Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Bagian mana yang keliru? Saya memahami kewajiban atlet dan tidak mempermasalahkannya, secara pribadi saya senang untuk bisa mempromosikan olahraga ini," balas Axelsen.
"Akan tetapi, mendorong atlet berpergian dengan biaya sendiri, bahkan ketika cedera, apakah itu adil?"
"Saya tidak berbicara untuk diri saya sendiri, tetapi untuk pemain-pemain lain."
Axelsen memaparkan bagi pemain dengan bujet terbatas, menghadiri turnamen tanpa bertanding di dalamnya akan sangat memberatkan.
"Kalau itu keinginan kalian, tidak masalah. Akan tetapi jangan memberi tahu saya bahwa kesejahteraan atlet adalah masalah terpenting bagi Anda," imbuh Axelsen.
Baca Juga: Viktor Axelsen Curhat Hadiah Indonesia Open 2023 Telat Dibayar, BWF Tidak Suka
"Jika begitu realitanya, kalian seharusnya menginvestasikan biaya perjalanan dan hotel selama 1-2 hari bagi atlet-atlet yang memiliki kewajiban untuk melakukan promosi."
Axelsen kemudian kembali berbicara tentang keterlambatan pembayaran hadiah turnamen kepada atlet. Menurutnya, ini sudah beberapa kali terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Bersamaan dengan kritik Axelsen kepada BWF, tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, juga mengaku belum menerima hadiah uang dari Spain Masters 2023 yang dimenanginya pada April lalu.
terakhir aku tanya bulan lalu, jawabannya seperti ini.. https://t.co/hP5WJHEbzK
— (@geugouia) July 12, 2023
Which part is wrong?
— Viktor Axelsen (@ViktorAxelsen) July 14, 2023
The player obligation: I understand that we have obligations and that is totally fine, I personally love to promote the sport, but to make the athletes travel on their expense, even though injured, is that fair?
I’m not talking about myself only, but for… https://t.co/PUfQRvtcWC pic.twitter.com/75ez1qOu7n
Menurut Axelsen, BWF seharusnya siap menanggung akibat dari keterlambatan pembayaran uang hadiah dari panitia penyelenggara.
Dalam kicauannya Axelsen turut membagikan laporan keuangan BWF untuk tahun 2022 di mana total nilai aset mereka adalah 52.573.295 dolar AS (786 miliar rupiah).
"Kalau kesejahteraan atlet begitu penting, kenapa BWF pertama-tama tidak memastikan bahwa atlet menerima hadiah uang tepat waktu?" sambung Axelsen.
"Bahkan jika kalian belum menerima uangnya dari penyelenggara. Bukan menjadi masalah atlet kalau uangnya terkadang terlambat dibayarkan oleh penyelenggara."
"Saya memeriksa laporan tahunan kalian dan seperti yang saya lihat, kalian memiliki modal lebih dari cukup untuk memastikan atlet mendapatkan hadiahnya tepat waktu, iya kan?"