Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, kembali mengenang saat-saat pertamanya terjun di pentas MotoGP.
Situasi pelik yang sedang dialami Yamaha membawa Quartararo bernostalgia dengan apa yang dialami ketika merintis karier sebagai pembalap.
El Diablo mulai menjadi pusat perhatian saat dia membela Petronas Yamaha SRT pada musim 2019 lalu.
Pada musim pertamanya di kelas utama, Quartararo menunjukkan performa kompetitif dan menjadi rider muda potensial.
Bersama tim satelit Yamaha tersebut, pembalap asal Prancis itu menorehkan enam pole position dan tujuh kali naik podium.
Tak ayal, banyak pihak menilai bahwa Quartararo merupakan sosok yang digadang-gadang bisa menghentikan dominasi Marc Marquez.
Ya, sepanjang musim itu Baby Alien memang tampil trengginas di atas motor RC213V.
Hadirnya Quartararo dengan usianya yang masih belia kala itu membuatnya mendapatkan label sebagai Anti-Marquez.
Pembalap yang kini berusia 23 tahun tersebut tak menampik label tersebut menghadirkan beban tersendiri baginya.
Baca Juga: Baru Juga Cicipi Triple Crown, Ducati Terancam Ditinggal Pimpinan Tercerdas
Jauh sebelum tampil di Kejuaraan Dunia MotoGP, Quartararo bahkan sudah dibanding-bandingkan dengan Marquez dan Valentino Rossi.
Sisi baiknya, Quartararo mampu menjadikan hal itu sebagai motivasi alih-alih alasan untuk membuatnya takut.
"Saat usia saya 15 tahun, mereka membandingkan saya dengan Rossi dan Marquez, dua raja olahraga ini," kata Quartararo.
"Itu menjadi sebuah motivasi tapi juga tekanan yang membuat Anda ketakutan," imbuhnya, dilansir dari laman Motosan.
Baca Juga: MotoGP Argentina 2023 - Bagnaia Dilanda Demam saat Aprilia Bergejolak
Lebih lanjut, rekan setim Franco Morbidelli itu juga sempat berkutat dengan masa sulit akibat cedera yang dialami.
Dia juga menyadari pandangan-pandangan miring yang menyertai langkahnya menuju kelas utama bersama tim satelit Yamaha.
Sejatinya, Quartararo bukanlah pembalap yang menonjol ketika dia berkompetisi di kelas Moto3 dan Moto2.
Pada musim terakhirnya di kelas Moto2 tahun 2018, Quartararo bahkan tidak berhasil menjadi juara dunia.
Dia hanya meraih dua podium dengan satu kemenangan saja bersama SpeedUp Racing.
"Selama dua setengah tahun saya mengalami masa-masa sulit dengan cedera tetapi saya terus bekerja," ucap Quartararo.
"Saya naik ke MotoGP dengan hanya dua hasil bagus."
"95 persen mengatakan apa yang saya lakukan di kelas ini bisa dilakukan oleh rider yang lebih baik," tuturnya menambahkan.
Kendati kurang menonjol di dua kelas sebelumnya, Quartararo berhasil membuktikan bahwa Yamaha tidak salah telah memilihnya.
Mendapatkan promosi ke tim pabrikan musim 2021 guna menggantikan Valentino Rossi, Quartararo langsung melejit.
Rider dengan nomor balap 20 tersebut sukses menjadi juara dunia pada musim pertamanya sebagai pembalap pabrikan.
Baca Juga: MotoGP Argentina 2023 - Jawaban Aleix Espargaro Saat Aprilia Melejit pada Hari Pertama