Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Penyerang PSM Makassar, Ramadhan Sananta, bicara tentang performa apiknya di tim berjulukan Juku Eja.
Ramadhan Sananta pada Liga 1 musim ini merapat ke PSM setelah musim lalu bermain untuk Persikabo 1973.
Kepindahan ini dinilai sukses karena dia tampil cukup menjanjikan di bawah pelatih Bernardo Tavares.
Total 11 gol dari 23 penampilan menjadi bukti perkembangan penyerang berusia 20 tahun tersebut di PSM.
Baca Juga: Bukan Persija, Ini Tim Liga 1 yang Miliki Peluang Lebih Besar untuk Gaet Ramadhan Sananta
Berbicara tentang performa apiknya tersebut, Ramadhan Sananta mengakui jika ada dua sosok pemain yang berperan penting.
Pemain tersebut adalah Ciro Alves dan Aleksandar Rakic.
Dua pemain ini adalah rekan setimnya saat masih bermain untuk Persikabo 1973.
Mereka menjadi pemain yang memberikan pelajaran bagaimana jadi penyerang yang baik.
“Saya melihat mereka termotivasi, apalagi Ciro, dia betul-betul pemain yang istimewa dalam hal dribel, kecepatan, ketenangan, dan penyelesaian akhir.
“Apalagi Rakic, Rakic juga sama seperti saya posisinya sebagai striker. Finishing dan sundulan betul-betul banyak belajar dari mereka,” kata Ramadhan Sananta dilansir BolaSport.com dari kanal YouTube LIB TV.
Saat di PSM, Wiljan Pluim memegang peran penting bagi tim.
Ramadhan mengaku jika chemistry dengan pemain asal Belanda tersebut sudah matang.
Dia hanya tinggal berlari menuju gawang saat Pluim bersiap mengirim umpan.
“Kalau begitu harus lari ke depan, kalau misalnya Wiljan Pluim pegang bola, saya harus lari ke depan.”
“Jarang harus minta bola, harus lari saja,” tambahnya.
Baca Juga: Ramadhan Samanta Belum Gabung Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri: Biar Dia Pesta Juara Liga 1 Dulu
Pemain berusia 20 tahun ini menjelaskan jika ada satu pemain yang jadi idolanya.
Sosok tersebut adalah Dimas Drajad yang merupakan penyerang Persikabo 1973.
Dimas juga merupakan pemain timnas Indonesia.
Menurutnya, Dimas merupakan sosok yang dingin di depan gawang lawan.
Namun, finishing pemain kelahiran Gresik tersebut cukup jitu dan jadi salah satu mesin gol di depan gawang.
“Senior saya, Dimas Drajad, karena dia main bolanya simpel.”
“Jika mendapatkan bola diumpan di depan gawang, finishing, terus jadi gol dan tenang,” pungkasnya.