Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung gagal melesat ke final Japan Open 2023 usai ditumbangkan wakil China setelah kehilangan momentum pada gim kedua.
Kepastian itu didapat setelah Gregoria kalah melawan tunggal putri China, He Bing Jiao, pada semifinal Japan Open 2023, Sabtu (29/7/2023).
Berlaga di Yoyogi 1st Gymnasium, Tokyo, Jepang, ia takluk dari wakil unggulan lima tersebut dalam pertarungan tiga gim, 21-13, 19-21, 9-21 dalam 60 menit.
Sepanjang gim pertama dan kedua, Gregoria sebenarnya yang mengambil kendali permainan.
Namun momentum yang luput pada gim kedua, memaksa Gregoria berbalik dalam tekanan dan mulai sering melakukan kesalahan sendiri.
Baca Juga: Japan Open 2023 - Ganda Putrinya Habis, Jepang pun Alami Krisis di Rumah Sendiri
Gim pertama dijalani Gregoria dengan sangat dominan.
Bahkan sejak awal gim, lawan yang justru tampak gugup dengan melakukan tiga kali kesalahan beruntun.
Dalam posisi unggul 3-0, Gregoria makin tampil menawan melepaskan seluruh serangannya dengan nyaman.
Gregoria banyak memancing He Bing Jiao ke sisi kanan overhead, mengingat He adalah pemain kidal.
Taktik itu cukup berhasil setelah tunggal putri China itu beberapa kali terkecoh atau gagal mengembalikan bola dengan sempurna.
Lob serang di sisi tersebut juga sering dilepas He, yang ternyata sering salah pengamatan.
Gregoria memegang kendali permainan penuh dengan keunggulan 9-1.
Samapi interval, tidak banyak yang berubah dari situasi seperti gim pertama.
Temponya masih sama, He sama sekali tidak bisa mengembangkan permainan.
Berkali-kali ia mati langkah dengan smes lurus Gregoria yang diarahkan ke sisi forehand.
Sedangkan Gregoria makin hobi memberikan netting silang mengecoh di sisi depan kanan He yang tak mampu dijangkau lawan.
Pemain 22 tahun itu seperti menari-nari melancarkan semua serangannya dengan reli-reli ciamik yang tak mampu dihalau He.
Di kedudukan 14-8, terjadi reli panjang 27 pukulan yang akhirnya dimenangi Gregoria usai He malah melakukan kesalahan sendiri.
Gregoria mempertahankan keunggulan dan sama sekali tak terkejar hingga menang 21-13.
Pada gim kedua, start Gregoria sebenarnya cukup bagus. Variasinya mulai terlihat dengan banyak memforsir He ke arah deep forehand corner.
Pukulannya mengelabui He hingga berhasil mendapatkan peluang serangan untuk melancarkan smes lurus.
Tetapi beberapa kesalahan sendiri juga dilakukan Gregoria pada awal gim kedua ini.
Pengembaliannya banyak yang melebar, hingga ia tersusul 5-6.
Sejak itu kedudukan terus-menerus imbang sampai Gregoria masih tertinggal 8-9.
Sempat terjadi insiden ketika Gregoria hendak mengambil bola overhead, lutut kirinya tampak sedikit salah tumpu.
Gregoria tidak meminta perawatan namun ia terlihat beberapaka kali menggerakkan kaki kirinya.
Meski demikian pertandingan tetap dijalankan seperti biasa, Gregoria masih terus berjuang.
Tertinggal 8-11, Gregoria mampu perlahan mengejar sampai menyamakan kedudukan 14-14.
Sayangnya, momentum itu hilang setelah beberapa kali kesalahan sendiri dilakukan Gregoria. Ia tertinggal sampai 17-20.
Pemain kelahiran Wonogiri itu sebenarnya nyaris saja memaksa setting ketika mampu mengejar 19-20. Tapi servis error darinya membawa dia harus menuju gim penentuan.
Memasuki gim ketiga, start Gregoria tidak bagus. Ia tertinggal 3-6 setelah beberapa kali unforced error dan antisipasinya mudah kena balik serang He.
Serangan Gregoria sudah terbaca dan gampang ditebak He.
Membuat permainannya makin sulit dikembangkan hingga ia tertinggal 5-11.
Setelah jeda turun minum, Gregoria bagai habis bensin dan kesulitan mengikuti irama permainan He.
Kelelahan itu terlihat dari kesalahan-kesalahan elementer yang dilakukannya hingga tertinggal dengan cukup telak 6-13.
Gregoria semakin banyak melakukan kesalahan sendiri, fisiknya terkuras dan ia tertinggal jauh 8-18.
Gregoria hanya bisa menambah satu angka sebelum akhirnya kalah 9-21.