Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Keterlambatan dalam membaca permainan harus dibayar mahal oleh ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Apriyani/Fadia tersandung di perempat final Malaysia Masters 2023 yang digelar di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (26/5/2023).
Kampiun Singapore Open 2022 tersebut takluk dalam partai sesama unggulan dengan Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong (Korea Selatan) dengan skor rubber 15-21, 21-18, 16-21.
Baca Juga: Hasil Malaysia Masters 2023 - Berjibaku Selama 87 Menit, Apriyani/Fadia Tersisih
Kekalahan membuat Apriyani/Fadia masih harus menanti lebih lama untuk gelar pertama pada tahun ini.
Pencapaian terbaik Apriyani/Fadia adalah semifinal. Apes, dalam dua kesempatan di Malaysia Open dan Swiss Open itu mereka cedera di tengah laga.
"Ini hasil yang harus kami terima," kata Apriyani dalam keterangan resmi dari Tim Humas dan Media PBSI.
"Kecewa dan sedih pasti karena setiap pemain mau hasil yang terbaik tapi kami merasa pertandingan tadi cukup seru dan cukup melelahkan juga."
Pertandingan antara kedua pasangan memang berlangsung dengan alot.
Reli-reli panjang menjadi pemandangan yang jamak dalam duel yang berlangsung selama 1 jam 28 menit tersebut.
Pada gim penentuan Apriyani/Fadia sejatinya membawa momentum bagus dari kemenangan yang diraih pada gim sebelumnya.
Sayangnya, setelah rentetan skor yang ketat di awal, poin Apriyani/Fadia seolah seret, utamanya setelah interval.
Apriyani tidak menampik bahwa dia sempat kebingungan dalam menghadapi permainan lawannya yang merupakan Juara Japan Open 2022.
"Strategi lawan sudah sangat siap hari ini, sementara permainan kami kurang konsisten. Kadang berjalan baik tapi kadang hilang lagi," ujar Apriyani.
"Di gim ketiga kami tidak langsung sadar bahwa kami terbawa permainan mereka."
Baca Juga: Malaysia Masters 2023 - Bukan Lagi Pelengkap, Kiprah Gregoria Jadi Sorotan Media Malaysia
"Saya sempat kebingungan sebenarnya tapi Fadia bisa cover (menutupi kekurangan) saya, terima kasih untuk dia," imbuh atlet asal Konawe, Sulawesi Tenggara itu.
Bagi Apriyani, pertandingan tadi menjadi pembelajaran lain bagi dirinya dan Fadia.
Mau tidak mau ganda putri andalan Merah Putih harus meningkatkan diri karena agenda besar yang ada di hadapan mereka.
"Ini menjadi pembelajaran buat kami, mempertahankan yang positif dan mengevaluasi yang masih kurang."
"Lawan mereka di kondisi shuttlecock yang berat memang harus punya power yang kuat, konsistensi dan juga tahan fokusnya."
"Itu yang harus kami tingkatkan."
Apriyani/Fadia diekspektasikan untuk lolos ke kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Untuk bisa mencapainya, mereka setidaknya harus menempati ranking 16 besar dalam masa kualifikasi yang dimulai bulan ini hingga April tahun depan.
Tekanan dua srikandi ini kian berat karena Indonesia berstatus juara bertahan berkat emas dari Apriyani dan Greysia Polii di Olimpiade Tokyo 2020.
"Target kami pasti main ke Olimpaide Paris tahun depan jadi kami tidak boleh lengah," ujar Fadia yang telah mendapat tiga gelar individu sejak bermain dengan Apriyani tahun lalu.
"Terus memberikan yang terbaik di setiap turnamen karena ini sudah mulai penghitungan poin. Kami harus segera bersiap lagi untuk turnamen berikutnya."