Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kekalahan telak yang dialami pebulu tangkis tunggal putra, Shi Yu Qi, pada final All England Open 2023 menjadi aib tersendiri.
Tak disangka, jawara All England edisi 2018 itu harus menanggung kekalahan memalukan di laga puncak dari turnamen prestisius yang berusia 124 tahun itu.
Pada final yang digelar di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Minggu (22/3/2023), Shi Yu Qi menderita kekalahan dari juniornya sendiri, Li Shi Feng.
Bukan semata-mata karena kekalahan yang membuat performa Shi Yu Qi lantas disorot tajam, tetapi akibat skor yang jomplang.
Shi Yu Qi harus puas jadi runner-up All England Open 2023 setelah dikalahkan Li Shi Feng dengan skor satu digit pada gim kedua yaitu 24-26, 5-21.
Dengan kata lain, setelah laga alot di awal, mantan pemain tunggal putra peringkat dua dunia itu hanya bisa diberi 'napas' sampai lima poin saja.
Terlepas dari penampilan Li Sh Feng yang memang sedang on fire, ada satu kelemahan Shi Yu Qi yang terlihat dalam pertandingan ini.
Penilaian tersebut diungkap oleh legenda bulu tangkis China, Cai Yun, sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Aiyuke.
Cai Yun menilai bahwa salah satu faktor terbesar kekalahan Shi Yu Qi di final All England Open 2023 kemarin adalah karena faktor fisik.
Baca Juga: Fakta Menarik Swiss Open 2023 yang Masuki Tahun Penyelenggaraan Ke-68
"Menurut saya, masalah Shi Yu Qi terletak pada kebugaran fisiknya," kata Cai Yun.
Tenaga Shi Yu Qi, saat ini berusia 27 tahun dan lebih tua empat tahun dari Li Shi Feng, dinilai terkuras habis karena laga-laga sebelumnya.
Shi harus melewati beberapa lawan sulit dalam perjalanan ke final seperti Kunlavut Vitidsarn (Thailand), Weng Hong Yang (China), hingga Lee Zii Jia (Malaysia).
"Saat sedang bugar, tidak diragukan lagi bahwa dia memang salah satu tunggal putra terbaik saat ini," tutur mantan pasangan Fu Hai Feng itu.
"Namun, setelah rangkaian laga berintensitas tinggi berturut-turut, masalah dengan fisiknya mulai terlihat."
"Di final bisa dilihat kan dia masih sangat cepat bisa pada paruh gim pertama, serangan dan kombinasi susulannya sangat berkualitas."
"Akan tetapi, pada paruh set kedua, serangan susulannya lebih pelan yang mana itu merupakan tanda-tanda masalah kebugaran."
Kelemahan Shi Yu Qi dalam stamina bisa dimanfaatkan baik oleh rival-rivalnya, termasuk pemain andalan Indonesia yaitu Anthony Sinsuka Ginting.
Shi masih menjadi salah satu musuh tersulit Ginting, mengingat rivalitas keduanya yang sudah mengakar sejak level junior.
Sebagai informasi, Shi Yu Qi merupakan salah satu dari tiga tunggal putra yang paling susah dikalahkan Ginting, selain Viktor Axelsen (Denmark) dan Kento Momota (Jepang).
Ginting memiliki rekor yang kurang bagus setiap bertemu pemain yang kini bercokol di peringkat 10 dunia itu yaitu 1 kemenangan dan 7 kekalahan.
Baca Juga: Swiss Open 2023 - Fikri/Bagas Persembahkan Kemenangan untuk Syabda