Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, akhirnya buka suara setelah aksinya saat pertandingan melawan PSS Sleman jadi sorotan.
Saat itu, Bali United sedang berhadapan dengan PSS dalam laga pekan perdana Liga 1 2023/2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Sabtu (1/7).
Namun, jelang akhir pertandingan, Stefano Cugurra menunjukkan yang dianggap kurang fair play.
Dia terlihat masuk ke dalam lapangan dan menganggu langkah Hokky Caraka.
Hokky dalam posisi melakukan serangan balik cepat dan memanfaatkan blunder kiper Adilson Maringa.
Maringa yang berusaha menutup jalur Hokky maju cukup jauh dari gawangnya.
Namun, ganguan dari pelatih Bali United membuat Hokky kehilangan fokus dan tak bisa memanfaatkan momentum.
Baca Juga: Ditonton Langsung Shin Tae-yong, Pemain Muda Bali United Berharap Dilirik ke Timnas Indonesia
Stefano Cugurra memilih irit bicara terkait masalah ini.
Menurutnya, kartu kuning yang dia dapatkan di laga tersebut sudah cukup pantas.
Meski hal tersebut banyak yang menganggap kurang adil dan pantas mendapatkan kartu merah.
"Saya sudah dapat kartu kuning," kata Stefano Cugurra dilansir BolaSport.com dari laman Tribun Bali.
Pelatih yang biasa disapa Teco ini justru menyoroti kepempinan wasit Agus Hanifuddin di laga tersebut.
Dia menilai bahwa timnya banyak dirugikan saat melawan PSS.
Bahkan, ada dua pemain tim Super Elja yang harusnya mendapatkan kartu merah.
Namun, mereka justru mendapatkan hukuman yang ringan.
"Tim Bali United juga sangat rugi soal wasit."
"Karena minimal 2 pemain seharusnya dapat kartu merah dari PSS Sleman," tambahnya.
Baca Juga: 6 Klub Liga 1 2023/2024 yang Berbagi Kandang
Selain itu, pelatih asal Brasil ini menilai bahwa Bali United harusnya mendapatkan tendangan penalti.
Tepatnya saat Privat Mbarga dianggap offside saat melakukan serangan.
Menurutnya, kondisi tersebut harusnya wasit lebih jeli dalam mengambil keputusan.
"Tim ini harusnya punya penalti ketika peluang Privat bisa cetak gol tapi dianggap offside."
"Seharusnya media juga bisa bahas soal itu juga," pungkasnya.