Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap World Superbike, Remy Gardner, mengungkapkan alasan mengapa dirinya begitu sulit bersaing pada MotoGP.
Gardner harus rela mengalami penurunan kariernya di usia muda dengan harus tersingkir dari ketatnya persaingan pada MotoGP.
Juara Moto2 musim 2021 itu bahkan hanya bertahan satu musim saja di kelasnya para raja itu.
Gardner sama sekali tak berkembang saat bergabung bersama tim asal Austria, KTM Factory Racing Tech3.
Ya, putra dari legenda MotoGP, Wayne Gardner itu hanya mampu mengumpulkan 13 poin saja sepanjang musim.
Hasil yang sangat mengecewakan bagi pembalap yang musim sebelumnya berhasil menjadi juara dengan raihan 311 poin.
Baca Juga: Teori Legenda Aprilia, Marc Marquez Benar-benar Kena Mental di MotoGP
Karier Gardner benar-benar tak bisa terselamatkan lagi pada MotoGP usai tak ada tim yang berminat memakai jasanya.
Meski demikian, pembalap asal Australia itu mengatakan bahwa berkompetisi pada MotoGP adalah impian semua orang.
Namun dia juga menjelaskan ada kendala bagi pembalap Rookie yang baru akan terjun ke kelas MotoGP.
"Impian semua orang adalah menjadi pembalap MotoGP," kata Gardner dikutip BolaSport.com dari Motosan.
"Tapi ada masalah dengan hal ini yaitu tim-tim mengambil keuntungan dari ilusi para pembalap dan mereka naik dengan sangat cepat dengan gaji yang kecil."
"Dan pada akhirnya jika mereka tidak melakukannya dengan baik," tutur Gardner.
"Dalam satu tahun di MotoGP, mereka akan turun kelas dan itu sedikit. Saya memiliki pilihan untuk kembali ke Moto2 tetapi saya tidak memiliki banyak hal lain untuk dilakukan di sana."
"Setelah memenangkan Kejuaraan, jadi saya membuat tantangan baru untuk diri saya sendiri dan beralih ke Superbikes," ujarnya.
Ya, beruntung bagi Gardner masih bisa melanjutkan kariernya ke dunia balap usai bergabung bersama tim satelit GRT Yamaha pada Superbike.
Gardner kemudian membuat perbandingan dari semua motor yang pernah dikendarainya sejauh ini.
Menurutnya, motor MotoGP adalah yang paling sulit dikendarai karena liar.
"Bagi saya Moto3 sangat lambat, dengan Moto2 Anda bisa terluka," ujar Gardner.
"Superbike sangat cepat tetapi tidak ada yang bisa mempersiapkan saya untuk menghadapi MotoGP, itu terlalu buas."
"Ketika saya mencobanya (motor MotoGP) di hari pertama, pikiran saya mengatakan itu luar biasa, saya berteriak di balik helm saya, saya tidak bisa mempercayainya."
"Saya panik dan membuka mulut saya, saya menjaga tikungan," ujarnya.
Baca Juga: Belum Selesai Masalah Marc Marquez, Joan Mir Akan Keluar dari Honda?