Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - PSSI membeberkan terkait wacana pengurangan poin di Liga 1 saat suporter kembali berulah itu belum disepakati ataupun diputuskan.
Seperti diketahui, Liga 1 2023/2024 memang baru memasuki pekan keempat musim ini.
Namun, berbagai kontroversial dari kepemimpinan wasit hingga permasalahan kerusuhan suporter masih menjadi sorotan.
Khususnya untuk perkara kerusuhan suporter ini bahkan sudah terjadi sejak pekan kedua dan ketiga Liga 1 2023/2024.
Dalam dua pekan tersebut sudah terdapat dua kerusuhan suporter yang terjadi selama pertandingan.
Pada laga pekan kedua kerusuhan suporter terjadi selama pertandingan PSM Makassar melawan Dewa United di Stadion Gelora B.J. Habibie, Pare-pare, Jumat (7/7/2023).
Kerusuhan ini terjadi antara sesama suporter PSM Makassar menjelang pertandingan.
Sesama suporter adu jotos di tribun dan video terkait kerusuhan ini pun sempat beredar di media sosial.
Kemudian kerusuhan suporter kembali terjadi dalam pekan ketiga Liga 1 yang mempertemukan Persik Kediri vs Arema FC.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Brawijaya, Kediri, Sabtu (15/7/2023) itu sempat rame karena parahnya kerusuhan suporter tersebut.
Kerusuhan terjadi tepat setelah pertandingan berakhir dan ditemukannya suporter tim lawan yang menyusup ke stadion.
Suporter Arema FC itu bahkan telah menonton dari awal hingga akhir dengan berada di tribun.
Baca Juga: Sadar Tak Disukai Suporter PSG, Neymar Tetap Ngotot Ambil Pilihan Nekat
Akan tetapi, apesnya mereka saat pertandingan berakhir suporter tim tuan rumah menyadari ada penyusup.
Sehingga suporter tim tamu itu pun digebuki hingga ditendang oleh pendukung tim tuan rumah.
Beruntungnya beberapa suporter yang ketahuan itu dibantu oleh pendukung Persik dan melerai agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Dengan begitu, tak ada masalah serius dari kerusuhan itu dan terdapat 25 suporter yang diamankan kepolisian.
Permasalahan suporter yang masih bandel dan memutuskan datang ke stadion ini pun membuat banyak pihak bertanda tanya.
Bahkan tak sedikit yang memberikan saran agar suporter di Indonesia itu jera.
Tak sedikit pihak yang memberi saran agar penerapan pengurangan poin di Liga 1 ini bisa dilakukan.
Sehingga suporter pun akan jera apabila tim kesayangannya poinnya dikurangi apabila mereka melanggar.
Baca Juga: Erick Thohir Geram dengan Kerusuhan Suporter di Laga Persik Vs Arema FC, Ingatkan Sanksi FIFA
Menanggapi hal ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir pun menjelaskan secara rinci soal pengurangan poin tersebut.
Menurutnya pengurangan poin itu memang bisa menjadi salah satu solusi bagus untuk kemajuan sepak bola Indonesia.
Akan tetapi, ia menekankan untuk penerapan poin di Liga 1 ini tak bisa dilakukan begitu saja.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut menekankan bahwa terkait pengurangan poin itu harus ada kesepakatan bersama dengan klub.
Sebab yang akan merasakan dampak dari pengurangan poin ini tentu saja klubnya dan suporter pastinya.
Untuk itu, mantan Presiden Inter Milan tersebut mengaku tak bisa asal memutuskan saja.
“Apakah akan diterapkan pengurangan, tentu kami perlu duduk sama liga,” ujar Erick Thohir kepada awal media termausk BolaSport.comd, di Gedung Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
Menteri berusia 53 tahun itu mengatakan apabila klub-klub Liga 1 telah sepakat dan bilang ayo.
Baca Juga: Persik Kediri Dibayangi Hukuman dari PSSI atas Kerusuhan Suporter
Tentu saja PSSI bisa melangsungkan hal itu, namun kenyataannya tak mudah.
Apalagi sebelum Liga 1 bergulir memang sudah hanya ada tiga kesepakatan terkait pelepasan pemain ke tim nasional.
Kemudian soal aturan pemain di Liga 1 yakni wajib memainkan pemain berusia 23 tahun dan suporter tak boleh datang ke stadion tim tamu.
“Kalau klub-klub ayo kita terapkan tahun ini. Saya mau minggu ini, tetapi kan tidak bisa begitu,” ucap Erick Thohir.
“Kita duduk, dari Liga sudah ada tiga kesepakatan aturan. Kita bisa aja nanti call rapat dengan liga,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali yang telah memimpin rapat bersama Komite Disiplin hingga klub menyinggung soal pengurangan poin.
Zainudin Amali mengatakan bahwa pengurangan poin ini memang telah dibahas dengan klub.
Akan tetapi, dalam pembahasan ini belum terakomodir dengan baik dalam aturan yang ada.
Sehingga penerapan pengurangan poin belum bisa dilakukan pada Liga 1 2023/2024.
“Jadi kemarin saya atas arahan ketum memimpin rapat dengan liga dengan komdis dan tentu dengan PSSI, dan itu berapa hal yang kita samakan persepsi,” kata Zainudin Amali.
“Karena bisa jadi apa yang kita maksudkan, yang disampaikan Ketum soal pengurangan poin, belum terakomodir di dalam aturan,” lanjutnya.
Menurut Amali saat ini pihaknya bakal memberikan hukuman terhadap suporter yang berulah dengan berpedoman pada kode disiplin 2023.
Hal ini dilakukan karena PSSI tak bisa serta merta melakukan pengurangan poin tanpa ada kesepakatan bersama.
Baca Juga: Legenda Persija Akui Ngerinya Suporter Indonesia, Punya Kenangan Mau Dimakan
Untuk itu, PSSI pun bertekad memperbaiki permasalahan suporter ini dengan melakukan perbaikan dari hari ke hari.
“Komdis sekarang ini mereka bersidang berdasarkan kode disiplin 2023 yang disahkan di Kongres,” tutur Amali.
Tentu tidak bisa serta merta apa yang kita inginkan langsung bisa masuk ke situ (pengurangan poin),” lanjutnya.
“Tapi untuk jalan keluarnya liga sudah sepakat apabila masih ada hal-hal yang perlu diakomodasi, maka ada ruangnya di regulasi, tapi tujuannya kita memperbaiki hari demi hari, tentang kompetisi, suporter, itu sudah ada kesepakatan PSSI, Komdis, dan liga,” pungkasnya.