Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, kembali diwanti-wanti jelang bergulirnya Kejuaraan Dunia 2023.
Chia/Soh diharapkan tidak terlena dengan status juara bertahan pada Kejuaraan Dunia 2023 yang akan dihelat di Kopenhagen, Denmark, pada 21-27 Agustus 2023.
Di babak final, Chia/Soh sukses mengalahkan juara dunia tiga kali dari Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Baca Juga: Daftar Prestasi Pebulu Tangkis Indonesia pada Kejuaraan Dunia BWF
Kemenangan itu mengantarkan Chia/Soh menjadi pebulu tangkis asal Malaysia pertama yang memenangi Kejuaraan Dunia sejak ajang ini diinisiasi pada 1977.
Namun setelah itu, performa Chia/Soh tetap mengalami naik turun.
Mantan pasangan nomor dua dunia tersebut juga belum berhasil memutus kebuntuan di mana mereka tak pernah sekali pun menang di turnamen terbuka.
Tahun ini dua kesempatan tampil di final gagal dimanfaatkan Chia/Soh usai kalah di India Open dan Indonesia Open.
Kans Chia/Soh untuk mempertahankan takhta menjadi diragukan karena belum bisa melanjutkan momentum bagus setahun setelah menjadi Juara Dunia.
Persoalan itu kemudian diungkit oleh dua pelatih asal Indonesia yang saat ini memegang jabatan penting di federasi bulu tangkis Malaysia (BAM) yakni Rexy Mainaky dan Nova Widianto.
Rexy, direktur kepelatihan ganda, mengatakan Chia/Soh perlu belajar dari kesalahannya sendiri agar tidak terus terpuruk.
"Gelar juara dunia yang mereka raih setahun lalu tidak bisa dijadikan jaminan," kata Rexy dikutip BolaSport.com dari Harian Metro.
Nova Widianto yang membesut tim ganda campuran Malaysia lantas membandingkan prestasi Chia/Soh dengan pendahulu mereka, Koo Kien Keat/Tan Boo Heong.
“Nova pernah tanya ke saya, berapa turnamen yang Koo Kien Keat-Tan Boon Heong menangi setelah menjuarai All England," kata Rexy melanjutkan.
"Saya jawab mereka menjuarai enam atau tujuh turnamen, tapi keadaan Aaron-Wooi Yik sudah menang (juara dunia) lalu hilang selama satu tahun."
Baca Juga: Race to Paris 2024 - Mundur 3 Langkah, Gregoria Masih Ungguli 1 Juara Olimpiade
"Aaron-Wooi Yik perlu seperti itu, jangan muncul setahun sekali lalu menghilang," ujar Rexy.
Duet Koo Kien Keat/Tan Boo Heong sangat disegani pada masanya hingga menjadi ganda putra nomor satu dunia.
Sejak merebut emas Asian Games 2006 di usia 21 tahun (Koo) dan 19 tahun (Tan), prestasi mereka tetap melejit bersama Rexy Mainaky selaku pelatih.
Pada 2007 mereka memenangi empat ajang Superseries yaitu Malaysia Open, All England Open, Swiss Open, dan Denmark Open.
Sampai pensiun pada 2016, Koo/Tan menambah koleksi trofi mereka dengan 4 gelar Superseries dan 6 gelar Grand Prix.
Rexy juga mengingatkan Chia/Soh akan kebangkitan pasangan lain.
Salah satu calon kompetitor yang sedang menjadi sorotan adalah kampiun Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi Lin.
Lee/Wang akhirnya memutus paceklik gelar panjang usai Olimpiade dengan merengkuh gelar Japan Open 2023.
Rexy berharap Chia/Soh bisa menjadikan legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, sebagai inspirasi bagi mereka untuk terus konsisten.
Baca Juga: Update Ranking Race to Paris 2024 - Fajar/Rian Naik Tingkat, Taiwan Diam-diam Melejit di Ganda Putra
Lee pernah mendominasi tunggal putra bersama Lin Dan.
Jika Lin Dan menguasai Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, Lee Chong Wei menancapkan taringnya di ajang sirkuit hingga menjadi raja bulu tangkis selama 349 pekan.
“Kami selalu mengatakan Chong Wei memiliki banyak gelar karena dia memang memiliki kemauan yang tinggi," ucap Rexy melanjutkan.
"Mereka harus menggunakan kemauan Chong Wei sebagai inspirasi karena dia masih haus akan kemenangan meskipun dia memiliki banyak gelar."
"Meski tanpa gelar Kejuaraan Dunia dan medali emas Olimpiade, dia (Lee Chong Wei) selalu menunjukkan kemauan."
"Itu yang harus dimiliki setiap pemain, bukan hanya seorang pelatih," ujar Rexy.