Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Merasa AS Roma jadi korban wasit di final Liga Europa, Jose Mourinho menyerbu Anthony Taylor dengan umpatan kasar sampai ke parkiran bus stadion.
Jose Mourinho mendatangi parkiran bus di Puskas Arena, arena tuan rumah final Liga Europa, pasca-pertandingan Sevilla vs AS Roma, Rabu (31/5/2023).
Pelatih nyentrik asal Portugal itu mendekati minibus yang mengangkut wasit Anthony Taylor beserta rombongan stafnya.
Sambil menunjuk-nunjuk Taylor, Mourinho melontarkan umpatan kasar yang mewakilkan kemarahan akibat merasa timnya dirugikan sepanjang laga.
Beberapa kata yang tak pantas diucapkan terlontar dari mulutnya, sembari diselangi umpatan, "sangat memalukan".
Baca Juga: Final Liga Europa - Jose Mourinho: Bagus AS Roma Tidak Lolos ke Liga Champions
Amarah Mourinho sampai coba diredam dan dihalangi Presiden Komisi Wasit UEFA yang berasal dari Italia, Roberto Rosetti.
Namun, eks pelatih Inter Milan itu mendorong tangan Rossetti dan ikut mengkritiknya.
"Kamu juga sepakat dengan mereka," ujarnya.
Mou kembali mendekati Taylor dengan berkata, "Bahkan Rosetti mengatakan itu bukan penalti dan kamu tidak mampu (mengubah keputusan)".
Mourinho going nuclear on Anthony Taylor ☢️ pic.twitter.com/p0UHgT4B8m
— Nima Tavallaey Roodsari (@NimaTavRood) May 31, 2023
'Penyerbuan' Jose Mourinho sampai parkiran bus ini merupakan kulminasi dari kekecewaan yang dia alami seusai kekalahan Roma dari Sevilla.
Saat laga berlangsung, pria beralias The Special One memang beberapa kali melakukan protes.
Taylor juga memberinya kartu kuning karena dianggap melakukan intervensi berlebihan.
Adapun insiden yang memicu amarah Mourinho tertuju kepada momen handball pemain Sevilla, Fernando, yang tak digubris Taylor.
Pada menit ke-82, crossing Nemanja Matic terlihat membentur tangan kiri Fernando di dalam kotak terlarang.
Namun, Taylor tidak menganggapnya layak untuk diberikan penalti.
Pria asal Inggris itu bahkan tidak memakai VAR sebagai bahan evaluasi keputusannya.
Padahal sebelumnya pada menit ke-77, Taylor tanpa ragu menunjuk titik putih ketika Lucas Ocampos terjatuh di area penalti Roma.
Ia menilai Ocampos jatuh karena dilanggar Roger Ibanez.
Namun, petugas di ruang kontrol menyarankan Taylor meninjau ulang melalui monitor VAR.
Hasilnya, kaki Ibanez memang mengenai bola dan Ocampos terjatuh tanpa adanya kontak langsung dengan bek AS Roma.
Sanksi tendangan penalti pun dicabut oleh Taylor.
Perlakuan berbeda ditunjukkan Taylor terhadap handball Fernando yang tak dia pertimbangkan melalui VAR.
Selain itu, ada pula protes pihak Roma ketika Taylor memberikan Erik Lamela kartu kuning saja akibat menyikut Ibanez.
Baca Juga: Final Liga Europa - Kalah, AS Roma Gagal Patahkan Tuah Rumah Maradona
Dalam jumpa pers pasca-pertandingan, Mourinho sudah menunjukkan sindiran keras kepada Taylor.
"Kami kelelahan secara fisik maupun mental karena ini kekalahan tidak adil. Wasit sepertinya orang Spanyol," kata Mourinho kepada Sky Sport.
"Kami berharap Taylor, yang seorang wasit hebat, hanya memimpin di Liga Champions dan melakukan hal sampah seperti hari ini cuma di Liga Champions."
"Bukan di Liga Europa, karena kami di sini lebih rendah hati," imbuh Mourinho.
Statistik Taylor saat memimpin final Liga Europa antara Sevilla vs AS Roma memang bikin mengernyitkan dahi.
Ia mengeluarkan 14 kartu kuning, meniup peluit 40 kali tanda pelanggaran, dan memberi menit tambahan waktu secara total hingga 21 menit.
Anthony Taylor and Michael Oliver earned their coin tonight… even some of Mourinho’s staff got in the book too ????#UELfinal pic.twitter.com/xeuwNkcrCf
— Football on BT Sport (@btsportfootball) May 31, 2023
Dalam pertandingan tersebut, Sevilla keluar sebagai juara Liga Europa berkat kemenangan dalam adu penalti.
Babak terakhir itu ditempuh setelah tak ditemukan pemenang dalam waktu normal dan extra time yang berakhir 1-1.
Paulo Dybala sempat membuat AS Roma unggul di babak pertama sebelum disamakan Sevilla lewat bunuh diri Gianluca Mancini pasjaceda.
Dalam adu penalti, empat eksekutor Sevilla sukses menunaikan tugas, sedangkan di pihak Roma cuma satu yang berhasil.