Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Direktur Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli, mengutarakan banyak masalah pelik yang sedang dihadapi timnya pada MotoGP 2023.
Yamaha tak lagi di depan terutama pada musim ini.
Padahal prototipe YZR-M1 setidaknya hingga tahun 2019 adalah motor yang mudah dikendarai.
Hampir semua pembalap yang mengendarainya mampu mencapai tingkat daya saing yang baik dengan cepat.
Pembalap andalan Yamaha saat ini, Fabio Quartararo sendiri mengejutkan semua orang pada debutnya bersama Pertonas SRT pada tahun 2019.
Hingga Quartararo akhirnya berhasil menjadi juara dunia pada musim pertamanya bersama tim pabrikan pada tahun 2021.
Cerita manis hampir terulang saat Quartararo hampir menjadi juara lagi pada tahun lalu.
Baca Juga: MotoGP Belanda 2023 - Beda Kondisi Fabio Quartararo dan Marc Marquez, Honda di Depan Yamaha?
Quartararo masih mampu bersaing di depan dan bahkan memenangkan lomba.
Namun situasi bertambah sulit sejak beberapa seri balapan musim lalu dan berlanjut hingga seri balapan GP Belanda.
"Awal musim benar-benar berbeda dari yang kami harapkan," kata Meregalli kepada Marca dikutip Corsedimoto.
"Karena kami telah melakukan beberapa tes musim dingin yang bagus. Kami puas dengan pekerjaan yang dilakukan di Jepang."
"Namun kami belajar, karena tidak memiliki pengalaman dengan aerodinamika, tidak cukup hanya dengan meningkatkan beban dan kecepatan. Anda harus tahu cara membelokkan motor," ujar Meregalli.
Ya, YZR M1 yang biasanya dikenal memiliki kecepatan saat berada di tikungan atau corner speed justru menjadi biang kerok jebloknya Yamaha musim ini.
M1 tidak bisa berbelok di tikungan, sebuah masalah besar, dan manajer tim Yamaha mengakui bahwa ada keputusan yang tidak direncanakan.
"Saat kami harus menghomologasi paket aero pertama, kami harus kehilangan beberapa kecepatan tertinggi dan kembali ke tahun 2021 untuk mendapatkan penanganan. Itu mengecewakan," ucap Meregalli.
"Kami memiliki tujuan lain. Tidak perlu membicarakan krisis, kami mungkin mengarahkan pengembangan ke arah yang tidak tepat dan kami membayar untuk kurangnya pengalaman dengan aerodinamika. Yang lain memulai lebih awal, kami tertinggal," tuturnya.
Tentunya perubahan diperlukan dengan syarat Quartararo tetap berada di Yamaha untuk membantu pengembangan.
Meregalli menegaskan bahwa aerodinamika adalah bidang yang tertinggal dari pabrik Iwata.
"Kami tidak bisa menyembunyikan bukti," kata Meregalli mengakui.
"Karena kami berusaha meminimalkan kerusakan dan belajar dari kesalahan kami. Kami jelas tidak dalam kondisi untuk bertarung memperebutkan gelar Juara Dunia."
"Kami mungkin akan mendapatkan paket aerodinamika baru di Silverstone. Kami juga telah meminta peningkatan performa mesin," ujarnya.
Yamaha telah melakukan peningkatan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi Quartararo mengatakan tidak ada yang berhasil yang tentu merupakan sebuah pertanda buruk.
Meregalli berharap banyak hal akan berubah untuk meningkatkan performa tim dan motor.
"Kami harus mengambil langkah untuk mengubah cara kami bekerja. Mereka bilang orang Jepang itu konservatif, tapi kami bekerja," kata Meregalli.
"Kami memiliki basis di Italia dan para insinyur Eropa. Kami harus menggabungkan metode Jepang dengan metode Eropa untuk mendapatkan keuntungan. Saya harap kita akan segera melihat hasilnya," tuturnya.
Melihat bagaimana kinerja Yamaha, ada beberapa pihak yang berpikir bahwa mereka akan meninggalkan MotoGP dalam beberapa tahun ke depan.
Meskipun kontrak Yamaha dengan Dorna Sports akan berakhir pada 2026, tetapi kasus Suzuki mengajarkan bahwa kita tidak boleh menganggap remeh apa pun.
Meski begitu, Meregalli menyangkal pernyataan tersebut bahwa Yamaha tak akan mengikuti jejak Suzuki.
"Tidak ada sedikit pun tanda bahwa Yamaha akan hengkang. Kami sudah membicarakan tentang regulasi 2027 dan kami memiliki kesepakatan dengan Dorna," kata Meregalli.
"Ketertarikan di kelas atas masih ada, tapi Quartararo ingin jawaban konkret sesegera mungkin," ujar Meregalli.
Baca Juga: Fabio Quartararo dan Marc Marquez Dibela dari Sindiran Cengeng karena Motor Butut di MotoGP