Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, telah menambah api persaingannya yang tak berkesudahan dengan legenda MotoGP Italia, Valentino Rossi.
Pembalap berusia 30 tahun itu mengklaim bahwa "akan lebih baik berpura-pura" menjadi teman tetapi "Saya benci berpura-pura".
Mungkin perseteruan sengit MotoGP masih berlanjut secara lisan hingga saat ini, dan wawasan baru tersebut dimuat dalam bukunya 'Menjadi Marc Marquez: Inilah Cara Saya Memenangkan Balapan'.
Marquez melihat kembali ke MotoGP Argentina 2018 ketika dia menjadi penyebab Rossi terjatuh dari motor Yamaha-nya.
Peristiwa itu menjadi salah satu balapan panas yang melibatkan dua pembalap juara dunia tersebut.
Marquez mengakui dia menganggap bermain bagus dalam kutipan buku melalui Marca: "Saya pasti berpikir, 'Anda tahu apa? Lupakan saja'.
Dia memiliki banyak penggemar dan itu berarti memusuhi mereka, tetapi pilihan apa yang saya miliki? Menjadi tidak setia pada diriku sendiri? Tentu saja tidak," kata Marquez dilansir BolaSport.com dari Crash.
"Saya benci berpura-pura, tidak jujur. Untuk alasan taktis, lebih baik berpura-pura menjadi teman Valentino, tetapi saya tidak seperti itu."
Marquez juga menyebutkan umpannya yang terkenal dari Rossi di Corkscrew, di Laguna Seca, pada tahunnya sebagai rookie atau pembalap debutan pada MotoGP 2013.
Dia tidak dihukum karena keluar jalur saat menyalip, dan bahkan Rossi mengakui kesamaan dengan gerakannya sendiri saat melawan Casey Stoner dari 2008.
"Saya akan berbohong jika saya mengatakan bahwa saya telah merencanakan manuver itu," tulis Marquez dalam bukunya.
"Tidak ada niat atau kejeniusan. Saya sama sekali tidak peduli siapa yang ada di depan saya," aku pembalap asal Spanyol tersebut.
"Dan saya tidak ingin bertarung, saya hanya ingin menyalip secepat mungkin."
Tentunya momen paling panas antara Rossi dan Marquez terjadi pada 2015.
Rossi secara terbuka menuduh Marquez mencoba membantu Jorge Lorenzo dalam memenangkan gelar. Rossi dan Lorenzo saat itu masih membela tim pabrikan Yamaha.
Di Malaysia, Marquez terjatuh saat mereka bentrok dan kemudian menuduh Rossi yang menendangnya.
Rossi kehilangan peluang gelar ketujuh juara dunia dari Lorenzo pada balapan penutup musim 2015.
"Pertarungan antara Valentino dan saya menjadi sangat buruk sehingga kami kehilangan rasa hormat satu sama lain," tulis Marquez.
"Dia telah menjadi pahlawan saya dan dalam beberapa bulan dia menjadi [saingan] bagi saya, dan dia tetap seperti itu hingga hari ini."
"Antara Australia dan Malaysia pada 2015 dia menuduh saya melakukan hal-hal yang tidak masuk akal dan dalam konferensi pers itu terlalu berlebihan," ujar Marquez.
"Dalam hal apa pun itu bukan konspirasi Spanyol melawan Italia."
Marquez menjelaskan bahwa mentalitasnya kepada rival pada MotoGP.
"Jika saya harus melewati tembok, saya melewatinya. Semudah itu. Saya sama sekali tidak mau," ucap Marquez.
"Jika seseorang lebih baik dari saya, saya menghormatinya. Tetapi agar rivalnya tidak bingung, itu bukan persahabatan."
Marquez akan kembali ke lintasan untuk menjalani seri balap MotoGP Austria di Red Bull Ring, 18-20 Agustus.
Baca Juga: Usai Operasi di Portugal, Apakah Marcus Fernaldi Gideon Masih Akan Bertanding?