Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Persib Bandung dinilai harus mencari pelatih anyar yang tahan tekanan suporter untuk menggantikan posisi Luis Milla.
Penilaian tersebut diutarakan oleh pengamat sepak bola, M Kusnaeni.
Dalam hal ini, pria yang sering disapa Bung Kusnaeni itu memiliki dua kriteria yang cocok untuk mengisi posisi pelatih Persib.
Pertama yakni bukan sosok baru.
Menurutnya, Persib harus mendatangkan pelatih yang sudah berpengalaman di kancah sepak bola Indonesia.
Hal tersebut tak terlepas dari kondisi Maung Bandung yang belum mampu menunjukan performa terbaiknya di tiga laga Liga 1 2023/2024.
Seperti yang diketahui, Persib hanya mampu meraih tiga poin sejauh ini.
Poin tersebut sekaligus mengantarkan Marc Klok dkk menghuni posisi ke-14 di klasemen.
Sehingga pelatih yang belum berpengalaman bakal berisiko untuk Persib.
Baca Juga: Pelatih Jeonnam Dragons Puji Satu Pemain usai Pesta Gol ke Gawang Ansan Greeners, Asnawi?
"Sosok yang menggantikan Luis Milla sebisa mungkin jangan orang baru."
"Apalagi sekarang kompetisi sudah berjalan memasuki pekan keempat."
"Artinya tidak ada waktu lagi untuk pelatih baru (Persib) beradaptasi terlalu lama."
"Karena dia bisa kehilangan momentum di beberapa pertandingan," kata M Kusnaeni, dilansir BolaSport.com dari Tribun Jabar.
Lanjut ke kriteria kedua.
M Kusnaeni menyarankan Persib mendatangkan pelatih yang memiliki mental kuat.
Semua dilakukan agar pelatih tersebut dapat tahan dengan tekanan yang diberikan suporter.
Baca Juga: Salip Indonesia, Sepak Bola Vietnam Dapat Restu FIFA untuk Penerapan VAR
Bukan rahasia lagi, semain banyak suporter yang dimiliki klub maka semakin besar pula tekanan untuk meraih prestasi.
Hal ini tak hanya berlaku di Persib saja.
Akan tetapi mayoritas klub besar di Tanah Air mengalami kejadian serupa.
"Bukan hanya di Persib, tapi pelatih di Indonesia itu selain harus mampu membuktikan kualitas strateginya di lapangan."
"Tapi juga mereka harus memiliki mental baja untuk menghadapi dinamikan persoalan yang terjadi di luar lapangan."
"Khususnya di media sosial."
"Karena ekspektasi suporter yang begitu tinggi terhadap prestasi klubnya," tuturnya.