Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ibunda Luca Marini dan Valentino Rossi, Stefania Palma, mempunyai satu penyesalan tentang karier kedua putranya pada MotoGP.
Sulit dimungkiri bahwa Marini berada di bawah bayang-bayang Rossi karena prestasi besar sang kakak di MotoGP.
Tanggal 31 Agustus 1997, kala Marini belum genap berusia 1 bulan, Rossi, pada saat yang sama berusia 18 tahun, memastikan gelar juara dunia pertamanya di kelas 125cc.
Karier Rossi terus menanjak hingga berhasil mencapai sembilan gelar juara dunia dan menjadi ikon dunia balap motor.
Marini kemudian mengikuti jejak sang kakak dari ibunya tersebut.
Marini memulai debutnya di kelas Moto3 pada 2013 dan mengoleksi enam kemenangan di semua kategori.
Pencapaian tertinggi pembalap yang akrab disapa Maro tersebut adalah ketika menjadi runner-up Moto2 pada musim 2020.
Tahun berikutnya menandai peralihan tongkat estafet antara Marini yang menjalani debut di kelas utama MotoGP dengan Rossi yang melakoni musim terakhirnya.
Memang, jika dibandingkan dengan kakaknya, Marini masih jauh karena belum merebut pencapaian terpenting yaitu gelar juara dunia.
Baca Juga: Mantan Insinyur MotoGP Bandingkan 5 Motor, Minus Ducati Terungkap
Podium pertama Marini di kelas utama harus menunggu sampai musim ketiganya, tepatnya saat balapan MotoGP Americas pada akhir pekan lalu.
Prestasi terkini Marini memberikan kebahagiaan bagi Stefania Palma kendati di sisi lain juga ada satu penyesalan.
Palma menyesali kurangnya keyakinan terhadap keinginan Marini untuk menjadi seorang pembalap pada masa lalu.
"Saya hanya menyesal tentang satu hal," kata Palma kepada La Gazetta Dello Sport, dikutip Corsedimoto.
"Ketika dia (Marini) masih kecil, saya sedikit menahannya, bukan berarti menghalanginya, karena Luca selalu bersemangat, sangat yakin dengan pilihannya.
Palma mengharapkan Marini menjadi seorang dokter karena risiko tekanan dari prestasi besar Rossi di MotoGP.
Dari sisi Palma sendiri, perbedaan hampir 20 tahun sejak dirinya mengasuh Rossi ke Marini membuatnya menjadi sosok yang lebih berhati-hati.
"Dengan Valentino saya masih muda dan tidak mudah gelisah, sekarang saya jauh lebih mudah khawatir," terangnya.
Musim debut Marini pada kejuaraan dunia grand prix pada akhirnya baru terjadi saat usianya akan menginjak 19 tahun.
Baca Juga: Honda Sudah Bisa Semringah, Kehadiran Ken Kawauchi Mulai Berefek?
Sebagai perbandingan, musim debut Rossi terjadi saat usianya 17 tahun.
Memang, usia Marini dan Rossi sama ketika mereka tampil di kelas Moto2 untuk pertama kalinya. Di kelas Moto3 Marini hanya tampil sebagai wild card.
Terlepas dari penyesalan, Palma juga merasakan kepuasan saat melihat Marini tumbuh dewasa.
"Luca telah menunjukkan bahwa dia telah mengambil langkah besar selama musim dingin. Di musim panas dia menikah, ini juga menunjukkan kedewasaannya," tuturnya.
Palma juga bangga terhadap Rossi yang mempercayai sang adik untuk bergabung ke dalam proyek tim balapnya.
"Ia (Rossi) selalu percaya, tidak pernah ragu bahwa ia (Marini) bisa melakukannya dengan baik," kata Palma.
"Satu-satunya hal adalah ketika Luca masih kecil, Valentino sedikit disibukkan dengan kariernya dan tidak membawanya ke lomba minimoto."
"Namun, ia selalu menasihatinya, mengamatinya, dan mengikutinya."
Baca Juga: Fabio Quartararo Bersyukur Podium MotoGP Americas Kembalikan Rasa Percaya Diri