Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Penyerang timnas U-22 Indonesia, Jeam Kelly Sroyer, menceritakan jika di kampungnya banyak pemain yang memiliki potensi.
Kelly lahir di Biak pada sejak di sana mulai merintis karir sebagai pemain sepak bola.
Bersama tim Macan Putih, pemain berusia 20 tahun ini dia sejauh ini sudah tampil dalam 21 pertandingan di Liga 1 bersama Persik selama dua musim.
Hal ini sinyal positif setelah dia diadatangkan ke Persik pada tahun 2022 lalu.
Memiliki potensi, pelatih timnas U-22 Indonesia memanggil Kelly ke skuad Garuda Muda.
Hasilnya, dia tampil penuh di babak penyisihan Grup A dan akhirnya bisa membawa pulang medali emas di SEA Games 2023.
Berbicara tentang karirnya, Kelly Sroyer menjelaskan jika di Biak banyak anak muda yang memiliki potensi di sepak bola.
Bahkan, dia menilai di sana sama seperti Brasil yang terkenal dengan atmosfer sepak bolanya.
Menurutnya, dari kecil mereka sudah biasa bermain sepak bola dan semakin besar menjadi lebih baik.
"Menurut saya anak muda di Biak umur 5 sampai 8 tahun main bolanya sudah hebat."
"Seperti di Brasil, main bolanya orang dewasa bisa dilewati juga," kata Kelly Sroyer kepada BolaSport.com.
Kelly menilai adalah satu masalah yang membuat pemain asal Biak susah berkembang.
Salah satu faktor adalah mereka merasa cepat puas dan tidak ingin terus menempa diri ke level tertinggi.
Hal ini yang membuat mereka susah untuk menembus timnas.
Namun, dia bersyukur karena banyak yang memberinya nasehat dan dia selalu bekerja keras menjadi lebih baik.
"Tapi mereka merasa cepat puas."
"Waktu itu saya sempat merasa cepat puas tapi sering diingatkan oleh senior, 'Kelly kalau lagi bagus-bagusnya jangan cepat puas', harus tetap sabar dan latihan terus," tambahnya.
Mantan pemain PSBS Biak ini juga menilai jika sosok Boaz Solossa jadi pemain yang inspiratif.
Setelah melihat Boaz, dia ingin jadi pemain timnas dan membawa nama Biak ke prestasi tertinggi di sepak bola.
"Kalau dari saya kaka Boaz (yang jadi motivasi) dan motivasi saya terbesar lagi karena di daerah saya tidak ada pemain yang sampai ke timnas."
"Itu jadi motivasi terbesar agar saya bisa membuat sejarah bahwa anak Biak ada yang sampai timnas juga," pungkasnya.