Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sektor ganda putri Indonesia baru memiliki satu pasang yang mapan untuk bersaing dalam race to Olimpiade Paris 2024.
Mantan ganda putri Indonesia, Greysia Polii, menjadi salah satu pemain sukses di sektor ini. Namun, skuad Merah Putih belum memiliki dua pasang ganda putri yang stabil.
Saat ini, baru Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang masuk jajaran 10 besar dunia. Namun, Apriyani/Fadia belum meraih prestasi lagi hingga paruh pertama kalender kompetisi 2023.
"Saya berharap sih ada 2 pasang (ke Olimpiade Paris) karena selama ini selalu 1 pasang saja yang bertanding di Olimpiade," kata Greysia disela acara penghargaan Santini Jebreeet Media Awards 2023 di Jakarta, Rabu (19/7/2023).
"Kalau ingin meloloskan 2 pasang harus masuk rangking 1 sampai 8. Nah itu memang ya, cukup sulit, sulit banget. Tetapi, bukan berarti tidak bisa, ya karena kita punya kemampuan. Itu harapan saya," ujar ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani ini.
Greysia mengakui bahwa saat ini ganda putri Indonesia yang terlihat dalam persaingan papan atas baru Apriyani/Fadia.
"Terus di belakang mereka ada Ana/Tiwi (Febriana Dwipujikusuma/Amalia Cahaya Pertiwi). Mereka harus berjuang tuh untuk masuk di ranking 1-8 ini."
"Mereka harus menyodok ke 8 besar kalau memang cuma pasang berarti harus menembus peringkat 1-13. Nah, siapa nih yang bisa mempertahankan rangkingnya itu," ucap wanita berusia 35 tahun itu.
Terkait Apriyani/Fadia yang belum menuai prestasi lagi, Greysia berpesan agar Apriyani tetap menjalani perannya.
"Saya tahu pressure-nya sekarang lagi tinggi karena untuk mempertahankan rangkingnya ke Olimpiade sangat besar. Jadi, saya cuma bisa memberi saran nikmatilah dan terus berjuang untuk bisa selalu keluar dari zona nyaman," tutur Greysia.
Karena itu, Greysia berharap regenerasi ganda putri jangan hanya satu pasang.
"Harus ada 2 atau 3 yang bisa menopang. Kalau kita lihat ganda putra Indonesia contohnya, atau yang lain deh kayak China, Korea, Jepang ada 4-5 pasang dan yang juara bukan pasangan yang itu-itu saja," ucap peraih emas Asian Games 2010 bersama Nitya Krishinda Maheswari itu.
"Saya berharap di ganda putri ini punya pasangan lainnya yang sama kuatnya dan levelnya itu sudah setara, bisa berkompetisi di level tinggi."
"Regenerasi ganda putri Indonesia ada semuanya. Hanya sekarang bagaimana dari atletnya itu bisa memaksimalkan potensi mereka," ujar Greysia.
Selain tantangan lolos ke Olimpiade, cabang olahraga bulu tangkis juga tengah berjuang agar tetap bisa dipertandingkan pada Olimpiade.
Dominasi dari suatu negara membuat bulu tangkis terancam dicoret dari cabang yang akan dipertandingkan pada multievent terbesar dunia tersebut.
"Makanya ini yang selalu dikerjakan seluruh dunia termasuk BWF sebagai induk internasional, bahwa bulu tangkis itu harus seperti ekosistem," ujar ibu satu putri itu.
"Harus ada ekosistem yang baik sehingga ketika ada ekosistem baik, ada perputaran di situ bukan hanya industrinya aja. Tetapi, perputaran pemain atau negaranya itu bisa juara bergantian."
"Nah, itu yang akan membuat semakin menarik kan. Kita semua sedang bekerja supaya bulu tangkis ini bisa selalu ada di Olimpiade karena memang persaingan olahraga di olimpiade sangat ketat."
"Jadi, tanggapan saya karena saya ada di dalamnya (komisi atlet BWF) saya ingin bekerja bagaimana supaya bulu tangkis bisa bertahan. Jadi, bukan hanya pekerjaan 1 atau 2 orang, tetapi keseluruhan," tutur Greysia.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Greysia akan melihat posisi bulu tangkis ada dimana karena yang memegang wewenang adalah IOC (Komite Olimpiade Internasional).
"Jadi, tidak bisa mengeluarkan cabang olaharaga begitu saja dari Olimpiade. Mungkin itu rahasianya mereka. Jadi, kami berharap ekosistem dan industri yang baik di olahraga ini agar yang juaranya tidak itu-itu saja."
"Yang menjadi masalah itu juaranya di 1 negara saja. Kalau misalnya orangnya itu tisak masalah. Namun, yang menjadi masalah kalau juaranya itu yang dominan misal negara A, begitu. Itu menjadi hal yang harus dievaluasi," kata Greysia.