Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, tak memasang target untuk timnas U-23 Indonesia di Piala AFF U-23 dan Asian Games 2023.
Dia menyebut hanya ingin memanfaatkan ajang ini sebagai persiapan skuad Garuda Muda tampil di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024.
Erick Thohir telah memutuskan untuk timnas U-23 Indonesia, akan ada dua pelatih di setiap ajang yang berbeda.
Untuk Piala AFF U-23 2023 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, Tim Merah Putih bakal dilatih Shin Tae-yong.
Baca Juga: PSSI Ingin Melihat Timnas U-23 Indonesia Bisa Melaju hingga Tampil di Olimpiade 2024
Sementara khusus untuk Indra Sjafri akan melatih tim pada ajang Asian Games 2023 di mana dia akan memegang timnas U-20 Indonesia.
Setelah keputusan itu, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut mengaku tak memasang target buat timnas U-23 Indonesia.
Rizky Ridho dan kawan-kawan tak diberi target khusus pada ajang Piala AFF U-23 dan Asian Games 2023.
Mantan Presiden Inter Milan itu tentu punya alasan tersendiri kenapa timnas U-23 Indonesia tak dibebani target apa pun.
Erick Thohir ingin para pemain timnas U-23 ini bisa memaksimalkan dua agenda ini sebagai persiapan untuk menghadapi ajang yang lebih tinggi.
Piala AFF U-23 2023 direncanakan bakal berlangsung di Thailand pada 17-26 Agustus.
Sementara Asian Games 2023 bakal berlangsung pada 23 September hingga 8 Oktober 2023.
Pria berusia 53 tahun itu mengatakan Piala AFF akan bergulir lebih dulu sehingga ajang ini dimanfaatkan sebagai persiapan timnas.
Baca Juga: PSSI Pastikan Shin Tae-yong Pegang Timnas U-23 Indonesia, Nasib Indra Sjafri Gimana?
Pasalnya, PSSI berharap timnas U-23 Indonesia bisa meraih hasil maskimal dalam ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2024.
Ajang yang bakal berlangsung di Solo, Jawa Tengah, pada 6-12 Agustus 2023 ini diharapkan menjadi langkah awal bagus untuk timnas U-23 Indonesia.
Erick tak memasang target di Piala AFF sebab PSSI ingin timnas U-23 Indonesia bisa mengejar mimpi lebih tinggi yakni lolos dari Kualifikasi Piala Asia U-23 2024.
Menurutnya, apabila timnas U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2024, kondisi itu akan membuka peluang untuk bisa tampil di Olimpiade.
Soalnya, Piala Asia U-23 2024 juga bakal menjadi ajang Kualifikasi Olimpiade 2024 yang bakal berlangsung di Paris.
“Kami ingin melihat kita main di Piala Asia U-23 di Doha pada bulan Mei kalau tidak salah,” ujar Erick Thohir kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Menara Danareksa, Jakarta, Rabu (5/7/2023).
“Kalau kita juga masuk peringkat tertentu, kita lantas main ke mana? Olimpiade, alhamdulillah akan dicoba,” lanjutnya.
“Artinya apa? Ajang Asian Games dan Piala AFF ini ya kita pakai buat persiapan untuk meraih mimpi yang lebih besar.”
Mantan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tersebut mengaku tak ingin memberikan beban terlalu berat untuk para pemain.
Dengan target untuk bisa mengapai mimpi lebih besar itu, tentunya harus ada persiapan yang bagus.
Dia tak ingin tim asauhan Shin Tae-yong nantinya tak bisa tampil bagus di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024.
Untuk itu, Erick ingin para pemain timnas U-23 Indonesia ini nantinya bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Dengan begitu, saat turnamen berlangsung, para pemain bisa tampil maksimal dan memberikan yang terbaik.
“Kami cuma bisa berusaha. Tetapi, tim harus dipersiapkan dengan baik, tidak mungkin kita menginginkan sesuatu tetapi tidak mau mengikuti prosedur atau persiapan,” kata Erick Thohir.
Dia mengungkapkan alasan kenapa dalam ajang Piala AFF U-23 dan Asian Games tim tak diberi target.
Erick tak ingin para pemain mudanya mengalami cedera apabila terlalu dipaksakan.
Pria kelahiran 30 Mei 1970 tersebut tak ingin memaksakan pemain muda yang justru bisa menjadi penyesalan di kemudian hari.
Baca Juga: TC Timnas Indonesia Baru Diikuti 15 Pemain, 11 Nama Belum Datang
Untuk itu, dia tak ingin memberikan beban terlalu berat buat pemain timnas U-23 Indonesia.
“Pemain bisa cedera kalau kita memaksakan mereka bermain di liga dan timnas, apalagi yang umurnya masih 18, 20 tahun."
"Ingat, mereka ketika cedera bisa lebih gawat daripada yang senior, yang umurnya 22-24 tahun ke atas, karena dalam hal fisik masih berkembang,” ucap Erick.
“Hal ini yang harus kami jaga. Ketika ada generasi emas, kita melakukan pemaksaan bertubi-tubi kemudian menyesal di kemudian hari jika banyak pemain yang cedera, terutama yang berusia muda,” tutur pemilik klub sepak bola di Inggris, Oxford United, tersebut.
“Ingat, peraturan liga kita. Liga 1 harus ada pemain U-23, di Liga 2 harus ada pemain U-21."
"Itu apa artinya? Berkesinambungan antara liga dengan timnas. Konsekuensinya? Kalau main di liga dan dipaksa di timnas juga, mereka bisa cedera,” pungkasnya.