Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Prestasi yang jomplang antara pabrikan Eropa dan Jepang di MotoGP membuat Dorna Sports bertindak. Aturan pemberian status konsesi ingin diubah, tetapi tidak semua sepakat.
Kubu Benua Biru yaitu Ducati, KTM, Aprilia enggan mendukung perubahan kriteria hak istimewa ini untuk membantu Yamaha dan Honda mengejar ketertinggalan.
Seperti diketahui, dengan status konsesi, pabrikan mendapatkan keuntungan ekstra dalam alokasi dan pengembangan mesin, rencana tes, hingga jumlah jatah wild card.
Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP - Franco Morbidelli Mau Pindah, Akademi Valentino Rossi Kian Merah
Ducati, KTM, Aprilia, juga Suzuki, telah menikmatinya.
Ducati misalnya, di era factory-open class pada MotoGP 2014, mereka diakomodir untuk tetap di golongan "bangsawan" (factory) tetapi dengan privilese golongan "ploretariat" (open).
Langkah ini menjadi jawaban atas rencana nekat pabrikan asal Borgo Panigale untuk turun kasta demi membenahi motor yang bisa membuat pembalap sekaliber Valentino Rossi putus asa.
Ducati, dan Suzuki yang comeback pada 2015, tidak dikekang pembekuan pengembangan mesin, mendapatkan lebih banyak alokasi mesin, bahan bakar, ban lunak, dan tes sampai memenuhi kriteria siap menghadapi pabrikan lain dengan setara.
Suzuki (non-konsesi sejak 2017 lalu 2019) dan Ducati (non-konsesi sejak 2016) akhirnya memecah kebuntuan di kelas premier dengan gelar juara masing-masing pada 2020 dan 2022.
Sementara itu, KTM dan Aprilia telah mencetak kemenangan lomba sehingga tak ada lagi pabrikan konsesi mulai musim ini, atau tujuh tahun sejak regulasi ini diterapkan pada 2016.
Sayangnya, pada saat yang sama, Yamaha dan Honda, yang notabene mantan penguasa, justru mengalami krisis dalam beberapa tahun belakangan.
Dua jagoan masing-masing tim yaitu Fabio Quartararo (Yamaha) dan Marc Marquez (Honda) pun seolah kehilangan taji sebagai pembalap paling berbakat di MotoGP saat ini.
Klasemen Konstruktor MotoGP 2023 hingga Seri Ke-8 | ||||||
POS | PABRIKAN | POIN | PODIUM | KEMENANGAN | ||
SPRINT | BALAPAN | SPRINT | BALAPAN | |||
1 | Ducati | 285 | 16 | 18 | 6 | 7 |
2 | KTM | 153 | 4 | 2 | 2 | 0 |
3 | Aprilia | 121 | 0 | 2 | 0 | 0 |
4 | Honda | 89 | 3 | 1 | 0 | 1 |
5 | Yamaha | 82 | 1 | 1 | 0 | 0 |
Situasi Honda dan Yamaha kian rumit karena mereka saat ini tertinggal tetapi tetap bersaing dengan kondisi yang setara dengan pabrikan lain.
Honda dan Yamaha sejatinya bisa mendapatkan hak konsesi, tetapi jalan mereka sudah tertutup untuk tahun depan.
Pabrikan non-konsesi baru berubah menjadi pabrikan konsesi pada musim berikutnya jika tidak mendapatkan satu pun hasil podium dalam semusim.
Baca Juga: Dorna Ingin Selamatkan Honda dan Yamaha di MotoGP, Ditolak Mentah-mentah Para Pabrikan Eropa
Yamaha sudah mendapatkan podium saat Fabio Quartararo finis ketiga saat MotoGP Americas. Honda senasib karena kemenangan Alex Rins pada balapan yang sama.
Dorna sendiri diketahui sedang berusaha mengubah peraturan konsesi agar Honda dan Yamaha bisa menutup ketertinggalan mereka dari pabrikan-pabrikan Eropa.
Akan tetapi, diperlukan sebuah kesepakatan dari semua pihak untuk bisa mengesahkannya. Di sinilah masalahnya.
Sebagaimana diberitakan oleh GPOne, penolakan sudah ditunjukkan oleh Ducati dan Aprilia.
General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, tidak melihat melempemnya Honda dan Yamaha sebagai masalah bagi kejuaraan.
Kalimat Manajer Tim Davide Tardozzi malah lebih keras. "Kalau punya keberanian, berusahalah dan berjuanglah untuk kembali ke posisi depan, kalau tidak artinya Anda kabur," ucapnya.
Sedangkan CEO Aprilia, Massimo Rivola, menolak karena Honda dan Yamaha belum memenuhi syarat konsesi. "Jadi kami tidak akan menerimanya," imbuhnya.
Carlos Ezpeleta selaku Direktur Olahraga Dorna Sports, penyelenggara MotoGP, lantas angkat bicara mengenai polemik ini.
Dalam kalimatnya kepada Radio Catalunya, Ezpeleta membenarkan bahwa sedang ada upaya untuk memberikan bantuan kepada Honda dan Yamaha.
Baca Juga: Bos Ducati Sudah Oke, Valentino Rossi Tolong Siapkan Rp 12,5 Miliar untuk Motor Baru Marco Bezzecchi
"Kami sedang bekerja untuk bisa membantu, tidak hanya Honda, tetapi juga Yamaha, sehingga mereka bisa bersaing lagi dalam waktu cepat," ujar Ezpeleta.
Ezpeleta menyentil para pabrikan Eropa dengan fakta bahwa mereka punya utang budi kepada Honda dan Yamaha karena mau bekerja sama dengan peraturan konsesi.
Cuma Honda dan Yamaha yang tidak pernah mendapatkan status konsesi. Gagasan ini tercipta pada masa ketika hanya pembalap dari kedua pabrikan ini yang bisa menang lomba.
"Honda dan Yamaha sangat kooperatif dengan peraturan konsesi pada masa lalu," sambung putra CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta.
"Itu vital bagi Ducati untuk bisa bersaing, juga untuk Suzuki menjadi begitu cepat, serta untuk KTM dan Aprilia masuk ke kejuaraan ini lalu menjadi kompetitif juga."
"Pabrikan lain harus memahami ... sikap resmi Dorna adalah bahwa peraturan konsesi harus diperbarui," tandasnya.