Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, mengomentari soal raihan timnya yang kurang maksimal pada tiga balapan awal MotoGP 2023.
Pembalap andalan mereka, Francesco Bagnaia seperti mengalami Deja Vu saat harus gagal menyelesaikan balapan pada GP Argentina dan GP Americas.
Bagnaia selalu tergelincir dari motornya ketika sudah mengamankan posisi baik dalam balapan.
Kesalahan itu juga yang membuat peluang Bagnaia untuk menjuarai musim 2020 hilang.
Musim lalu Bagnaia mengalami crash yang serupa yakni kecelakaan tunggal sebanyak lima kali.
Adapun Enea Bastianini yang digadang-gadang akan memberikan persaingan sengit di dalam paddock Ducati justru harus absen pada tiga balapan awal ini.
Meski demikian, Bastianini dikabarkan akan kembali mengaspal pada seri keempat MotoGP Spanyol.
Baca Juga: Tak Ada Marc Marquez dan Valentino Rossi, Bikin Rivalitas MotoGP Loyo
Seperti yang telah ditegaskan, Bastianini takkan gentar dengan perang internal melawan Bagnaia.
Namun Davide Tardozzi dan dua petinggi Ducati lainnya memiliki cara untuk mengatasi persaingan antara kedua pembalapnya itu.
"Saya yakin, bahwa Gigi (Dall'Igna), Paolo (Ciabatti) dan saya akan mampu mengelola persaingan," kata Tardozzi dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto.
"Saat Anda memimpin tim resmi, Anda bermimpi memiliki dua pembalap yang mampu menjadi juara dunia."
"Memiliki dua putra seperti mereka, karena saya menganggap pembalap saya sebagai anak, tidak lain adalah kebahagiaan."
"Selain itu, mereka berdua tahu bahwa mereka akan diperlakukan sama," ujarnya.
Tardozzi kemudian membeberkan dua karakteristik yang berbeda antara Bagnaia dan Bastianini.
"Tentang Pecco, saya suka kejujurannya, keyakinannya, dan keterampilannya," kata Tardozzi.
Baca Juga: Fenomena Menang atau Bubar Bagnaia Bikin Pengamat MotoGP Garuk-Garuk Kepala
"Ia sangat percaya diri, ia telah mencapai titik di mana ia tahu apa yang bisa dan tidak bisa ia lakukan."
"Ia telah menjadi lebih dewasa. Dia telah membuat kesalahan karena dia terlalu banyak ingin, dia mengerti," ucap Tardozzi.
Berbeda dengan Bastianini, Tardozzi menjelaskan bahwa juara dunia Moto2 2020 itu masih dengan ambisi besar.
"Enea sangat berbeda. Baginya balapan MotoGP seperti bersenang-senang dengan teman-temannya, hal ini membuatnya memiliki pikiran yang bebas," kata Tardozzi.
"Tentu saja berada di tim resmi sedikit mengubah banyak hal, karena misi Anda adalah mencoba untuk menang," ujar Tardozzi.
Baca Juga: Bos LCR Bela Cara Kerja Honda yang Kolot, Kuncinya Sabar