Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, kembali membela keputusan timnya untuk melepas Jorge Lorenzo dari peran pembalap penguji.
Kiprah Lorenzo sebagai test rider Yamaha hanya seumur jagung.
Direkrut pada awal tahun 2020, juara dunia lima kali tersebut hanya turun ke lintasan sebanyak dua kali sebelum dilepas pada akhir tahun.
Baca Juga: Pengakuan Tinggi untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Ducati Pagari Penguji Andalan Sampai Usia 40 Tahun
Pandemi Covid-19 mengacaukan rencana Yamaha dengan pembalap yang telah mempersembahkan tiga gelar juara MotoGP bagi mereka.
Por Fuera cuma tampil saat tes pramusim di Sepang pada Februari, menganggur selama delapan bulan, kemudian tampil di bawah performa saat dipanggil lagi untuk tes di Portimao pada Oktober.
Dalam wawancara dengan AS pada November 2020, Lorenzo mengibaratkan Yamaha seperti tim sepak bola yang tidak bisa memanfaatkan kehadiran pemain bintang.
"Pada akhirnya yang terjadi adalah mereka tidak bisa atau tidak tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan saya," ujar Lorenzo.
"Ini seperti memiliki Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo di tim sepak bola tetapi Anda tidak memanfaatkan kelebihan mereka," imbuhnya.
Secara kebetulan, Yamaha kemudian mengalami penurunan.
Merebut gelar juara pada tahun pertama tanpa Lorenzo, Yamaha kini menghadapi kesulitan dalam mengatasi lesatan teknologi pabrikan-pabrikan Eropa.
Pembalap andalan Fabio Quartararo pun kepayahan. Jika tahun lalu dia kesulitan untuk menang, tahun ini dia kepayahan hanya untuk sekadar bersaing di posisi tiga besar.
Baru sekali Quartararo naik ke atas podium dalam lima balapan yang sudah berjalan. Itupun El Diablo agak beruntung karena insiden yang dialami pembalap lainnya.
Lorenzo pun baru-baru ini mengatakan bahwa Yamaha keliru dengan menjadikan peningkatan tenaga mesin sebagai arah pengembangan.
Pria berkebangsaan Spanyol itu mengritik Yamaha karena tidak benar-benar berhasil dengannya walau telah mengorbankan keunggulan di tikungan yang menjadi ciri khas.
Baca Juga: Kepala Kru Sendiri yang Bilang, Saat Ini Marc Marquez 4 Kali Lipat Lebih Berharga dari Honda
Lagi-lagi, Lorenzo merasa bahwa dia sebenarnya bisa membantu andai Yamaha tidak melepasnya.
"Kelihatannya mereka kehilangan arah. Ini menyedihkan karena saya sebelumnya menjadi pembalap penguji mereka," kata Lorenzo seperti dikutip dari Crash.net.
"Dengan saya, kita tidak akan pernah tahu, tetapi saya mengenal motornya dan seharusnya bisa membantu mereka menemukan jalan, untuk evolusi dari motornya."
"Akan tetapi, mereka sekarang punya pembalap penguji yang berbeda. Semoga ke depannya mereka bisa menemukan jalan mereka kembali, begitu pula Honda."
Lorenzo sendiri punya sejarah panas dengan test rider Yamaha saat ini, Cal Crutchlow. Keduanya sudah saling sindir sejak masih berlomba di MotoGP.
Saat Yamaha mengumumkan perekrutan eks pembalap tim satelit mereka tersebut, Lorenzo mengibaratkannya seperti "menukar emas dengan perunggu."
Meski demikian, pembelaan didapat pemenang tiga balapan MotoGP tersebut dari Quartararo dan terkini, Lin Jarvis sendiri.
"Di Le Mans Fabio menekankan bahwa jika kami mempertahankan Jorge, itu tidak akan mengubah apapun," terang Lin Jarvis kepada Speedweek.
"Saya setuju dengan Fabio. Karena kami sangat puas dengan Cal."
Baca Juga: Dianggap Sering Gagal Rekrut Test Rider hingga Performa Merosot Tajam, Bos Yamaha Malah Sindir KTM
"Dia adalah pekerja keras, dia masih cepat, dan bisa mendeskripsikan secara akurat dan presisi tentang apa yang dia rasakan dengan motornya."
Sang pembalap nomor satu di Yamaha itu sebenarnya sudah memberi respons di sela-sela bergulirnya seri MotoGP Prancis.
Quartararo sangsi Lorenzo bisa membuat perubahan karena catatan waktunya tertinggal jauh dari pembalap lainnya saat tes terakhir bersama Yamaha.
Selain itu, dia merasa sepaham dengan Crutchlow soal pengembangan M1. Masalah sebenarnya adalah mengubah mentalitas para insinyur di Jepang.
"Kami mencoba mengubahnya agar lebih seperti mentalitas insinyur-insinyur Italia. Ini bukan pekerjaan yang mudah," kata Quartararo.
"Ini adalah hal tersulit dalam pengembangan di Yamaha, waktu yang kita perlukan. Akan tetapi, selangkah demi selangkah kami meningkat," imbuhnya.