Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, angkat bicara terkait adanya kasus rasisme di Liga 1 2023/2024.
Kata Ferry Paulus, PT LIB akan siapkan hukuman kepada suporter yang melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.
Kasus rasisme terjadi usai pertandingan Persija Jakarta Vs PSM Makassar pada pekan pertama Liga 1 2023/2024 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2023).
Dalam laga yang berakhir imbang 1-1 itu, dua pemain PSM yakni Yunan Fernandes dan Erwin Gutawa serta gelandang Persija, Riko Simanjuntak, mendapatkan tindakan rasis di media sosial.
Baik Yuran Fernandes dan Erwin Gutawa memilih melanjutkan kasus ini ke pihak kepolisian.
Sementara belum diketahui plihan dari Riko Simanjuntak.
Kepada awak media termasuk BolaSport.com, Ferry Paulus mengatakan bahwa sebelum Liga 1 2023/2024, sudah ada regulasi terkait hukuman apabila ditemukan kasus rasisme dalam pertandingan.
Baca Juga: PSSI Cari Jalan Keluar Bagi Klub Liga 1 yang Kandangnya Dipakai Venue Piala Dunia U-17 2023
Rasisme itu tidak hanya dari perkataan tetapi juga bentuk-bentuk spanduk di dalam stadion.
"Jika ada yang melakukan tindakan itu, maka akan kami bawa ke Komite Disiplin PSSI."
"Di dalam itu tertuang hukuman-hukuman bukan hanya yang bernyanyi saja, tetapi juga poster-poster di sosial media, ataupun bentuk-bentuk spanduk di dalam stadion yang menyatakan ujaran kebencian," kata Ferry Paulus.
Kata Ferry Paulus, Komite Disiplin akan membahas permasalahan ini setiap pekannya.
Nantinya akan ada hukuman yang akan dikeluarkan oleh Komite Disiplin.
"Pasti ada tindakan tapi tidak bisa langsung diputuskan hari ini."
"Komite Disiplin akan melakukan sidang dalam waktu dekat ini," kata Ferry Paulus.
Baca Juga: Sudah Banyak Terjadi, PT LIB akan Hukum Klub Liga 1 yang Suporternya Nekat Datang di Laga Tandang
Ferry Paulus menegaskan sanksi ini berlaku juga bagi suporter yang tidak datang ke stadion tapi melakukan pernyataan rasis di sosial media.
Tidak hanya itu, klub juga akan terkena dampaknya.
"Di dalam ujaran kebencian itu bukan hanya diucapkan tetapi juga terjadi di sosial media."
"Ini kami akan lihat dahulu postingan ujaran kebenciannya seperti apa."
"Kalau ini terus berkembang dan tidak ada sanksi pasti tidak ada efek jera juga."
"Kami juga harus benar-benar melakukan investigasi apakah benar ini dia suporter tim ini atau suporter abu-abu, sebab ini juga akan berpengaruh ke klubnya nanti."
"Kami akui ini akan sulit tapi kami harus lakukan."
Baca Juga: 30 Pemain Diaspora Diberikan Kepada PSSI untuk Bela Timnas U-17 Indonesia
"Ketua Umum PSSI juga sudah memberikan arahan untuk melakukan investigasi supaya tidak terulang lagi kejadian seperti ini terutama di sosial media karena ada hukuman lain (ITE)," tutup Ferry Paulus.