Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia, merasa semakin senasib dengan mentornya Valentino Rossi menyusul performa kuda besinya.
Bagnaia masih menjadi nama terfavorit untuk kembali merajai kelas utama MotoGP pada musim 2023 ini bersama Ducati.
Walau meraih hasil gagal finis pada balapan terakhir GP Argentina, rider berusia 26 tahun tersebut masih berada di papan atas.
Hingga saat ini, Bagnaia sendiri menduduki peringkat kedua klasemen sementara pembalap MotoGP 2023.
Dia terpaut sembilan poin dari Marco Bezzecchi dari tim Mooney VR46 yang sudah mengoleksi 50 poin.
Terlepas dari posisinya di tabel klasemen sementara, penampilan Bagnaia di atas motor Ducati Desmosedici GP23 masih solid.
Meski gagal meraih podium baik di sesi sprint dan balapan utama GP Argentina, dominasi murid Valentino Rossi itu masih terasa.
Pembalap asal Italia tersebut tampil dominan sebagai pemenang seri perdana MotoGP 2023 di Portugal.
Bagnaia menyapu bersih poin sempurna pada sesi sprint race dan balapan utama di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal tersebut.
Baca Juga: Gara-gara Gelar Milik Valentino Rossi, Marc Marquez Kena Mental?
Penampilan superior dari Bagnaia tersebut tak lantas dia bisa lepas dari pandangan-pandangan miring berbagai pihak.
Ya, tidak sedikit yang menilai bahwa dia bisa memenangi balapan berkat performa motor Ducati yang sempurna di atas lintasan.
Mendengar hal tersebut, Bagnaia memberikan respons kalem tatkala dia diwawancari oleh media Spanyol usai masuk dalam nominasi Laureus Award.
Di mata pembalap yang memakai nomor satu pada musim ini tersebut, hal itu merupakan hal yang wajar.
Baca Juga: Ducati Tak Ada Niatan Pangkas Tim, Yamaha Harap Bersabar Tunggu VR46
Alih-alih pusing memikirkan pandangan miring itu, dia tetap tenang lantaran menyadari takkan bisa menyenangkan semua pihak.
"Saya merasa seperti itu adalah hal yang wajar karena Anda tak bisa menjadi baik untuk semua orang," kata Bagnaia, dilansir dari Motosan.
"Anda tidak bisa menjadi seorang penggemar untuk semua orang," tuturnya menambahkan.
Lebih lanjut, dia kini merasa senasib dengan mentornya Valentino Rossi yang sempat mendapatkan pandangan serupa saat masih bersama Honda.
Ya, The Doctor mendapatkan pandangan miring itu ketika tahun-tahun pertamanya berlaga di kelas utama.
Tak mau diam saja, Rossi akhirnya membuktikan diri dengan meninggalkan zona nyamannya di Honda untuk bergabung dengan Yamaha.
Dengan motor yang tidak lebih baik dari Honda, Rossi mempersembahkan empat gelar juara dunia kepada pabrikan asal Iwata, Jepang itu.
"Ketika Valentino Rossi menang dengan Honda, semua orang mengatakan bahwa dia menang hanya karena mengendarai Honda," kata Bagnaia.
"Bahwa Marc Marquez menang hanya karena dia mengendarai Honda, jadi selalu seperti itu."
"Anda memiliki 90 persen orang yang senang dengan Anda dan Anda senang dengan mereka tapi 10 persen di sisi lain yang menyakitkan Anda," imbuhnya.
Baca Juga: 1 Hal Terpenuhi, Marco Bezzecchi Pantas Jadi Titisan Valentino Rossi?