Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Striker Manchester City, Erling Haaland, tetap mendapatkan pujian sebagai manusia mesin meski sempat gagal mengeksekusi tendangan penalti.
Erling Haaland mengalami dua kejadian kontradiktif dalam satu laga sekaligus saat melawan Bayern Muenchen.
Manchester City bertandang ke Allianz Arena untuk melakoni laga leg kedua babak perempat final Liga Champions, Rabu (19/4/2023).
Tim asuhan Pep Guardiola membawa modal besar sebelum pertandingan tersebut.
Mereka sudah mengantongi kemenangan dengan skor 3-0 pada leg pertama.
The Citizens hampir memperbesar keunggulan agregat saat mendapatkan hadiah tendangan penalti pada menit ke-37.
Akan tetapi, Erling Haaland yang bertindak sebagai eksekutor gagal menuntaskan tugasnya dengan baik.
Reputasi striker asal Norwegia tersebut terancam tercoreng karena kegagalan ini.
Baca Juga: Calon Pelatih Chelsea Harus Tabah, Segudang Masalah Sudah Menanti untuk Diselesaikan
Haaland pun tidak tinggal diam dan menebus dosa lewat golnya pada menit ke-57.
Dia melengkapi catatan gemilang dengan menorehkan 48 gol di semua ajang pada musim 2022-2023.
Rekor tersebut terbilang luar biasa mengingat Haaland baru semusim berseragam Manchester City.
Apalagi, rekor fantastis tersebut dibukukan oleh sang striker saat dia baru berusia 22 tahun.
Tidak heran jika Pep Guardiola mengungkapkan pujian setinggi langit untuk pemain andalannya.
"Haaland baru berusia 22 tahun, tetapi dia sudah menjadi mesin yang hebat," kata Guardiola seperti dilansir BolaSport.com dari Mirror.
"Dia akan belajar dari kegagalan penalti, tetapi penyelesaiannya sudah bagus," ucap pelatih asal Catalunya tersebut.
Baca Juga: Thomas Tuchel Dikritik Habis-habisan, Joshua Kimmich Pasang Badan
Berkat bantuan Haaland, Guardiola mampu mencapai semifinal Liga Champions ke-10 sepanjang kariernya.
Guardiola merupakan pelatih yang paling sering melakoni laga semifinal Liga Champions.
Akan tetapi, dia baru mengoleksi dua trofi dari ajang tersebut selama berkarier sebagai pelatih.
Kemenangan Guardiola sejauh ini hanya bisa dia bukukan saat masih menangani Barcelona.
Setelah pindah dan menukangi Bayern Muenchen serta Manchester City, dia belum membawa pulang trofi lagi.
Musim ini bisa menjadi kemenangan ketiga Guardiola pada final Liga Champions.
Sebelum menatap final, Guardiola harus menghadapi Real Madrid sebagai lawan di babak semifinal.