada di timnas senior jadi delapan untuk mengikuti TC U-20 dari tanggal 20 besok sampai dengan berakhirnya Piala Dunia U-20,” ucapnya.
Bahkan tak hanya 12 pemain itu saja, tetapi pelatih timnas U-22 Indonesia bahkan sudah secara lisan berbicara dengan Persija.
Pelatih timnas U-22, Indra Sjafri telah mengatakan akan memanggil tiga pemain Persija buat menghadapi SEA Games 2023.
Situasi ini pun membuat tim asal ibu Kota tersebut dipastikan tak akan bisa tampil dengan kekuatan penuh hingga kompetisi berakhir.
Bagaimana Persija tak berteriak apabila sistuasi ini terus menjerat mereka?
Walaupun ini sebenarnya bukan pertama kali Persija berteriak mengenai pemanggilan pemain mereka ke timnas Indonesia.
Sebelumnya saat menjelang Piala Asia U-20 2023, juru taktik Persija Thomas Doll juga berteriak.
Baca Juga: Thomas Doll Pusing Lagi, Pemain Persija ke Timnas Indonesia, Singgung Lawan Persita
Kala itu sebanyak sembilan pemain sekaligus yang dipanggil ke skuad Garuda Nusantara.
Yang akhirnya delapan pemain diboyong ke Uzbekistan menjalani laga Piala Asia U-20 2023.
Namun, sialnya hal ini harus kembali menimpa tim asuhan pelatih asal Jerman tersebut saat kompetisi Liga 1 masih berlangsung.
Pertandingan Persita vs Persija bakal berlangsung pada 28 Maret tepat saat FIFA Matchday masih bergulir.
Tanggal tersebut timnas Indonesia akan menghadapi Burundi pada leg kedua di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.
Situasi tak menguntungkan ini tentu saja membuat Wakil Presiden Persija, Ganesha Putera mempertanyakan mengapa jadwal pertandingan liga di tengah adanya FIFA Matchday.
Jadwal ini membuat tim kebanggan The Jakmania kesulitan jika harus menjalani laga melawan Persita tanpa pemain bintangnya.
Baca Juga: Pesan Untuk Shin Tae-yong, Thomas Doll Minta Satu Pemainnya Jangan Gabung ke Timnas Indonesia Dulu
Ganesha mengaku bahwa sebenarnya Persija berkomitmen untuk bisa membantu perkembangan dan kemajuan sepak bola Indonesia.
Akan tetapi, dalam kemajuan sepak bola bukan hanya soal tim nasional saja, tetapi ada klub, tim prfesional yang harus berjuang di kompetisi.
Bahkan Ganesha mengaku tak bisa melupakan tim marketing, media, dan segala macan aspek komersial lainnya.
Menurutnya dalam situasi seperti saat ini memang sudah seharusnya ada kebijakan yang jelas demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Tentu saja ini harus dilakukan agar tidak merasa ada klub yang dirugikan, sebab klub dan timnas harus bersinergi demi membangun sepak bola lebih baik lagi.
“Artinya bagaimana ada satu policy untuk kemajuan timnas tanpa mengerus klub, tanpa mengerus aspek kompetisi, tanpa mengerus aspek marketing hingga media, karena teman-teman bisa bayangkan bagaimana mungkin ada pertandingan-pertandingan berlangsung di FIFA Matchday, di mana the best player tidak main karena mereka berada di sana,” kata Ganesha.
“Saya tidak tahu ini bisa terjadi, tetapi kenyataannya seperti itu. Teman-teman dari broadcaster, operator, media, dan sponsor bagaimana tanggung jawab kita ketika kompetisi itu berlangsung tanpa best playernya main,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ganesha juga bahkan menyinggung soal keadilan.
Menurutnya akan sangat tidak adil apabila pemain Persija dipanggil sebanyak 12 pemain dalam satu waktu bersamaan.
Baca Juga: Tekuk PSIS Semarang, Thomas Doll Girang Persija Jakarta Putus Tren Negatif
Sedangkan beberapa klub Liga 1 tak mengirimkan pemain sama sekali.
Tentu saja itu tidak adil, apalagi Persija juga tengah bersaing untuk merebut gelar juara Liga 1 dengan dua klub lainnya.
Persija saat ini terus berjuang dengan klub PSM Makassar dan Persib Bandung yang sama-sama bersaing menggelar juara.
Sebab hingga saat ini Persija yang menempati posisi kedua klasemen sementara pun masih memiliki peluang meraih gerak juara.
Oleh karena itu, Ganesha sebenarnya ingin semuanya bisa berlangsung dengan maksimal dan indah.
Termasuk ia ingin menunjukkan adanya ketidak adilan ini.
“Kemudian saat kompetisi berlangsung Fairnerss-nya tidak ada karena ada satu tim kehilangan banyak pemain, ada satu tim yang tidak dipanggil,” kata Ganesha.
“Jadi ada banyak hal yang akhirnya kita punya itu untuk ikut mengembangkan timnas, tetapi harus dijaga juga untuk elemen di dalam ekosistem sepak bola itu sendiri, yaitu klub ada kompetisi dan seterusnya,” ucapnya.
Ganesha juga tak lupa bicara soal bahwa kompetisi Liga 1 ini sebenarnya juga bagian dari kualifikasi Piala AFC ke depan.
Untuk itu, ia terus mengingatkan agar semua bisa saling membantu deni kemudahan bersama.
“Karena kita juga harus tahu bahwa klub ini juga membawa nama negara lho, yang kita lakukan di kompetisi Liga 1 ini kan kualifikasi untuk ke liga champions Asia, kulifikasi untuk AFC,” tutur Ganesha.
Baca Juga: Bungkam PSIS Semarang, Thomas Doll Keluhkan Jarak Tempuh Menuju ke Stadion Wibawa Mukti
“Dan ketika kita nanti lolos dan dengan peringkat tertentu dan nanti kita main di continental itu kan main bawa nama negara dan tim semakin banyak yang bisa bicara banyak di champions league, di AFC itu pasti akan memberikan highlevel spirit ke pemain dan pada akhirnya timnas juga yang menerima manfaatnya,” pungkasnya.
“Jadi banyak hal yang terjadi, ya kita semua lakukan ini untuk timnas, tetapi kita juga ingin mengingatkan bahwa program teman-teman timnas itu harus dilihat dalam satu konteks untuk perkembangan sepak bola Indonesia itu, di mana dalamnya ada aspek-aspek yang lain.”
Untuk aspek yang lain Persija minta agar jadwal lebih dibenahi lagi untuk musim depan agar tidak bentrok.
Sebab apabila satu klub yang dipanggil pemainnya lebih dari empat orang ke timnas akan saangat merugikan tim.