Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Prima Pramac, Jorge Martin, belum menyerah untuk mengejar satu kursi di tim pabrikan Ducati yang tetap menjadi prioritasnya.
Martin sempat dikaitkan dengan tim pabrikan lain setelah kalah dari Enea Bastianini dalam persaingan untuk satu tempat di tim Ducati Lenovo.
Yamaha menjadi pabrikan yang santer dikaitkan dengan juara dunia Moto3 musim 2018 tersebut.
Saat Martin tidak puas karena Ducati lebih memilih Bastianini, Yamaha belum menemukan rekan setim yang sebanding bagi Fabio Quartararo.
Akan tetapi, isu seputar kursi tak bertuan di pabrikan garpu tala pada 2024 berkembang ke arah yang berbeda tahun ini.
Morbidelli menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Selain itu hadir penantang baru dalam diri pembalap Yamaha di WSBK, Toprak Razgatlioglu.
Razgatlioglu, kampiun WSBK 2021, menjalani tes privat bersama Yamaha di Jerez, Spanyol, pada pertengahan April ini.
Managing Director Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis, pun lebih memlih mengalihkan sorotan ke pembalap lain.
"Prioritas kami adalah Franco Morbidelli, lalu kami punya opsi Toprak Razgatlioglu," kata Jarvis kepada MotoGP.com dikutip Motosan.
Baca Juga: MotoGP Spanyol 2023 - Hadir di Jerez, Marc Marquez Siap Comeback?
"Kalau tidak, ada pembalap yang sangat kami sukai, seperti Alonso Lopez di Moto2," ujar pria yang sudah dua dekade lebih menangani tim balap Yamaha.
Di sisi lain, Martin memberi sinyal bahwa dia berubah pikiran.
Tadinya membuka opsi untuk pindah ke tim lain, Martinator menemukan kembali ambisi untuk berlomba bagi tim pabrikan asal Borgo Panigale tersebut.
Martinator rela menunggu kontrak pembalap Ducati saat ini, Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini, habis pada akhir 2024.
"Saya berharap bisa berada di tim pabrikan Ducati pada 2025," kata Martin.
Martin tidak menampik bahwa dia kecewa atas keputusan yang dibuat Ducati tahun lalu mengenai rekan setim Bagnaia.
Martin awalnya lebih diperhitungkan karena tampil lebih moncer daripada Bastianini dalam debut mereka di kelas utama pada 2021.
Akan tetapi, catatan 1 kemenangan Martin pada 2021 dibalas Bastianini, yang masih memakai motor lebih lama, dengan 4 kemenangan pada 2022.
Adapun musim lalu Martin sempat terseok-seok karena cedera.
Baca Juga: MotoGP Spanyol 2023 - Dahului Marquez, Bastianini Pastikan Coba Kembali di Jerez
"Jelas menyakitkan ketika mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan pergi ke tim pabrikan," kata Martin.
"Itu karena saya pikir akan seperti itu jadinya, tapi ada sebuah perubahan besar di tengah musim."
"Setidaknya saya memiliki material yang sama dengan para pembalap pabrikan dan itu sangat penting karena tahun lalu saya memiliki materi yang berbeda."
"Jadi sekarang tak ada lagi alasan bagi saya," tuturnya.
Motor Ducati Desmosedici GP22 yang dipakai Martin tahun lalu berbeda dengan GP22 versi pembalap tim pabrikan.
Permintaan Bagnaia pada awal musim membuat Ducati membuat versi hibrida dari GP21 dan GP22 yang akhirnya menghasilkan gelar juara.
Adapun musim ini pengembangan motor Ducati berlangsung dengan lebih mulus sehingga tidak ada lagi perubahan mendadak.
Dengan dukungan lebih baik, Martin sadar bahwa dia harus meningkatkan penampilannya. Sejauh ini dia baru sekali naik podium saat sprint GP Portugal.
Baca Juga: Pengalaman Cegah Johann Zarco Jadi Tukang Jagal Seperti Marc Marquez