Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Legenda timnas Indonesia, Firman Utina, menyampaikan saran yang baik untuk PSSI jelang bergulirnya Piala Dunia U-17 2023.
Hal itu disampaikan oleh Firman Utina saat mengemban tugas dari PSSI yakni menjadi salah satu pelatih yang memantau seleksi pemain timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2023.
PSSI menugaskan Firman Utina untuk menyeleksi bibit muda buat keperluan Piala Dunia U-17 2023 di kawasan Tangerang hingga Banten.
Seleksi tersebut dilakukan di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten, Minggu (16/7/2023).
Dari data yang diterima oleh BolaSport.com, ada sekitar 150 peserta yang mengikuti seleksi di Stadion Indomilk Arena.
Baca Juga: Timnas Sepak Bola Amputasi Indonesia Targetkan Juara di Malaysia
Mereka dibagi dalam beberapa tim dan diujitandingkan untuk melihat kemampuan masing-masing pemain.
Firman Utina melihat langsung aksi-aksi yang dipertontonkan oleh para peserta.
"Agenda saya pada hari ini (16 Juli 2023) yakni menyeleksi pemain-pemain yang berada di Tangerang dan sekitarnya," kata Firman Utina kepada BolaSport.com, Minggu (16/7/2023).
"Kenapa di sini? Karena Banten juga memiliki potensi-potensi kelahiran 2006-2007."
"Kami ditunjuk untuk memantau atau menyeleksi pemain-pemain atau bakat-bakat yang ada di Tangerang."
"Total pemain yang ikut dalam seleksi di Tangerang itu yang saya dengar dari panitia ada sekitar 150-an peserta," sambung Firman.
Lebih lanjut, Firman Utina memberikan tanggapannya terkait potensi yang ada dalam proses seleksi berlangsung.
Firman menyadari ada perbedaan yang cukup kontras saat seleksi.
Eks gelandang timnas Indonesia tersebut dapat membedakan secara jelas mana pemain yang sering berlatih dan mana yang tidak.
Kompetisi menjadi faktor yang disorot oleh Firman Utina.
Firman menilai semua pemain bagus, tetapi hanya faktor kesiapan fisik dalam seleksi yang dapat dibedakan.
"Mereka banyak datang dari pemain yang belum siap. Di sisi lain banyak juga pemain yang sudah siap. Mereka itu yang terseleksi," ucap Firman Utina.
"Kenapa? Karena yang sudah siap itu mereka berlatih rutin. Sedangkan pemain yang tidak siap itu bukan artinya tidak bagus. Tetapi, mereka tidak berlatih rutin dan tak memiliki kompetisi yang berjangka panjang."
"Akhirnya kelihatan timpang antara pemain yang berlatih dan sering mengikuti kompetisi dengan pemain yang jarang berlatih serta tak mengikuti kompetisi."
"Jadi dapat terlihat sekali di seleksi Tangerang ini karena kami lihat ada pemain yang keram dan ada pemain yang baru beberapa kali lari, mereka sudah capek."
"Karenanya, kami bisa memastikan bahwa ada pemain yang berlatih dan pemain yang tak berlatih."
"Tetapi karena seluruh anak bangsa berhak untuk mengikuti dan masuk di talent scouting ini, maka kami memberikan wadah atau latihan yang sekiranya bisa memantau mereka," tambah sosok yang kini memiliki lisensi kepelatihan AFC A tersebut.
Baca Juga: PSIS Dipastikan Kehilangan Satu Pemain Asing Saat Hadapi PSS
Berbicara mengenai kompetisi usia muda, PSSI sejatinya sudah memiliki Elite Pro Academy (EPA).
EPA sendiri terbagi dalam tiga kelompok usia yakni mulai dari turnamen khusus U-14, U-16, hingga U-18.
Namun, EPA ibarat masih jalan di tempat karena belum kembali digulirkan kompetisinya.
Sudah memasuki tahun 2023, namun EPA terakhir digelar untuk musim 2022.
Padahal, Indonesia sedang dihadapkan dengan persiapan Piala Dunia U-17 2023, yang rencana digelar pada 10 November hingga 2 Desember 2023.
Baca Juga: Situasi Pelik Hampiri Persib, Marc Klok Bakar Semangat Pemain Jelang Hadapi PSM
Firman Utina memandang penting kehadiran EPA jelang mempersiapkan kekuatan timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2023.
Firman pun memberikan saran baik kepada PSSI untuk menggulirkan kembali EPA.
"Kalau ditanya EPA penting atau tidak, ya saya jawab penting sekali," tutur Firman Utina.
"Karena kita lihat tiba-tiba Indonesia ditunjuk sebagai negara yang tampil di Piala Dunia U-17, maka dari itu balik lagi ke belakang apakah klub-klub berkompetisi rutin di kategori usia ini. Hal ini yang jadi pertanyaan."
"Kompetisi berjenjang atau kompetisi kelompok umur sangat penting untuk tetap dilaksanakan oleh federasi atau oleh pemerintah daerah dengan saling berkolaborasi."
"Karena hal yang seperti ini bisa menjadi solusi."
"Misal ada kemarin tim yang sudah dibentuk oleh Mas Bima Sakti kelahiran 2006 yang dipersiapkan untuk Piala Dunia U-17, tetapi berapa lama mereka berhenti mengikuti kompetisi? Mungkin hampir sekitar satu tahun lebih. Jadinya, Coach Bima seperti mengulang pekerjaannya."
"Tetapi, kalau ada kompetisi rutin seperti Liga 1 untuk pemain U-17, Coach Bima tidak perlu susah-susah untuk memantau pemain-pemainnya. Beliau juga sudah pasti langsung tahu level pemain dan ada pemain generasi baru yang muncul juga."
"Pentingnya kompetisi yang harus diperhatikan adalah kompetisi yang bukan hanya satu bulan atau dua bulan selesai, tetapi kompetisi yang jangka panjang dan mempersiapkan rencana dari umur berapa pemain yang akan dikembangkan serta bentuk kompetisinya."
"Dengan begitu, pemain-pemain muda atau bakat-bakat di Indonesia bisa terjaga."
"Terjaga bukan sekadar kita memantau datanya, tetapi mereka terdata dan terseleksi secara rutin lewat kompetisi. Juga ada pelatihan yang rutin dilakukan oleh tim-timnya," tambah figur berumur 41 tahun tersebut.
Baca Juga: 4 Pelatih yang Dinilai Cocok Gantikan Luis Milla di Persib.
Meskipun EPA belum berjalan lagi, Firma Utina juga memuji langkah PSSI dan Bima Sakti selaku pelatih timnas U-17 Indonesia yang mencari pemain untuk Piala Dunia U-17 2023 melalui daerah-daerah.
Ada 12 daerah yang menjadi tempat seleksi pemain timnas U-17 Indonesia yakni Bandung, Palembang, Gianyar, Tangerang, Banjarmasin, Medan, Solo, Jakarta, Samarinda, Surabaya, Manado, hingga Makassar.
Firman menilai seleksi timnas U-17 Indonesia yang menyasar ke daerah-daerah turut menjadi solusi untuk mencari amunisi-amunisi buat Piala Dunia U-17 2023.
"Ya ini luar biasa, apalagi adanya kolaborasi dari PSSI, Pemerintah, Kemenpora, dan klub-klub profesional yang memiliki pelatihan untuk pemain kelompok usia muda U-16, U-18, serta U-20," ujar Firman Utina.
"Maka, seleksi-seleksi daerah ini terbantu sekali untuk mencari bibit-bibit dari pelosok hingga yang ada di kota besar," sambung pesepak bola yang pernah memperkuat Persib dan Persija tersebut.